penelitian yang dilakukan oleh Schäfer dkk. tahun 2001 yang menyatakan bahwa prevalensi akne vulgaris lebih besar terlihat pada perokok 40,8 dibandingkan bukan perokok
25,5.
26
Merokok tampaknya menjadi suatu faktor yang berperan penting dalam meningkatkan prevalensi dan menambah derajat keparahan akne vulgaris. Kira-kira 50
pasien memiliki riwayat menderita akne vulgaris post adolescent
24
dalam keluarga derajat pertamanya, suatu faktor yang diketahui meningkatkan resiko terkena akne vulgaris pada usia
dewasa sebesar 3,93 .
22
Sekitar 85 wanita melaporkan gejala-gejala yang memburuk selama periode premenstruasi. Sekitar sepertiga dari wanita-wanita ini memiliki keadaan
hiperandrogenisme.
24
Hiperandrogenisme harus dipertimbangkan pada pasien wanita dengan akne vulgaris yang berat, onset yang mendadak, atau berhubungan dengan hirsutisme atau
gangguan siklus menstruasi. Gejala klinis tambahan hiperandrogenisme antara lain gambaran cushingoid, peningkatan libido, klitoromegali, suara yang lebih berat, akantosis nigrikans, dan
alopesia androgenetika. Wanita dengan hiperandrogenisme dapat memiliki resistensi insulin. Mereka memiliki resiko lebih besar untuk terkena penyakit kardiovaskular dan diabetes
melitus.
27
Pasien dengan keadaan seperti ini dan mereka dengan akne vulgaris onset lambat dapat memiliki gangguan metabolik androgen perifer, ovarium dan adrenal sehingga
memerlukan pemeriksaan khusus.
24
Berbagai riwayat pengobatan dalam keluarga harus benar-benar diteliti dan mengeksklusi faktor-faktor pencetus sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu
obat-obatan, bahan kosmetik komedogenik, dan rokok.
24,28
4. Pemeriksaan laboratorium
Secara umum, pemeriksaan laboratorium tidak diindikasikan pada pasien-pasien dengan akne vulgaris kecuali jika terdapat kecurigaan akan adanya hiperandrogenisme.
21
Universitas Sumatera Utara
Terdapat sejumlah parameter pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui apakah terdapat kelainan pada androgen serum, antara lain kadar hormon DHEA-S untuk menentukan fungsi
adrenal; testosterone untuk aktivitas ovarium; luteinizing hormonefollicle stimulating hormone-releasing factor LHFSH-RH untuk aktivitas polycystic ovarian syndrome PCOS
dan prolaktin untuk mengidentifikasi suatu gangguan hipofisis yang mungkin terjadi. Pemeriksaan seharusnya dilakukan antara hari pertama dan kelima siklus menstruasi.
28
Peningkatan kadar androgen dalam serum telah ditemukan pada kasus-kasus akne yang berat dan akne yang dihubungkan dengan berbagai kelainan endokrin, seperti hiperplasia
adrenal kongenital defisiensi 11 β- dan 21β-hydroxilase, tumor ovarium atau adrenal, dan
PCOS. Meskipun demikian, pada kebanyakan pasien akne vulgaris, kadar androgen serum berada dalam batas normal.
21,28
Tes-tes tersebut diatas harus dilengkapi dengan tes darah perifer lengkap, fungsi hati, glukosa, dan antitrombin III, karena banyak pasien-pasien ini akan memerlukan terapi
sistemik.
28
5. Diagnosis
Diagnosis akne vulgaris merupakan suatu diagnosis klinis yang ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pada kasus-kasus tertentu, dibutuhkan
pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan laboratorium darah dan biopsi histopatologi. Pada pasien-pasien wanita dengan dismenore atau hirsutisme, suatu evaluasi hormonal
harus dipertimbangkan. Pasien-pasien dengan bukti adanya virilisasi harus diperiksa kadar hormon testosteron totalnya. Banyak penulis juga menganjurkan untuk dilakukan pemeriksaan
kadar testosteron bebas, DHEA-S, LH, dan kadar FSH.
1,28
Walaupun berbagai hormon dapat mempengaruhi akne vulgaris, ternyata pada kebanyakan pasien dengan akne vulgaris tidak
ditemukan adanya gangguan endokrin.
27
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan pemeriksaan biopsi histopatologi, mikrokomedo ditandai dengan adanya dilatasi folikel dengan sumbatan keratin pada muara folikel. Dengan progresifitas penyakit,
folikel menjadi terbuka menghasilkan suatu komedo terbuka. Dinding folikular tipis dan dapat ruptur. Inflamasi dan adanya bakteri dapat menjadi bukti, dengan ataupun tanpa ruptur
folikular. Ruptur folikular biasanya disertai dengan adanya reaksi tubuh terhadap benda asing. Inflamasi pada lapisan dermis mungkin dihubungkan dengan fibrosis dan pembentukan skar.
1
6. Diagnosis banding