Perdarahan akibat defisiensi vitamin K PDVK Pelaksanaan Pemberian Injeksi Vitamin K1 Profilaksis

19 makanan.Kekurangan vitamin K terjadi bila ada gangguan absorpsi lemak bila produksi empedu kurang atau pada diare Almatsier, 2005 hlm. 184. Kelebihan vitamin K hanya bisa terjadi bila vitamin K diberikan dalam bentuk berlebihan berupa vitamin K sintetik menadion.Gejala kelebihan vitamin K adalah hemolysis sel darah merah, sakit kuning jaundice dan kerusakan pada otak Almatsier, 2005 hlm. 184.

G. Perdarahan akibat defisiensi vitamin K PDVK

Vitamin K penting untuk sintesis sejumlah faktor pembekuan darah – defiseiensi dapat menyebabkan gangguan perdarahan yang dikenal sebagai penyakit perdarahan pada bayi baru lahir.Faktor – faktor pembekuan darah yang bergantung pada vitamin K terdapat dalam konsentrasi rendah saat lahir. Tetapi jumlah ini kemudian turun hingga level terndah pada usia 2 – 5 hari Henderson, 2006 .hlm. 391. ASI mengandung vitamin K dalam jumlah sangat sedikit dan bayi yang mendapat ASI dapat menderita akibat penyakit pendarahan yang muncul terlambat, kadang kala perdarahan fatal intracranial dapat terjadi Henderson, 2006 .hlm. 391. Sejak tahun 1950, bayi – bayi yang beresiko tinggi mengalami penyakit perdarahan bayi – bayi yang preterm dan bayi yang meminum ASI, bayi yang kelahirannya dibantu alat atau bayi yang mengalami trauma saat lahir, bayi yang menggunakan antibiotic atau yang ibunya mengonsumsi obat – obatan yang memengaruhi metabolisme vitamin K diberikan profilaksis vitamin K setelah lahir Handerson, 2006 hlm. 391. Perdarahan akibat defisiensi vitamin K PDVK dapat terjadi spontan atau perdarahan karena proses lain seperti pengambilan darah vena atau pada Universitas Sumatera Utara 20 operasi, disebabkan karena berkurangnya faktor pembekuan darah koagulasi yang tergantung pada vitamin K yaitu faktor II, VII, IX dan X. Sedangkan faktor koagulasi lainnya, kadar fibrinogen dan jumlah trombosit dalam batas normal KEMENKES RI, 2011 hlm. 5.

