1. Jenis kelamin
Pada penelitian ini, dari 18 kasus didapatkan 5 orang 27,8 adalah laki-laki dan 13 orang 72,2 perempuan. Hasil ini memperlihatkan bahwa jumlah kasus dengan jenis kelamin
perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki. Pada penelitian ini sampel yang diambil adalah para penderita akne vulgaris yang
berumur 12-34 tahun. Sehingga disimpulkan bahwa pada rentang umur 12-34 tahun, jumlah kasus dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki.
Berbagai penelitian yang dilakukan melaporkan adanya perbedaan prevalensi jenis kelamin pada para penderita akne vulgaris dan perbedaan tersebut umumnya berhubungan
dengan faktor usia. Cunliffe dan Gould 1979 melaporkan prevalensi akne vulgaris yang lebih tinggi pada laki-laki 35 dibandingkan perempuan 23 pada usia dibawah 23 tahun, namun
lebih tinggi pada perempuan setelah usia 23 tahun.
64
Schaefer dkk. 2001 menyatakan bahwa secara umum akne vulgaris lebih sering ditemukan pada laki-laki 29,9 dibandingkan
perempuan 23,7 tanpa membedakan faktor usia.
26
Tan HH dkk. 2007 menyatakan bahwa prevalensi akne vulgaris pada remaja usia 13-19 tahun lebih tinggi pada perempuan 56,6
dibandingkan laki-laki 43,3.
19
Collier CN dkk. 2008 dalam penelitiannya terhadap penderita akne vulgaris menyatakan bahwa akne vulgaris lebih sering dijumpai pada populasi
wanita dibandingkan pria pada semua kelompok umur diatas usia 20 tahun.
65
Dapat disimpulkan bahwa terdapat keragaman prevalensi akne vulgaris berdasarkan perbedaan jenis kelamin. Pengaruh hormon androgen dapat memainkan peranan yang penting
dalam konteks ini. Meskipun demikian, masih banyak pertanyaan yang belum terjawab mengenai bagaimana mekanisme hormonal berperan dalam timbulnya akne vulgaris. Hormon-
hormon androgen seperti dihydrotestosterone DHT dan testosterone, dehydroepiandrosterone
Universitas Sumatera Utara
sulfate DHEAS, estrogen seperti estradiol dan hormon-hormon lainnya, mungkin berperan penting dalam patogenesis akne vulgaris. Akan tetapi, bagaimana sebenarnya mekanisme kerja
selular dan molekular dari hormon-hormon ini terhadap kelenjar sebasea belum sepenuhnya dapat dimengerti.
27
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Cappel dkk. 2005, dinyatakan bahwa DHEAS dan DHT berhubungan secara positif dengan hitung lesi akne pada perempuan,
sedangkan androstenedione dan DHEAS berhubungan secara positif dengan hitung lesi akne pada laki-laki.
66
2. Kelompok umur