BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perjalanan panjang perekonomian Indonesia memang tidak mulus. Sejak mengikrarkan diri sebagai bangsa yang merdeka silih berganti masalah dan
rintangan seakan ingin menguji kelayakan strategi pembangunan ekonomi yang
tengah berjalan. Krisis ekonomi yang menerpa Indonesia pada tahun 1997 telah
menumbuhkan kesadaran berfikir dengan paradigma baru dalam pengelolaan ekonomi nasional. Paradigma lama pembangunan ekonomi yang hanya bertumpu
serta mengandalkan peranan konglomerat atau swasta nasional ternyata membuat rapuh fundamental ekonomi nasional. Pengelolaan ekonomi yang kurang
transparan dan kurang memberikan partisipasi pelaku ekonomi lainnya, menimbulkan ketimpangan dalam penguasaan aset nasional. Akibatnya
penguasaan perekonomian jatuh ke tangan kelompok bisnis yang bersekala besar
yang tidak mengarah pada kepentingan rakyat banyak.
Pelaku ekonomi di Indonesia terdiri dari tiga pilar utama, yakni BUMN, Koperasi dan swasta UMKM Dan Nasional. Dan kenyataannya peranan BUMN
dan Koperasi, selama ini terlihat kurang begitu diperhatikan dalam struktur ekonomi nasional, sehingga kondisi ini sering kali menimbulkan beban ekonomi
yang pincang. Hal ini terbukti ketika beberapa negara Asia diterpa krisis akibat fluktuasi nilai tukar uang, Indonesia-lah yang paling parah mengalami
keterpurukan. Kondisi ini lebih disebabkan beban hutang yang besar yang dilakukan oleh swasta telah memberikan kontribusi yang besar terhadap
Universitas Sumatera Utara
ambruknya perekonomian nasional. Peliknya persoalan yang timbul akibat krisis justru menguji ketahanan masyarakat. Beratnya permasalahan ini memang sulit
untuk ditawar mengingat bahwa dampaknya justru menyerang bagian-bagian vital dari kehidupan rakyat khususnya kebutuhan dasar untuk bertahan hidup. sebagai
persoalan prioritas harus segera mendapatkan penyelesaian. Ditengah kesibukan pemerintah dalam merumuskan langkah alternatif menghadapi krisis ekonomi,
harapan yang lebih menjanjikan justru timbul dari sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM. Terlebih di era globalisasi sekarang pengembangan UMKM
menjadi suatu hal yang krusial mengingat UMKM mempunyai peranan yang demikian penting untuk pertumbuhan ekonomi sebuah negara termasuk di negara
Indonesia. Husband and Purnendu, 1999 Dalam Tambunan, 2005. Usaha kecil dan menengah atau yang disebut UMKM merupakan salah
satu kekuatan pendorong terdepan dan pembangunan ekonomi. Gerak sector usaha kecil dan menengah amat vital untuk menciptakan pertumbuhan dan
lapangan pekerjaan. UMKM cukup fleksibel dan dapat dengan mudah beradaptasi dengan pasang surut dan arah permintaan pasar. Mereka juga menciptakan
lapangan pekerjaan lebih cepat dibandingkan sektor usaha lainnya, dan mereka juga cukup memberikan kontribusi penting dalam ekspor dan
perdagangan.Besarnya peran UMKM ini mengindikasikan bahwa UMKM merupakan sektor usaha dominan dalam menyerap tenaga kerja. Berdasarkan
survei yang dilakukan Kementrian Koprasi dan UMKM pada tahun 2005-2009 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM mempekerjakan 452.223.754
Tenaga kerja di Indonesia yag dimana usaha mikro mempekerjakan 81,07 persen,
Universitas Sumatera Utara
usaha kecil mempekerjakan 10,67 persen dan usaha menengah mempekerjakan sebanyak 5,12 persen. Ini berarti bahwa UMKM mempekerjakan sebanyak 96,85
persen dari seluruh angkatan kerja Indonesia.kementrian koperasi dan UKM RI www.depkop.go.id
Dalam rangka pembinaan dan pengembangan sektor UMKM pemerintah Indonesia sebenarnya telah memberikan kemudahan kepada pengusaha kecil
dalam rangka memperoleh modal dengan bantuan kredit, salah satunya adalah kebijaksanaan yang mengharuskan Badan Usaha Milik Negara BUMN dengan
menyisihkan keuntungannya sebesar 2 dari laba bersihnya untuk membantu permodalan bagi usaha kecil dan koperasi melalui program Corporate Social
Responsibility CSR atau tanggung jawab sosial perusahaan. Jones mendefinisikan CSR sebagai tanggung jawab moral organisasi kepada kelompok
stakeholder mereka, yang baik secara langsung maupun tidak langsung memengaruhi kegiatan organisasi. Jones dalam Saktiyanti dan Irvan 2006: 27
Dukungan BUMN terhadap sektor usaha kecil terdapat pada Keputusan Menteri BUMN yaitu PER-05MBU2007. Dalam PER-05MBU2003 penyelenggaraan
darma sosial BUMN dilakukan melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL yang tidak hanya mengejar keuntungan, melainkan turut aktif
memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi dan masyarakat. Hal ini dilakukan dalam rangka menjadikan usaha kecil
sebagai tulang punggung ekonomi pasca krisis. BUMN sebagai salah satu pelaku ekonomi nasional yang masuk kategori
usaha skala besar yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh negara,
Universitas Sumatera Utara
keberpihakannya kepada UMKM dan Koperasi cukup besar dibandingkan pihak Swasta. Hal ini dibuktikan oleh BUMN dengan adanya Surat Keputusan nomor
PER-05MBU2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha kecil dan Bina Lingkungan PKBL, di mana BUMN akan mengalokasikan dana sebesar 2
dari keuntungan bersih setelah pajak untuk program Kemitraan.Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL pada dasarnya merupakan wujud
tanggung jawab sosial BUMN kepada masyarakat. Secara umum, PKBL diwujudkan dengan upaya-upaya untuk memberdayakan masyarakat,
meningkatkan kesejahteraan sosial dan pertumbuhan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan, dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.
PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk TELKOM adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara memiliki komitmen untuk menjalankan peran Good
Corporate Citizenship melalui penyelenggaraan Program Kemitraan dengan usaha kecil dan Program Bina Lingkungan. Program Kemitraan dengan usaha kecil
bertujuan untuk mendorong kegiatan dan pertumbuhan ekonomi, terciptanya lapangan kerja serta kesempatan berusaha untuk masyarakat. Sedangkan Program
Bina Lingkungan mempunyai tujuan untuk memberdayakan dan mengembangkan kondisi sosial masyarakat dan lingkungan di sekitar wilayah usaha Perusahaan.
PT.Telkom unit CDC sub area medan pada triwulan I januari-maret 2012
menyalurkan dana sebesar 1,624,136,000 yang diberikan kepada 55 mitra
binaan,pada triwulan II april-juni 2012 menyalurkan dana sebesar 1,580,983,000 yang diberikan kepada 58, mitra binaan, pada triwulan III juli-september 2012
menyalurkan dana sebesar 2,280,000,000 yang diberikan kepada 69 mitra binaan,
Universitas Sumatera Utara
dan pada triwulan IV oktober-desember 2012 menyalurkan dana sebesar 2,720,800,000 yang diberikan kepada 94 mitra binaan. Sehingga jumlah
keseluruhan penyaluran dana tahun 22012 sebesar 8,205,919,000 yang diberikan kepada 276 mitra binaan. Sumber: PT.Telkom medan,2013. Adanya program ini
di pandang sebagai strategi dan kesempatan baik untuk pemberdayaan ekonomi dan pembiayaan modal kerja bagi usaha kecil yang pada akhirnya dapat
mendorong peningkatan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan lebih berkembang.
PT.Telkom unit CDC sub area medan memiliki komitmen sebagai strategi yang digunakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui
penyaluran dana bantuan pinjaman dari PKBL, memberdayakan masyarakat,menumbuhkan semangat wirausaha,dan memberi informasi yang
bermanfaat khususnya bagi setiap anggota mitra binaan dengan melakukan sosialisasi tentang PKBL, serta membuat pendidikan terkait bidang tersebut secara
nyata dan berkesinambungan dan melakukan pengaawasan, dan pembinaan terhadap masyarakat UMKM.Tetapi sejauh kita melihat sampai saat ini, pada
kenyataan yang terjadi dilapangan masih sering terlihat kesenjangan anatara implementasi yang terjadi dengan konsep strategi ideal yang seharusnya
diterapkan, Hal ini dapat kita lihat beberapa dari komitmen yang belum atau bahkan tidak dilaksanakan, kurangnya pengawasan terhadap masyarakat UMKM
yang melaksanakan PKBL, pembinaan yang telah dilakukan masih kurang terpadu, kurangnya sosialisasi terhadap masyarakat, sehingga banyak masyarakat
yang tidak mengetahui adanya PKBL tersebut,kurang nya informasi dan pelatihan
Universitas Sumatera Utara
yang di berikan terhadap masyarakaat mitra binaan sehingga anggota mendapat beberapa kendala seperti tingkat kemampuan, ketrampilan, keahlian, manajemen
sumber daya manusia, kewirausahaan, pemasaran dan keuangan. Lemahnya kemampuan manajerial dan sumberdaya manusia ini mengakibatkan pengusaha
kecil tidak mampu menjalankan usahanya dengan baik, dan mengalami kesulitan untuk berkembang. Masalah yang terdapat dilapangan adalah bahwa PT.Telkom
unit CDC sub area medan mengutamakan pemberian pinjaman, namun pembinaan dan pengawasn yang dilakukan masi sangat jauh dari konsep strategi idealnya,
selain itu masalah juga muncul dari pelaku usaha kecil, di mana kurangnya kesadaran pelaku usaka kecil tentang pentingnya pelatihan-pelatihan dan
pendidikan mengenai bagaimana menjadi wirausaha yang baik dan tangguh. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian bidang ini dengan judul ‘’Implementasi Strategi PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk pada Program Kemitraan dan Bina Lingkungan dalam
Mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Studi pada Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT.Telkom unit CDC Sub Area Medan.”
1.2. Perumusan Masalah