27
Gambar 5. Pengaruh Terak Baja terhadap Jumlah Anakan Produktif Jumlah anakan maksimum dan anakan produktif tertinggi terdapat pada
perlakuan NPK 2 + 5 slag sebanyak 18 dan 17.5 batangpot. sedangkan jumlah terendah yaitu kontrol masing-masing sebanyak 2 batangpot. Anakan maksimum
diamati pada minggu ke-11, sedangkan jumlah anakan produktif dihitung pada saat panen. Pengaruh yang sangat nyata juga ditunjukkan pada biomassa tanaman dimana
perlakuan NPK 2 + 5 slag dengan bobot tertinggi dan kontrol dengan bobot terendah.
4.3.2. Produksi Tanaman
Tabel 8 menyajikan pengaruh terak baja terhadap produksi tanaman. Variabel- variabel yang diukur adalah bobot gabah kering panen, bobot gabah kering giling,
bobot kering gabah bernas, dan persentase gabah hampa. Produksi gabah yang dihasilkan oleh tanaman dengan perlakuan slag dan tanpa slag sangat jelas
perbedaannya. Semakin tinggi dosis slag, maka semakin besar produksinya. Perlakuan NPK 1 + 3 slag menghasilkan produksi yang rendah. Hal ini dikarenakan
pertumbuhan tanaman pada dua ulangan kurang bagus. Jumlah anakan maksimum dan anakan produktif pada perlakuan ini juga rendah
2 11.75
3 6.5
8 6.75
12 13.75
2.5 3.75
12.25 13.25 13.75
17.5
2 4
6 8
10 12
14 16
18 20
JUMLAH A
N AKAN
Bata n
gpot
PERLAKUAN
28
Tabel 8. Pengaruh Terak Baja terhadap Produksi Tanaman Padi
Perlakuan Bobot GKP
Bobot GKG Bobot KGB
Persentase GH
………………………....gpot…………………… Kontrol
Standar NPK 1
NPK 1 + 1 Slag NPK 1 + 2 Slag
NPK 1 + 3 Slag NPK 1 + 4 Slag
NPK 1 + 5 Slag NPK 2
NPK 2 + 1 Slag NPK 2 + 2 Slag
NPK 2 + 3 Slag NPK 2 + 4 Slag
NPK 2 + 5 Slag 0.67a
12.36abc 2.89ab
13.86abcd 20.66cde
14.61bcd 26.46de
31.79e 3.38ab
4.59ab 23.48cde
27.27de 28.82e
31.51e 0.58a
9.78ab 1.57a
11.36abc 17.97bcde
11.95abcd 24.41de
27.29e 2.03a
3.31a 19.50bcde
23.03cde 23.73cde
27.07e 0.55a
8.35ab 1.25a
10.98abc 17.52bcd
11.35abc 22.38cd
26.44d 1.87a
3.07a 18.08bcd
22.09cd 22.48cd
24.70d 4.55a
32.59b 36.51b
3.95a 2.55a
5.99a 7.78a
3.33a 14.15a
11.11a 5.76a
4.24a 5.92a
9.16a Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda pada taraf
α = 5 dengan Uji Wilayah Berganda Duncan DMRT
Hasil analisis ragam Tabel Lampiran 15, 16, 17, dan 18 menunjukkan bahwa pemberian terak baja berpengaruh sangat nyata meningkatkan produksi tanaman padi.
Bobot gabah kering panen paling tinggi diperoleh pada perlakuan NPK 1 + 5 slag yaitu 31.79 gpot, berbeda nyata dengan kontrol yang bobotnya hanya 0.67 gpot. Hal
yang sama terlihat pada bobot gabah kering giling dan bobot gabah kering bernas, dimana didapatkan hasil yang paling tinggi pada perlakuan NPK 1 + 5 slag,
masing-masing sebesar 27.29 dan 26.44 gpot.
29
Gambar 6. Pengaruh Terak Baja terhadap Bobot Gabah Kering Giling
Gambar 7. Pengaruh Terak Baja terhadap Bobot Kering Gabah Bernas Persentase gabah hampa paling tinggi terlihat pada perlakuan standar dan
NPK 1 masing-masing 32.59 dan 36.51. Pertumbuhan kedua perlakuan tersebut
0.58 9.78
1.57 11.36
17.97 11.95
24.41 27.29
2.03 3.31
19.50 23.03 23.73
27.07
5 10
15 20
25 30
BOBOT GAB
AH KE
RING GIL
ING gpot
PERLAKUAN
0.55 8.35
1.24 10.98
17.52 11.35
22.38 26.44
1.87 3.07
18.08 22.09 22.48
24.7
5 10
15 20
25 30
BOB O
T KE
RING GABA
H BERNAS
gpot
PERLAKUAN
30
sebenarnya relatif normal, tetapi perbedaannya dengan tanaman yang diberi perlakuan terak baja terlihat sangat nyata pada persentase gabah hampa. Penyakit
bercak coklat yang menyerang padi dengan perlakuan standar dan NPK tanpa slag merupakan penyebab nilai persentase gabah hampa yang tinggi pada kedua
perlakuan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Suwarno dan Goto 1997, bahwa pemberian terak baja dapat meningkatkan persentase gabah isi dan menurunkan
persentase gabah hampa. Pemberian slag sebagai pupuk silikat meningkatkan ketahanan tanaman
terhadap kerebahan, dan daun menjadi lebih tegak. Dengan demikian, proses fotosintesis lebih optimal sehingga persentase gabah hampa menjadi rendah. Yoshida
1981 menyatakan bahwa tanaman yang rebah, daun yang saling menaungi dan tidak beraturan menghasilkan gabah hampa yang tinggi.
Gambar 8. Pengaruh Terak Baja terhadap Persentase Gabah Hampa
4.3.3. Produksi Relatif Tanaman Padi