3. Cara kerja
a. Kelompok penderita akne vulgaris
1. Terhadap pasien dari kelompok penderita akne vulgaris, dilakukan pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar pinggang.
2 Pengambilan sampel darah dilakukan di Poliklinik Sub Bagian
Kosmetik RSUP. H. Adam Malik Medan dalam satu sampai dua jam setelah pasien makan dan minum. Cara pengambilan sampel darah
adalah sebagai berikut : gunakan sarung tangan, lalu bersihkan kulit di atas lokasi tusuk dengan alkohol 70 dan biarkan sampai kering.
Lokasi penusukan harus bebas dari luka dan bekas lukasikatrik. Darah diambil dari vena mediana cubiti pada lipat siku. Pasang ikatan
pembendungan torniquet pada lengan atas dan pasien diminta untuk mengepal dan membuka telapak tangan berulang kali agar vena jelas
terlihat. Lokasi penusukan didesinfeksi dengan kapas alkohol 70 dengan cara berputar dari dalam keluar. Spuit disiapkan dengan
memeriksa jarum dan penutupnya. Setelah itu vena mediana cubiti ditusuk dengan posisi sudut 45 derajat dengan jarum menghadap keatas.
Darah dibiarkan mengalir kedalam jarum kemudian jarum diputar menghadap kebawah. Agar aliran darah bebas, pasien diminta untuk
membuka kepalan tangannya. Kemudian darah dihisap sebanyak 3 cc. Torniquet dilepas, lalu jarum ditarik dengan tetap menekan lubang
penusukan dengan kapas alkohol. Selanjutnya tempat bekas penusukan ditekan dengan kapas alkohol sampai tidak keluar darah lagi. Setelah itu
bekas tusukan ditutup dengan plester. Darah kemudian dimasukkan ke
Universitas Sumatera Utara
dalam vacutainer 5 cc. Selanjutnya sampel darah segera dikirim ke Laboratorium Klinik Prodia Medan.
3. Di Laboratorium Klinik Prodia Medan, sampel darah disentrifugasi menggunakan sentrifuge dengan kecepatan 2000 rpm selama 10 menit
untuk mendapatkan serum. Serum yang diperoleh kemudian dimasukkan ke dalam microtube 1 cc untuk penyimpanan serum.
Setelah diperoleh serum, selanjutnya diambil 25 μl dari serum tersebut
untuk kemudian dilarutkan secara manual dengan larutan pretreatment IGF-1 yaitu LGFA dengan perbandingan 1:10. Oleh karena itu, 25
μl sampel ditambahkan ke dalam 225
μl LGFA. Sampel kemudian disimpan dalam freezer pada suhu -25
o
C yang akan stabil selama 12 bulan sebelum pemeriksaan. Hindari kontaminasi dan pajanan langsung
terhadap sinar matahari. 4. Sampel selanjutnya dikirim ke Laboratorium Klinik Prodia Pusat di
Jakarta untuk pemeriksaan kadar IGF-1. Pengiriman sampel dari Laboratorium Klinik Prodia Medan ke Laboratorium Klinik Prodia
Pusat di Jakarta dilakukan satu kali per minggu yaitu setiap hari Senin. Di Jakarta, proses pemeriksaan kadar IGF-1 dilakukan setiap hari Rabu
dan hasil analisisnya dapat diperoleh dalam waktu lebih kurang 1 jam. Hasil yang diperoleh kemudian dicatat sebagai nilai IGF-1 dan
kemudian dibandingkan dengan nilai IGF-1 kontrol. 5. Terhadap kelompok sampel penderita akne vulgaris ini juga dilakukan
dietary food recall untuk mengetahui jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi oleh pasien 1-2 jam sebelum pengambilan sampel darah.
Peneliti menggunakan bantuan food model untuk mempermudah dalam
Universitas Sumatera Utara
melakukan anamnesis sekaligus untuk meminimalkan terjadinya kesalahan atau perbedaan persepsi antara peneliti dan pasien dalam hal
jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi oleh pasien. Berdasarkan jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi tersebut kemudian dihitung
nilai indeks glikemik dan beban glikemik masing-masing makanan. Nilai indeks glikemik dan beban glikemik makanan hasil perhitungan
tersebut selanjutnya dicatat dalam form Dietary Recall. 6. Nilai indeks glikemik dan beban glikemik serta hubungannya dengan
IGF-1 kemudian dianalisis secara statistik.
b. Kelompok kontrol