Cinta Damai [Pembelajaran Karakter] Bab iv. implementasi pend. karakter dalam sejarah

mudah. Keberagaman bisa menjadi sebuah kekayaan yang membanggakan bagi yang bisa merespon perbedaan secara positif. Namun juga bisa menjadi malapetaka mengerikan jika rasa penghargaan pada yang berbeda tidak ada. Sikap menghargai antar umat beragama maupun antar etnis yang berbeda menjadi mutlak. Pendidikan saling menghargai begitu penting untuk diberikan sejak dini. Pendidikan untuk menghargai perbedaan ini bukan tanggungjawab sekolah semata. Melainkan melibatkan banyak elemen. Orang-orang Indonesia tentu tidakingin Indonesia bernasib seperti bekas-bekas Negara Yugoslovakia yang pecah dan hancur setelah kematian Yosef Bros Tito—Presiden Yugoslovakia yang berhasil menyatukan Negara-nagara Balkan dalam Yugoslovakia. Namun, setelah kematian Tito, persatuan itu selesai juga. Parahnya, perpecahan itu diikuti kerusuhan antar etnis yang memakan banyak korban. Masalah kerusuhan etnis maupun agama pernah dialami Indonesia satu dekade silam. Bayangan konflik antar etnis dan agama itu akan terus terjadi di Indonesia. Jadi rasa saling menghargai begitu diperlukan untuk seterusnya, tidak bisa tidak. 14

N. Cinta Damai

Damai adalah sesuatu yang didambakan banyak orang. Hampir semua orang menyuklai kedamaian dalam hidup. Di negera konflik damai menjadi mimpi nomor satu. Dimasa lalu, orang-orang Indonesia adalah orang-orang yang juga bisa saling menghargai. Konon, pernah ada orang asing yang berkunjung ke nusantara Indonesia dimasa masa lalu. Dimana orang itu melihat orang-orang Indonesia itu adalah orang yang damai. Kedamaian itu ada karena adanya rasa saling menghargai sesamanya di dalam masyrakat. Indonesia pernah disebut sebagai Nusa Damai. Sebuah gugusan kepulauan yang damai. Sebutan itu berasal dari orang-orang asing. Banyak orang asing yang jatuh cinta pada dengan keindahan dan kedamaian di Nusantara pada masa lalu. Orang Indonesia harus tahu siapa Nyi Ketut Tantri. Orang Amerika yang jatuh cinta pada keindahan dan kedamaian di nusantara. Nyi Ketut Tantri, yang orang asing itu, merasa nyaman dan tanpa terasa dia pun seolah orang Indonesia juga. Dia juga ikut berjuang membantu kemerdekan Indonesia. Dia pernah menulis Revolusi di Nusa Damai. 14 Ibid. Indonesia sebagai Negara yang damai memang kerap terganggu kedamaiannya karena sikap egosentris sebagaian kalangan. Apapun alasannya menyulut sebuah peperangan adalah kesalahan fatal. Perang saudara juga berkali-kali terjadi di Indonesia dan hal ini kerap ditutupi oleh pemerintah. Selalu hanya digambarkan Indonesia sudah cukup damai namun tidak pernah orang Indonesia mau diarahkan untuk belajar dari kesalahan untuk terus menjaga rasa damai itu. Indonesia yang pernah menjadi negeri yang damai ternyata juga meminyimpan tradisi kekerasan yang cukup mengerikan. Tradisi kekerasan di Indonesia harus sesegera mungkin ditinggalkan. Perkelahian antar kampung menjadi hal yang tidak bisa dihindari dimasa kini dan dimasa lalu. Sangat sulit merubah tradisi perang antar kampung itu. Nyatanya, selalu ada alasan bagi orang-orang Indonesia untuk berkelahi. Jika sebelumnya beda kampung musuh, maka sekarang muncul beda klub sepakbola favorit juga bisa menjadi musuh. Permusuhan pun bisa ditimbulkan dari hal sangat sepele namun kemudian dibesar-besarkan. Menciptakan kedamaian bisa dimulai dari sikap saling menghargai sesamanya. Dimulai dari lingkungan kecil, baik keluarga atau dengan tetangga. Rasa damai sebenarnya memberi banyak kenyamanan dalam menjalani hidup sehari-hari. Segala urusan bisa lancar bahkan banyak kemajuan yang bisa dicapai bila damai tercipta. 15

O. Belajar dari Kesalahan