Bercita-cita Tinggi [Pembelajaran Karakter] Bab iv. implementasi pend. karakter dalam sejarah

Pengorbanan itu pun tidaklah sia-sia. Pengorbananan mereka diterima, namun Allah SWT tidak mengambil apapun dari mereka. Tidak pula nyawa Ismail. Kisah Ibrahim adalah salah satu kisah hebat tentang berkorban. Kisah Nabi Ibrahim dan Ismail itu adalah latar belakang adanya Hari Raya Qurban yang dirayakan umat Islam setiap tahun. Dalam Islam Berkurban begitu dihargai. Karenanya nyatanya kurban itu juga memiliki manfaat social yang begitu besar dalam kehidupan. Untuk menuju sebuah perubahan yang lebih baik, pengorbanan dalam bentuk apapun tak bisa dihindari. Tidak ada perjuangan yang tanpa pengorbanan. Untuk bisa berjuang dalam kancah pergerakan nasional, Hatta harus hidup menyendiri tanpa kekasih dan keluarga. Hatta baru menikah setelah Indonesia merdeka. Sneevliet, seorang intelektual Belanda yang dianggap sebagai orang yang membawa ajaran komunisme ke Indonesia, rela melepaskan pekerjaannya di Kamar Dagang yang gajinya besar untuk berjuang melawan politik colonial pemerintah Hindia Belanda. Meski namanya hitam bagi Republik Indonesia, Sneevliet adalah orang yang berkorban juga untuk Indonesia. Sneevliet tidak hanya kehilangan penghasilan yang besar itu saja. Sneevliet bahkan menjadi musuh pemerintah kolonial paling ditakuti sebelum Sukarno, yang kemudian mengusir Sneevliet. Kemerdekaan memang mahal. Kadang harus dibayar nyawa. Demi sebuah kemerdekaan yang begitu Mulia, seorang pemuda cerdas dari Minahasa bernama Robert Walter Manginsidi rela menderita di penjara Tentara Belanda dan akhirnya ditembak mati di Makassar. Kemerdekaan Indonesia memang punya banyak martir sepertinya. Ada banyak ribuan pemuda yang nyawanya melayang karena tembakan peluru tentara Belanda dimasa revolusi kemerdekaan RI. Banyak pemuda rela bergabung dengan tentara republic yang tidak banyak persenjataannya. Mereka bahkan sadar apa resiko jika mereka bertempur melawan tentara Belanda. Masih banyak pengorbanan yang diberikan oleh tokoh-tokoh sejarah lain. Sukarno pernah bilang, revolusi akan memakan anaknya. Nyatanya revolusi bisa memakan siapa saja sebagai tumbal atau martir. 3

D. Bercita-cita Tinggi

3 Ibid. Cita-cita, meski diangap sepele, bisa menuntun seseorang pada hal-hal yang luar biasa. Bercita-cita bukan sesuatuyang salah meski cita-cita tinggi. Serta si empunya cita-cita itu dianggap “pungguk merindukan bulan.” Kita semua pernah dengan kalimat hebat “gantungkan cita-citamu setinggi langit,” begitu kata Sukarno yang dilupakan banyak pemuda Indonesia. Tanpa idealisme atau mimpi-mimpi, seseorang hidup seperti robot dan tidak nampak seperti manusia. Manusia memiliki kemauan yang bisa diwujudkan. Banyak tokoh idelis yang merubah dunia. Untuk merdeka pun, para pejuang kemerdekaan menjunjung tinggi idealismenya. Idealisme perjuangan telah membawa orang-orang seperti Sukarno, Muhamad Hatta dan lainnya berjuang dan akhirnya menemukan apa yang disebut Indonesia merdeka. Tanpa ada mimpi atau idealisme mereka hanya orang-orang tidak penting yang hanya hidup seadanya dan menerima diri mereka sebagai warga Negara kelas tiga ditanah Nenek Moyangnya. Apa yang terjadi di masa sekarang sungguh memprihatinkan. Dimana banyak orang Idealis hanya dianggap orang gila yang tidak realistis. Banyak orang yang mengaku terpelajar menganggap orang idealisme tidak melihat kenyataan. Padahal orang terpelajar itu adalah orang kalah dalam kehidupan dan tidak mempunyai orientasi masa depan yang baik hingga dia hanya pasrah menerima hidup. Sebenarnya, seorang idealis adalah orang yang berpijak pada sebuah kenyataan yang bisa jadi pahit. Dimana orang itu kemudian berusaha merubah keadaan pahit itu menjadi sebuah keadaan yang lebih baik, bahkan jauh lebih lagi. Sementara, orang yang merasa terpelajar itu, merasa diri sebagai seorang realistis. Apa yang mereka anggap realistis itu tidak lain hanya sikap tunduk pada sebuah kenyataan yang baginya sudah dianggap nyaman. Orang yang merasa realistis, biasanya adalah orang yang bisa menerima kondisi buruk begitu saja tanpa merasa perlu membuat perubahan yang lebih baik. Mentalitas orang yang merasa realistis macam ini adalah orang-orang bermental budak dan menjadi santapan penjajah. Bukan tidak mungkin orang macam ini adalah orang rela menerima kaumnya terjajah. Mereka mengklaim diri mereka realistis karena meraka ingin menutupi kekalahan atas nasib mereka yang sebenarnya buruk dan bukan tidak mungkin mereka sama sekali `tidak memiliki visi dan misi hidup yang lebih baik. Dunia yang beradab pastinya dibangun oleh orang-orang yang punya cita-cita. Hingga mereka bisa mengendalikan arah dunia. Orang-orang yang tidak punya cita-cita tidak mungkin bisa mengarahkan karena mereka tidak memiliki arah. Orang yang tidak punya cita-cita atau visi dan misi tidak layak menjadi pemimpin. Pemimpin Indonesia dimasalalu, Seperti Sukarno, Hatta dan lainnya adalah oaring-orang yang tahu kemana Indonesia akan mereka bawa. Mereka tidak sekedar menjadi penguasa. Berbeda dengan pemimpin berikutnya yang hanya ingin berkuasa saja tanpa memiliki arah jelas tentang Indonesia yang lebih baik. 4

E. Sederhana