H. Pelaksanaan Pemberian Injeksi Vitamin K1 Profilaksis

1. Peralatan dan Perlengkapan dalam Pemberian Vitamin K a. Vitamin K injeksi b. Sarung tangan satu pasang c. Sepuit seteril 1 cc sepuit kecil d. Bak instrumen e. Kom dan Bengkok f. Kapas basah DTT g. Kapas kering h. Waskom berisi larutan chlorin 0,5 i. Safety box j. Wastafel tempat cucu tangan k. Sabun biasa antiseptik l. Handuk lap tangan b. Cara Pemberian Semua bayi baru lahir harus diberikan injeksi vitamin K1 profilaksis. Jenis vitamin K yang digunakan adalah vitamin K1 phytomenadione injeksi dalam sediaan ampul yang berisi 10 mg Vitamin K1 per 1 ml. Cara pemberian profilaksis injeksi vitamin K1 adalah : Universitas Sumatera Utara 21 1. Masukkan vitamin K1 ke dalam spuit sekali pakai steril 1 ml, kemudian disuntikkan secara intramuskular di paha kiri bayi bagian anterolateral sebanyak 1 mg dosis tunggal, diberikan paling lambat 2 jam setelah lahir. 2. Vitamin K1 injeksi diberikan sebelum pemberian imunisasi hepatitis B0 uniject, dengan selang waktu 1-2 jam. Adapun langkah– langkah pemberian vitamin K pada bayi baru lahir yang dikutip dari Yuli. 2009. hal. 41-43 adalah : 1. Sapa ibu dan bayi dengan ramah dan menginformasikan bahwa bayinya akan di suntik 2. Cek kembali kepastian vitamin K injeksi. 3. Jelaskan hal-hal yang berkaitan denngan injeksi yang akan di berikan pada ibu: manfaat, efek samping, tempat injeksi, dan lain-lain. 4. Cuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir, keringkan dengan handuk 5. Siapkan vitamin K injeksi yang akan diberikan dengan mendekatkan meja yang tidak terkena matahari langsung. 6. Pakai sarung tangan tidak perlu seteril hanya untuk melindungi petugas dari infeksi. 7. Ambil vitamin K injeksi kemudian buka patahkan tutupnya. 8. Lepaskan tutup sepuit dengan tidak menyentuh jarum sepuit. 9. Masukkan vitamin K injeksi ke dalam sepuit kecil 1cc. 10. Keluarkan gelembung udara, pegang sepit tegak lurus dan tarik penyumbatnya kemudian masukan perlahan. 11. Tentukan tempat injeksi di paha anterolateral di vastus lateralis. 12. Desinfeksi tempat penyuntikan dengan kapas bukan kapas alkohol. Universitas Sumatera Utara 22 13. Suntikkan vitamin K injeksi secara intramuskuler tegangkan kulit dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri tangan yang tidak dominan tusukkan jarum kedalam kulit membentuk sudut 900. hapus darah dilokasi penyuntikan dengan kapas kering. 14. Masukan sepuit kedalam larutan klorin, hisap larutan larutan klorin ke dalam spuit. 15. Buang sampah spuit ke dalam safety box. 16. Beritahu ibu tentang relaksasi lokal yang mungkin timbul rasa sakit atau kemerahan dan pembengakan di sekitr tempat penyuntikan. Relaksasi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang setelah dua hari. 17. Bereskan semua peralatan yang digunakan dan pisahkan sampah kering dan sampah basah 18. Cuci tangan di wadah larutan kelorin 0,5, bersihkan sarung tangan dan lepaskan secara terbalik 19. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan handuk. 20. Amati reaksi pasca penyuntikan. 21. Ingatkan ibu untuk kunjungan ulang imunisasi 22. Pendokumentasian. Pada bayi yang akan dirujuk tetap diberikan vitamin K1 dengan dosis dan cara yang sama. Pada bayi yang lahir tidak ditolong bidan, pemberian vitamin K1 dilakukan pada kunjungan neonatal pertama KN 1 dengan dosis dan cara yang sama. Setelah pemberian injeksi vitamin K1, dilakukan observasi KEMENKES RI, 2011 hlm. 7. Universitas Sumatera Utara 23 BAB III KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Dokumen yang terkait

Tindakan Bidan Dalam Pencegahan Hipotermi Bayi Baru Lahir di Klinik Bersalin Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2014

0 24 61

Pengaruh Karakteristik dan Personal Selling oleh Bidan Praktik Swasta terhadap Pemberian Susu Formula kepada Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli Kota Medan

1 28 159

Pelaksanaan Pemberian Vitamin K oleh Bidan Pada Bayi Baru Lahir di Puskesmas Kecamatan Medan Marelan Tahun 2010

3 57 46

Pengaruh Karakteristik Dan Motivasi Bidan Praktek Terhadap Pemberian Susu Formula Pada Bayi Baru Lahir Di Klinik Bersalin Kota Medan Tahun 2007

0 26 61

Pengetahuan dan Sikap Bidan dalam Praktik Penyimpanan Vaksin pada Bidan Praktik Swasta.

0 0 5

Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Terhadap Tindakan Bidan Praktik Swasta dalam Pemberian Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2014

0 0 26

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan (knowladge) - Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Terhadap Tindakan Bidan Praktik Swasta dalam Pemberian Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2014

0 0 17

PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP TINDAKAN BIDAN PRAKTIK SWASTA DALAM PEMBERIAN VITAMIN K PADA BAYI BARU LAHIR DI KECAMATAN BINJAI TIMUR KOTA BINJAI TAHUN 2014

0 0 11

11 HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU HAMIL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PEMBERIAN VITAMIN K PADA BAYI BARU LAHIR

0 0 9

26 HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN

0 0 7