Gambaran klinis Akne vulgaris

sekunder terhadap P. acnes. Meskipun demikian, ekspresi IL-1 α telah diidentifikasi dalam mikrokomedo dan dapat berperan dalam pembentukan akne vulgaris. 1 Faktor-faktor eksternal jarang ditemukan pada akne vulgaris. Beberapa bahan kosmetik dan minyak rambut dapat memperburuk akne vulgaris. Sejumlah obat-obatan seperti steroid, litium, anti epilepsi dan iodium dapat mencetuskan akne vulgaris. Hiperplasia adrenal kongenital, polycystic ovarian syndrome PCOS, dan kelainan-kelainan endokrin yang lain dengan peningkatan produksi dan pelepasan androgen dapat memicu perkembangan akne vulgaris. 1 Akne vulgaris juga dapat dipengaruhi oleh faktor genetik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Goulden dkk., disimpulkan bahwa faktor-faktor familial penting dalam menentukan kerentanan individu untuk menderita akne vulgaris yang persisten. Faktor-faktor genetik dapat menentukan kegagalan folikel-folikel yang mempunyai kecenderungan menjadi akne vulgaris untuk berkembang menjadi folikel-folikel yang resisten terhadap akne vulgaris pada awal usia dewasa. 22

3. Gambaran klinis

Lesi kulit pada akne vulgaris berupa komedo, papul, pustul dan nodul pada daerah distribusi sebasea. Ada 3 tipe utama komedo, yaitu mikrokomedo, komedo terbuka blackhead dan komedo tertutup whitehead tanpa disertai tanda klinis inflamasi. 23 Papul dan pustul adalah berupa pembengkakan yang disertai inflamasi. Kulit wajah dapat merupakan satu-satunya daerah yang terkena, tapi dada, punggung, dan lengan atas juga sering terlibat. 1 Pada akne vulgaris komedonal, tidak ditemukan adanya lesi-lesi inflamasi. Lesi komedonal merupakan lesi yang paling dini dari akne vulgaris, dan komedo tertutup merupakan prekursor dari lesi-lesi inflamasi. 1 Universitas Sumatera Utara Akne vulgaris inflamasi ringan ditandai dengan adanya komedo dan papul. Akne vulgaris inflamasi sedang ditandai dengan adanya komedo, papul, dan pustul. Jumlah lesinya lebih banyak dibandingkan dengan akne vulgaris inflamasi yang lebih ringan. 1 Akne nodulokistik ditandai dengan adanya komedo, lesi-lesi inflamasi, dan nodul dengan diameter yang lebih besar dari 5 mm. Skar sering ditemukan pada akne vulgaris jenis ini. 1 Akne vulgaris persisten 82 adalah akne vulgaris yang menetap sejak masa remaja. Mereka memiliki akne vulgaris hampir sepanjang waktu dan dapat mengalami eksaserbasi selama periode menstruasi. Lesi yang timbul cenderung berupa lesi papulonodular, berlokasi di atas seluruh bagian bawah wajah dan leher. 24 Akne vulgaris onset lambat timbul setelah pubertas dan dapat dibagi menjadi 2, yaitu a akne vulgaris pada dagu, yaitu akne inflamasi dengan lesi-lesi di sekitar mulut dan dagu, komedo jarang ditemukan, mengenai wanita dan mengalami eksaserbasi selama periode menstruasi, serta cenderung menjadi resisten terhadap pengobatan dan menghasilkan eritema paska inflamasi dengan hipo- atau hiperpigmentasi dan skar, serta b akne vulgaris sporadik, yaitu akne vulgaris yang timbul kemudian tanpa alasan yang jelas atau berhubungan dengan suatu penyakit sistemik. Jenis ini dapat berlokasi dimana saja. Pada penderita yang berusia lebih dari 60 tahun, lesi ini tampaknya lebih sering pada daerah badan dibandingkan wajah. 24 Tidak diketahui alasan mengapa akne vulgaris persisten pada orang dewasa. Wanita dengan akne vulgaris persisten memiliki sekresi sebum yang lebih besar dibandingkan yang tanpa akne vulgaris, dan rokok tampaknya menjadi suatu faktor predisposisi bagi keadaan ini sedangkan faktor-faktor eksternal lain seperti kosmetik, obat-obatan, atau jenis pekerjaan tidak mempunyai pengaruh apapun. 24 Akne vulgaris non inflamasi dengan mikro dan makro komedo dilaporkan lebih sering pada wanita perokok dibandingkan bukan perokok pada wanita usia 25-50 tahun 41,5 berbanding 9,7 25 , suatu fakta yang dikonfirmasi dari Universitas Sumatera Utara penelitian yang dilakukan oleh Schäfer dkk. tahun 2001 yang menyatakan bahwa prevalensi akne vulgaris lebih besar terlihat pada perokok 40,8 dibandingkan bukan perokok 25,5. 26 Merokok tampaknya menjadi suatu faktor yang berperan penting dalam meningkatkan prevalensi dan menambah derajat keparahan akne vulgaris. Kira-kira 50 pasien memiliki riwayat menderita akne vulgaris post adolescent 24 dalam keluarga derajat pertamanya, suatu faktor yang diketahui meningkatkan resiko terkena akne vulgaris pada usia dewasa sebesar 3,93 . 22 Sekitar 85 wanita melaporkan gejala-gejala yang memburuk selama periode premenstruasi. Sekitar sepertiga dari wanita-wanita ini memiliki keadaan hiperandrogenisme. 24 Hiperandrogenisme harus dipertimbangkan pada pasien wanita dengan akne vulgaris yang berat, onset yang mendadak, atau berhubungan dengan hirsutisme atau gangguan siklus menstruasi. Gejala klinis tambahan hiperandrogenisme antara lain gambaran cushingoid, peningkatan libido, klitoromegali, suara yang lebih berat, akantosis nigrikans, dan alopesia androgenetika. Wanita dengan hiperandrogenisme dapat memiliki resistensi insulin. Mereka memiliki resiko lebih besar untuk terkena penyakit kardiovaskular dan diabetes melitus. 27 Pasien dengan keadaan seperti ini dan mereka dengan akne vulgaris onset lambat dapat memiliki gangguan metabolik androgen perifer, ovarium dan adrenal sehingga memerlukan pemeriksaan khusus. 24 Berbagai riwayat pengobatan dalam keluarga harus benar-benar diteliti dan mengeksklusi faktor-faktor pencetus sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu obat-obatan, bahan kosmetik komedogenik, dan rokok. 24,28

4. Pemeriksaan laboratorium