2. Munculnya berbagai masalah yang tidak terduga
3. Koordinasi dalam implementasi tersebut tidak efektif
4. Perusahaan memberi perhatian yang berlebihan terhadap aktivitas
persaingan dan penanganan krisis sehingga kurang memperhatikan implementasi yang harus dijalankan
5. Kemampuan SDM yang terlibat dalam implementasi strategi kurang
6. Pendidikan dan pelatihan SDM di tingkat bawah kurang memadai
7. Tidak terkendalinya faktor-faktor lingkungan eksternal
8. Kualitas kepemimpinan dan pengarahan dari para manajer departemen
kurang memadai 9.
Tidak jelasnya implementasi pada tugas dan aktivitas kunci 10.
Pemantauan aktivitas oleh sistem informasi yang dimiliki perusahaan kurang memadai.
Suatu strategi yang telah diformilasikan dengan baik,belum menjamin bahwa dalam implementasinya juga sukses atau memberikan hasil sesuai dengan
yang diharapkan.
2.1.3 Model atau Kerangka Manajemen Stratejik
Agar strategi dapat diimplementasikan dengan baik, Samuel Certo dan Paul Peter mengajukan atau menawarkan sebuah model sederhana proses
implementasi strategi:
A. Analisis Perubahan
Elemen pertama dari model implementasi strategi adalah analisis perubahan. Pada tahap ini, analisis dilakukan untuk mengetahui berapa besar
Universitas Sumatera Utara
perubahan yang harus dilakukan agar implementasi strategi bisa dilaksanakan dengan baik. Beberapa implementasi strategi mungkin hanya memerlukan
perubahan yang sedikit atau kecil terhadap organisasi, sedangkan yang lainnya mungkin memerlukan perubahan organisasi yang bersifat radikal.
B. Analisis Struktur Orgonisasi
Analisis struktur organisasi perlu dilakukan karena pada perubahan yang dilakukan, struktur organisasi akan menjelaskan tentang bagaimana kebijakan
akan disusun dan juga menjelaskan tentang bagaimana sumberdaya akan dialokasikan. Pada analisis ini, ada dua jenis struktur organisasi yang perlu
diperhatikan, yaitu: 1.
Struktur organisasi formal Pada struktur organisasi formal ini ditunjukkan hubungan antara sumberdaya
yang disusun oleh manajemen perusahaan. 2.
Struktur organisasi informal Lebih banyak menunjukkan hubungan sosial di antara orang-orang yang
berada di dalam perusahaan. Dalam implementasi strategi, kedua jenis struktur tersebut harus diperhatikan untuk menjawab pertanyaan - pertanyaan
semacam: a
Apakah struktur organisasi yang ada sekarang ini menjadi penghalang atau pendukung bagi implementasi strategi? Sebagai contoh, struktur
organisasi dengan banyak level of authority kemungkinan akan menjadi penghalang bagi implementasi strategi yang memerlukan atau
mensyaratkan kecepatan dalam pengambilan keputusan.
Universitas Sumatera Utara
b Apakah ada kemungkinan untuk menggunakan organisasi informal
untuk keberhasilan implementasi strategi? Dalam banyak kasus, peran dari organisasi informal seperti juga informal leader menjadi sumber
dari keberhasilan implementasi strategi.
C. Analisis Budaya Perusahaan
Secara formal, budaya didefinisikan sebagai pola perilaku, seni, keyakinan, kelembagaan dan semua produk yang dihasilkan dari pekerjaan
manusia dan karakteristik pemikiran masyarakat atau populasi. Adapun budaya perusahaan dapat dibedakan dari dua tingkatan atau leuel. Pada tingkatan yang
lebih dalam dan lebih sulit untuk dilihat, budaya perusahaan mengacu kepada nilai yang ada di antara orang-orang di dalam kelompok serta memiliki tendensi atau
kecenderungan untuk tetap ada, meskipun anggota-anggota kelompok berganti- ganti. Penekanan tentang apa yang paling penting dalam hidup bisa sangat
berbeda di antara perusahaan-perusahaan; dalam beberapa kasus uang menjadi hal paling utama dan dalam kasus yang lain teknologi yang paling utama. Pada level
atau tingkatan ini budaya sangat sulit untuk diubah, sebagian karena anggota kelompok pada umumnya tidak menyadari nilai-nilai apa saja yang telah
menyatukan mereka. Pada tingkatan yang lebih jelas untuk dilihat, budaya merepresentasikan pola perilaku atau gaya dari perusahaan dimana pegawai baru
akan secara otomatis terdorong untuk mengikuti apa yang dilakukan oleh pegawai-pegawai lama. Sebagai contoh adalah adanya kelompok pekerja yang
selama bertahun-tahun terkenal sebagai pekerja keras, kelompok yang dikenal sebagai sangat bersahabat terhadap orangorang asing dan lainlain. Pada level ini,
Universitas Sumatera Utara
budaya tetap sulit untuk diubah, akan tetapi masih lebih mudah ketimbang Level yang pertama disebutkan. Samuel Certo dan Paul Peter Dalam Grown Dirgantoro
2001:121-132.
2.1.4 Paradigma Global Corporate Social Responsibility CSR