mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.”
Ciri-ciri usaha kecil: 1.
Jenis barangkomoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak gampang berubah;
2. Lokasitempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindah-pindah;
3. Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau masih
sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan keluarga, sudah membuat neraca usaha;
4. Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk
NPWP; 5.
Sumberdaya manusia pengusaha memiliki pengalaman dalam berwira usaha;
6. Sebagian sudah akses ke perbankan dalam hal keperluan modal;
7. Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan baik
seperti business planning.
c. usaha menengah
Usaha Menengah sebagaimana dimaksud Inpres No.10 tahun 1998 adalah usaha bersifat produktif yang memenuhi kriteria kekayaan usaha bersih lebih
besar dari Rp200.000.000,00 dua ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak sebesar Rp10.000.000.000,00, sepuluh milyar rupiah tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha serta dapat menerima kredit dari bank sebesar
Universitas Sumatera Utara
Rp.500.000.000,00 lima ratus juta rupiah sd Rp.5.000.000.000,00 lima milyar rupiah.
Kriteria usaha menengah: 1.
Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik, lebih teratur bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas
antara lain, bagian keuangan, bagian pemasaran dan bagian produksi; 2.
Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem akuntansi dengan teratur, sehingga memudahkan untuk auditing dan
penilaian atau pemeriksaan termasuk oleh perbankan; 3.
Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan, telah ada Jamsostek, pemeliharaan kesehatan dll;
4. Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin
usaha, izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan dll; 5.
Sudah akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan; 6.
Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan terdidik.
2.2. Defenisi Konsep
konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak sebuah kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi
pusat perhatian ilmu social. Melalui konsep kemudian peneliti diharapkan dapat menyederhanakan pemikirannya dengan menggunakan satu istilah untuk beberapa
kejadian events yang berkaitan satu dengan lainnya.Singgarimbun, 1995:33.
Universitas Sumatera Utara
Oleh karena itu, untuk dapat menentukan batasan yang lebih jelas agar penulis dapat menyederhanakan pemikiran masalah yang sedang penulis telitii,
maka penulis mengemukakan konsep-konsep antara lain:
1. Implementasi strategi
Implementasi strategis merupakan proses dimana beberapa strategi dan kebijakan diubah menjadi tindakan melalui pengembangan program, anggaran
dan prosedur. Walaupun implementasi biasanya baru dipertimbangkan setelah strategi dirumuskan, akan tetapi implementasi merupakan kunci suksesnya dari
manajemen strategik. Perumusan strategi dan implementasi strategi harus dilihat seperti dua sisi mata uang.
2. Analisis Budaya Perusahaan
Secara formal, budaya didefinisikan sebagai pola perilaku, seni, keyakinan, kelembagaan dan semua produk yang dihasilkan dari pekerjaan
manusia dan karakteristik pemikiran masyarakat atau populasi. Adapun budaya perusahaan dapat dibedakan dari dua tingkatan atau leuel. Pada tingkatan yang
lebih dalam dan lebih sulit untuk dilihat, budaya perusahaan mengacu kepada nilai yang ada di antara orang-orang di dalam kelompok serta memiliki tendensi atau
kecenderungan untuk tetap ada, meskipun anggota-anggota kelompok berganti- ganti. Penekanan tentang apa yang paling penting dalam hidup bisa sangat
berbeda di antara perusahaan-perusahaan; dalam beberapa kasus uang menjadi hal paling utama dan dalam kasus yang lain teknologi yang paling utama. Pada level
atau tingkatan ini budaya sangat sulit untuk diubah, sebagian karena anggota kelompok pada umumnya tidak menyadari nilai-nilai apa saja yang telah
Universitas Sumatera Utara
menyatukan mereka. Pada tingkatan yang lebih jelas untuk dilihat, budaya merepresentasikan pola perilaku atau gaya dari perusahaan dimana pegawai baru
akan secara otomatis terdorong untuk mengikuti apa yang dilakukan oleh pegawai-pegawai lama. Sebagai contoh adalah adanya kelompok pekerja yang
selama bertahun-tahun terkenal sebagai pekerja keras, kelompok yang dikenal sebagai sangat bersahabat terhadap orangorang asing dan lainlain. Pada level ini,
budaya tetap sulit untuk diubah, akan tetapi masih lebih mudah ketimbang Level yang pertama disebutkan.
3. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan merupakan salah satu wujud kepedulian perusahaan terhadap kondisi masyarakat khususnya untuk
mengembangkan usaha,mikro, kecil, dan usaha menengah yang telah diselisihkan mellui pemberian kredit sebagai modal usaha bagi masyarakat. Dengan adanya
PKBL diharapkan tercapai peningkatan partisipasi BUMN dalam
memberdaayakan potensi ekonomi, social, serta lingkungan masyarakat..Dan dengan PKBL, perusahaan merasa terpanggil untuk turut memberdayakan
masyarakat sekitar dengan mendorong kegiatan produktif dan perluasan kesempatan berusaha sehingga dapat di peroleh kemajuann bersama. Yang
memfokuskan pada pengembangan ekonomi kerakyatan yang menciptakan pembangunan yang merata.
4. Pengembangan Usaha Mikro,Kecil, Dan Menengah UMKM
Pengembangan UMKM adalah suatu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan peluang pertumbuhan usaha dan kualitas usaha yang tergolong
Universitas Sumatera Utara
UMKM kearah yang lebih baik secara kesinambungan. Salah satu upaya peningkatan dan pengembangan UMKM dalam perekonomian nasional dilakukan
dengan mendorong pemberian kredit modal usaha kepada UMKM.
2.3. Sistematika Penulisan BAB I