Beban glikemik Insulin-like growth factor-1

karena itu, membuat menu makanan lebih bervariasi berarti juga menurunkan IG makanan secara keseluruhan. 36

3. Beban glikemik

Pada tahun 1997, konsep BG diperkenalkan untuk menentukan potensial dari suatu makanan dalam meningkatkan kadar glukosa dalam darah berdasarkan pada kualitas dan kuantitas karbohidrat yang terkandung dalam makanan. Beban glikemik untuk penyajian makanan tunggal dapat dihitung berdasarkan jumlah kandungan karbohidrat dalam makanan gram dikali IG, dan kemudian dibagi 100. 32 Dari pernyataan tersebut dapat dinilai bahwa BG berbanding lurus dengan kandungan karbohidrat. Artinya, semakin tinggi kandungan karbohidrat maka semakin besar BG makanan untuk IG yang sama. 33 Manfaat BG didasarkan pada ide bahwa makanan dengan IG tinggi namun dalam jumlah yang kecil akan memiliki efek yang sama dengan makanan yang mempunyai IG rendah namun jumlahnya lebih banyak. 35 Kecepatan peningkatan kadar gula darah berbeda untuk setiap jenis makanan. Sehingga dianjurkan untuk meningkatkan konsumsi makanan dengan IG rendah dan mengurangi konsumsi makanan dengan IG tinggi. Tujuannya adalah untuk mengurangi BG makanan secara keseluruhan. Beban glikemik bertujuan untuk menilai dampak konsumsi karbohidrat dengan memperhitungkan IG makanan. Beban glikemik memberikan informasi yang lebih lengkap mengenai pengaruh konsumsi pangan aktual terhadap peningkatan kadar gula darah. 31

