Berani Menjadi Pelopor [Pembelajaran Karakter] Bab iv. implementasi pend. karakter dalam sejarah

Indonesia tergolong payah. Anak-anak SMA masa kini tergolong anak-anak yang miskin bacaan. Berbeda dengan anak-anak SMA di zaman Hindia Belanda. Entah dimana sebenarnya letak kemajuan pendidikan yang dimaksud pemerintah saat ini? Di zaman Hindia Belanda, yang penuh dengan diskriminasi pendidikan, anak-anak Algemene Middelsbare School AMS atau SMA diwajibkan membaca sebanyak mungkin buku. taufik Ismail, sang pujangga 66 itu, pernah berujar ”AMS mewajibkan siswanya membaca 25 judul buku selama 3 tahun.” 6 Kualitas lulusan SMA itu bisa terlihat dimasa tuanya. Dimana mentalitas anak-anak lulusan AMS nyaris tidak bisa dikalahkan sarjana lulusan masa kini. Tradisi di kalangan mahasiswa masa kini pun memprihatinkan. Kultur SMA masih terbawa ke bangku kuliah. Banyak mahasiswa seolah tidak siap kuliah yang menuntut belajar mandiri. Mahasiswa masa kini lebih banyak terpaku pada diktat yang diberikan dosen. Dimana diktat dosen itu seperti kitab suci. Karena pertanyaan yang akan keluar tentunya hanya berasal dari diktat sang dosen. Beberapa dosen pun rupanya hanya akan membenarkan jawaban yang keluar dari diktatnya saja, yang diluar itu disalahkan. Hal ini membunuh daya nalar mahasiswa yang menjadi didikan dosen tersebut. Hal ini justru membuat banyak mahasiswa makin malas membaca. Kemalasan mahasiswa, maupun generasi muda lainnya, untuk membaca bisa berakibat fatal dimasa depan pada sebuah bangsa. Padahal jalan terbesar untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi adalah dengan membaca. Banyak ilmu yang terdokumentasikan dari buku, menyia-nyiakan buku sama saja dengan menyia-nyiakan Ilmu pengetahuan. Kemalasan tentunya akan mengancam akan mandegnya dunia intelektual Indonesia. Hal ini bisa menjerumuskan Indonesia sebagai negara bar-bar yang tidak bisa menghasilkan sebuah peradaban yang membanggakan. 7

G. Berani Menjadi Pelopor

Indonesia dibanun oleh kalangan yang disebut kaum pelopor, oleh beberapa pemerhati sejarah. Tanpa kaum pelopor itu, tidak ada ide kemerdekaan yang tersampaikan diantara 6 Zein anwar maulani, Melaksanakan Kewajiban Kepada Tuhan dan Tanah Air: Memoar seorang Prajurit TNI, Tangerang, Daseta, 2005. hlm. viii. 7 Petrik Matanasi, loc. cit. jutaan orang yang tidak bisa artikan apa itu terjajah,bahkan tidak pernah sadar jika dirinya terjajah. Orang-arang Indonesia masa kini lebih memilih menjadi pengikut dan hanya akan ikut- ikutan pada hal-hal yang menguntungkan saja. Tidak pernah terpikir betapa bangganya menjadi seorang pelopor yang akan dikenang dalam sejarah setidaknya. Kehadiran pelopor adalah penting dalam perubahan menuju kemajuan. Sebenarnya, kemajuan hanya milik kaum pelapor saja. Akio Murata pendiri Sony, salah satu perusahaan elektronik dunia, adalah contoh orang yang berusaha menjadi pelopor. Dia adalah orang penting dibalik populernya walkman dua dekade silam. Akio memang berusaha menjadi menjadi pelopor. Dalam sejarah manapun hanya kaum pelopor yang mendapat tempat tempat mulia. Seolah tinta emas sejarah dunia hanya milik kaum pelopor. Dalam sejarah Indonesia, kaum pelopor juga punya tempast mulia dalam sejarah. Kaum perintis kemerdekaan hampir selalu dipandang sebagai Bapak Bangsa. Tanpa seorang pelopor, tidak ada pergerakan nasional yang melawan pemerintah kolonial Hindia Belanda di Indonesia, tidak ada pula Republik Indonesia. Dalam dunia usaha pun, tidak akan ada sebuah perusahaan besar tanpa ada pendirinya. Pelopor harus selalu ada dalam semua lini. Menjadi pelopor tidak mudah. Tidak semua orang mau dan berani jadi pelopor. Sudah pasti, kebanyakan orang hanya ingin ikut arus yang bisa membuat mereka untung saja. Apapun yang terjadi, kaum pelopor adalah sebuah kebutuhan. Perubahan tidak bisa dihindari, siapa yang tidak berubah otomatis dianggap tertinggal. Kondisi Indonesia yang banyak hancur disemua sisi membutuhkan banyak kaum pelopor. Harus ada yang berubah. Sikap mental kaum pelopor harus ditanam sejak dini. Dimana seorang anak dirahakan untuk menjadi orang-orang kreatif yang biasa melakukan, bahkan jika perlu menciptakan hal-hal baru. Dibanding, bangsa Asia lainnya, Indonesia tergolong bisa menjadi bangsa pelopor di tahun 1945. ketika bangsa lain seperti Filipina, Malaya, Burma dan lainnya, masih belum bisa menentukan sikap sebagai bangsa merdeka, Indonesia sudah berani Proklamasi. Indonesia proklamasi tiga hari setelah pernyataan kekalahan Jepang pada Sekutu diatas kapal USS Missouri milik Angkatan Laut Amerika Serikat. Kepeloporan Indonesia yang lain adalah tampilnya Indonesia sebagai penggagas Koferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955. Dimana Indonesia memimpin Negara- negara di Asia dan Afrika yang baru merdeka untuk bisa menunjukan diri sebagai Negara-negara dalam kancah pergaulan dunia internasional. Indonesia bahkan mempelopori GANEFO pesta oleh raga Negara-negara yang tergolong Negara merdeka yang menolak imperialis pada 1962. Presiden Sukarno, adalah satu-satunya Presiden Indonesia yang berjiwa pelopor. Konferensi Asia Afrika dan GANEFO adalah bukti kepeloporan Sukarno yang mengharumkan nama Indonesia. Indonesia kemudian menjadi Negara baru yang diperhitungkan. Indonesia adalah bangsa yang benar-benar bisa membuktikan dirinya merdeka ketika itu. Indonesia juga tampil sebagai bangsa yang tidak ingin terjebak dalam Perang Dingin. Bersama Negara-negara yang menolak terlibat perang dingin lainnya, Indonesia aktif dalam gerakan Non Blok. Dimana tidak berdiri di belakang Blok Barat yang kapitalis imperialis maupun blok timur yang komunis tiranis. Sayangnya, tidak lagi ditemukan sikap seperti Sukarno yang berjiwa pelopor pada diri pemimpin Indonesia masa kini. Pemimpin Indonesia masa kini tidak lebih dari pemimpin yang rela tunduk dibawah kaki bangsa adidaya. Hal ini sangat bertolak belakang dengan dimasa Sukarno. Ironis sekali, Indonesia yang semakin berumur semakin tidak mandiri dan tidak mampu menjadi manusia berjiwa pelopor, padahal ketika masih baru berdiri Negara ini bisa menjadi pelopor. 8

H. Percaya Diri