4. Insulin-like growth factor-1

Insulin-like growth factor-1 adalah suatu rantai polipeptida tunggal yang terdiri dari 70 residu asam amino dengan berat molekul 1760 Da. 14 Sintesis IGF-1 distimulasi oleh GH dan asupan makanan. 12 Universitas Sumatera Utara Pada manusia, kadar IGF-1 dalam plasma hampir tidak terdeteksi pada saat lahir, kemudian meningkat secara perlahan-lahan selama masa kanak-kanak, mencapai puncaknya pada pertengahan pubertas sampai usia kira-kira 40 tahun, kemudian menurun secara perlahan. Kadarnya dalam plasma maternal meningkat selama kehamilan. Pada penyakit dengan gangguan pertumbuhan, pemeriksaan IGF-1 berguna sebagai suatu indikator sekresi hormon pertumbuhan. Konsentrasi IGF-1 dalam plasma atau serum yang normal merupakan suatu bukti kuat tidak adanya defisiensi GH. Nilai IGF-1 yang rendah menunjukkan adanya defisiensi GH dan memerlukan uji tambahan untuk menentukan apakah sekresi GH subnormal. Pemeriksaan IGF-1 juga bermanfaat untuk menentukan perubahan status nutrisi. 37 Insulin-like growth factor-1 yang bersirkulasi dalam darah disintesis di hati. Hormon pertumbuhan menstimulasi sintesis dan sekresi IGF-1 hepatik. Sebaliknya, IGF-1 mengatur sekresi GH dari hipofisis melalui mekanisme umpan balik negatif. 11,13,14 Selain oleh GH, sintesis IGF-1 juga distimulasi oleh insulin. Tidak adanya insulin sebagaimana yang terlihat pada penderita diabetes tipe 1, ditandai dengan penurunan insulin dan kadar IGF-1, walaupun sekresi GH meningkat. 15 Kadar IGF-1 dalam serum seperti telah disebut di atas terutama diatur oleh 3 faktor, yaitu GH, insulin dan nutrisi. Ketiga faktor ini saling berkaitan secara erat. Asupan makanan, yang menyebabkan peningkatan konsentrasi glukosa dan asam amino dalam serum, menyebabkan terjadinya peningkatan sekresi insulin yang menghentikan produksi glukosa oleh hati dan menginduksi pengambilan dan penyimpanan glukosa dalam otot dan hati. Pada saat yang bersamaan, insulin menghentikan lipolisis sehingga kadar asam lemak bebas menurun dan glukosa untuk sementara menjadi sumber energi utama selama periode post pandrial. Sekresi GH mencapai puncaknya pada malam hari dan menurun setelah asupan makanan yang kaya akan protein jika kadar asam amino meningkat. Di lain pihak, peningkatan kadar glukosa dalam darah menekan sekresi GH. Jika nutrisi tidak adekuat, sekresi insulin Universitas Sumatera Utara menurun dan sekresi GH dapat meningkat menyebabkan insulin insensitive atau insulin resistant melalui peningkatan lipolisis dan ketogenesis dan mengubah organisme menjadi lipid-oxidizing machinery. Selama puasa yang berkepanjangan atau pada para penderita diabetes, sekresi insulin dari hati menurun dan kadar IGF-1 dalam serum juga berkurang. Dapat disimpulkan bahwa GH dapat berperan pada sintesis IGF-1 di dalam hati hanya jika asupan nutrisi cukup adekuat dan ditemukan adanya insulin. Selain keadaan itu, GH tidak akan dapat menyebabkan peningkatan kadar IGF-1 dalam serum. Pada berbagai kondisi patofisiologi dimana baik nutrisi yang tidak adekuat ataupun kurangnya insulin, GH tidak dapat merangsang sintesis IGF-1. Oleh karena itu, aktivitas GH dalam anabolisme diperantarai oleh IGF-1 hanya jika dibantu oleh insulin dan asupan makanan yang adekuat. Selain keadaan itu, pada keadaan dimana konsentrasi IGF-1 rendah, defisiensi insulin, dan asupan makanan yang tidak adekuat oleh jaringan, GH akan merangsang lipolisis, ketogenesis dan glukoneogenesis. 38 Keadaan lain yang dapat berpengaruh adalah obesitas, terutama obesitas sentral abdominal. Obesitas sentral ini berkaitan dengan resistensi insulin, yaitu suatu kelainan metabolik yang dicirikan oleh menurunnya sensitivitas jaringan terhadap insulin. Resistensi insulin terjadi ketika jaringan gagal merespon insulin secara normal. Implikasi klinisnya adalah intoleransi glukosa yang selanjutnya dapat menyebabkan diabetes tipe 2. 39 Cara sederhana untuk mengetahui adanya obesitas abdominal adalah dengan mengukur panjang lingkar pinggang. Untuk masyarakat Asia, obesitas sentral dianggap beresiko menderita penyakit jika panjang lingkar pinggang untuk wanita dan pria masing-masing minimal 80 dan 90 cm. 40 Penelitian yang dilakukan oleh Juul A. dkk 1998 memperlihatkan adanya sedikit variasi diurnal terhadap kadar total IGF-1 dan insulin-like growth factor binding protein-3 IGFBP-3. 41 Berbagai penelitian lain menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara Universitas Sumatera Utara merokok dengan kadar IGF-1 dalam serum. 42 Dikaitkan dengan siklus menstruasi, disimpulkan bahwa siklus menstruasi hanya sedikit hampir tidak mempengaruhi konsentrasi IGF-1 dan IGFBP-3 dalam serum. 43 Namun tidak demikian halnya dengan kontrasepsi oral, dimana penggunaan kontrasepsi oral pada wanita muda dihubungkan dengan kadar IGF-1 yang lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak menggunakan kontrasepsi oral. 44 Selama masa kehamilan, kadar IGF-1 meningkat dan kembali ke nilai normal 2-3 hari setelah melahirkan. 45 Obesitas didefinisikan sebagai peningkatan lemak tubuh body fat, tapi lemak tubuh sukar untuk diperiksa dan berdasarkan penuntun guideline indeks massa tubuh IMT, dikatakan bahwa IMT berhubungan erat dengan lemak tubuh. Indeks massa tubuh merupakan cara yang sederhana yang dapat digunakan untuk memantau status gizi seseorang yang berkaitan dengan kelebihan dan kekurangan berat badan. Indeks massa tubuh dihitung dengan cara membagi berat tubuh kg dengan kuadrat tinggi tubuh m. 46 Copeland KC dkk. 1990 menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara IMT dengan IGF-1. 47 Gómez JM dkk. 2003 berdasarkan penelitiannya menyatakan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara IMT dengan kadar IGF-1 pada subjek dengan IMT kurang dari 30 kgm 2 . 48 Faupel- Badger JM dkk. 2009 juga menyatakan bahwa terdapat hubungan inversal antara IMT dengan kadar IGF-1 pada semua variabel antropometrik kecuali tinggi badan. 49 Meskipun demikian, mekanisme yang pasti mengenai bagaimana variabel antropometrik ini dapat mempengaruhi kadar IGF-1 dalam serum masih belum dapat dimengerti sepenuhnya. Selain itu, peningkatan kadar androgen serum tampaknya berhubungan dengan peningkatan kadar IGF-1. Sebagai contoh, pada wanita menopause yang kemudian diberikan suntikan DHEA-S, akan didapati peningkatan kadar IGF-1. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan kadar androgen dalam serum ternyata dapat secara langsung merangsang produksi IGF-1. 50 Universitas Sumatera Utara Sebaliknya, IGF-1 juga dapat menstimulasi pembentukan DHEA-S oleh kelenjar adrenal. Hal ini terjadi karena IGF-1 dapat meningkatkan dan mempertahankan enzim-enzim steroidogenik yang bertanggung jawab untuk mengubah kolesterol menjadi prekursor steroid untuk sintesis DHEA-S dan androgen. Selain itu IGF-1 juga dapat menginduksi enzim 5 - reductase pada fibroblas kulit manusia yang mengakibatkan peningkatan konversi testosteron menjadi dehidrotestosteron. 50 Insulin-like Growth Factor-1 mempunyai peranan penting yang luas dalam mengatur fungsi-fungsi di dalam tubuh manusia. Hampir semua sel dalam tubuh manusia dipengaruhi oleh IGF-1, khususnya sel otot, tulang rawan, tulang, hepar, ginjal, saraf, kulit dan paru-paru. Peranan IGF-1 secara garis besar adalah merangsang proliferasi dan pertumbuhan sel, anabolik protein, inhibisi apoptosis, menurunkan kadar GH dan hormon insulin. Peranan ini akan terhambat atau berkurang bila IGF-1 berada dalam ikatan dengan IGFBP-3. 42

5. Hubungan antara diet, IGF-1 dan akne vulgaris