68
II.4 Motivasi Pengembangan Diri
Setiap pribadi pasti memiliki harapan, cita-cita dan impian, dimana hal-hal tersebut dapat timbul dikarenakan adanya dorongan dalam diri untuk
mengembangkan kehidupannya. Perilaku manusia ditimbulkan atau dimulai dengan adanya motivasi. Banyak
psikolog memakai istilah yang berbeda-beda dalam menyebutkan sesuatu yang menimbulkan perilaku tersebut. Ada yang menyebut sebagai motivasi
motivation atau motif, kebutuhan need, desakan urge, keinginan wish, dan dorongan drive, dalam penulisan ini kita menggunakan istilah
motivasi Rismawaty, 2008:49.
Secara etimologis, Winardi 2002:1 menjelaskan istilah motivasi
motivation berasal dari perkataan bahasa Latin, yakni movere yang berarti menggerakkan to move. Diserap dalam bahasa Inggris menjadi motivation
berarti pemberian motif, penimbulan motif atau hal yang menimbulkan dorongan atau keadaan yang menimbulkan dorongan. Selanjutnya Winardi 2002:33
mengemukakan, motivasi seseorang tergantung kepada kekuatan motifnya. Berdasarkan hal tersebut diskusi mengenai motivasi tidak bisa lepas dari konsep
motif. Menurut Dr. Hamzah B. Uno, M.Pd, bahwa istilah motivasi berasal dari
kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak
dapat diamati langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah
laku tertentu.
69
Pada intinya dapat dikatakan bahwa motif merupakan penyebab terjadinya tindakan. Steiner sebagaimana dikutip Hasibuan 2003:95 mengemukakan
motif adalah “suatu pendorong dari dalam untuk beraktivitas atau bergerak dan secara langsung atau mengarah kepada sasaran akhir”. Dalam bukunya
Psychology an introduction, Benjamin B. Lahey mengatakan; “ Motivation refers to an internal state or condition that activates and gives direction to
our thoughts, feelings and action” , yang diartikan; motivasi merupakan sebuah kondisi internal dalam individu yaitu kondisi yang memberi dan
mengaktifkan rangsangan kepada pikiran, perasaan dan perilaku Lahey, 2007:150.
Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai
tujuan. Motivasi bukanlah suatu yang dapat diamati, tetapi adalah hal yang dapat disimpulkan karena adanya sesuatu perilaku yang tampak. Tiap kegiatan yang
dilakukan oleh seseorang itu di dorong oleh sesuatu kekuatan dari dalam diri orang tersebut; kekuatan pendorong inilah yang disebut motivasi, rasa lapar,
kebutuhan untuk merasa aman dan kebutuhan terhadap prestasi merupakan beberapa contoh tentang motivasi. Kebutuhan dan keinginan yang ada dalam diri
seseorang akan menimbulkan motivasi internalnya. Para psikolog menyetujui bahwa motivasi dapat dikelompokkan di dalam
dua kelompok, yaitu:
a. Motivasi fisiologi, yang merupakan motivasi ilmiah biologis, seperti
lapar, haus dan seks. b.
Motivasi psikologis, yang dapat dikelompokkan dalam tiga kategori dasar, yaitu:
b.1 Motivasi kasih sayang affectional motivation; untuk menciptakan
dan memelihara kehangatan, keharmonisan,dan kepuasan batinlah emosional dalam berhubungan dengan orang lain.
b.2 Motivasi mempertahankan diri ego-defensive motivation; motivasi untuk melindungi kepribadian, menghindari untuk tidak
ditertawakan dan kehilangan muka, mempertahankan prestise dan mendapatkan kebanggaan diri.
70
b.3 Motivasi memperkuat diri ego-bolstering motivation; motivasi untuk mengembangkan kepribadian, berprestasi, menaikkan prestasi
dan mendapatkan pengakuan orang lain, memuaskan diri dengan penguasanya terhadap orang lain Rismawaty, 2008:50.
Berdasarkan pengelompokan motivasi diatas, pengembangan diri termasuk komponen dari motivasi psikologis. Pada motivasi memperkuat diri, manusia
memiliki kebutuhan untuk mengembangkan kepribadian, berprestasi, menaikkan prestasi, mendapat pengakuan dari orang lain serta memuaskan dirinya. Hal-hal
tersebut merupakan alasan utama mengapa manusia perlu untuk mengembangkan dirinya.
Pengembangan diri kita adalah pengembangan keseluruhan potensi diri yang mencakup aspek ranah Rismawaty, 2008:37-38:
a. Kognitif, yang merujuk pada pengayaan pengasahan otak agar kita
menjadi ‘melek’ berpikir, ‘melek’ teknologi yang merupakan substansial dalam kehidupan kita kini dan masa mendatang, dengan kata lain
mengembangkan pengetahuan
b. Afektif , yang merujuk pada pengayaan, pengasahan kemampuan
berpikir kreatif, motivasi, disiplin, kepercayaan diri, meminimalkanmengendalikan rasa takut dan kuatir, mengelola stres,
ketangguhan diri, aktualisasi diri, tanggung jawab nilai, norma yang kalau semuanya itu direkatkan pada diri kita maka akan memberi
kontribusi yang amat bermakna, dalam hal ini pengembangan keterampilan.
c. Psikomotorik, yang merujuk pada pengayaan, pengasahan kemampuan,
keterampilan motorik, dalam hal ini mengembangkan kemampuan. d.
Interaktif, yang merujuk pada pengayaan, pengasahan kemampuan beradaptasi dalam segala situasi, kemampuan berkomunikasi, negosiasi
yang amat dituntut dalam kegiatan-kegiatan bisnis serta kegiatan jasa lainnya.
Secara ideal, pengembangan diri mencakup pengembangan keempat aspek
diatas. Namun, pada penelitian ini penulis lebih memfokuskan kepada pengembangan diri pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Hal ini
71
berdasarkan tujuan dari tayangan Mario Teguh The Golden Ways yang cenderung lebih memotivasi penonton kepada ketiga aspek tersebut.
Tayangan Mario Teguh The Golden Ways cenderung lebih bertujuan memotivasi penonton untuk mampu melihat kemampuan diri dan
mengembangkan apa yang dimiliki diri sendiri. Disamping itu juga tayangan tersebut bertujuan untuk penontonnya lebih percaya diri dan bijaksana dalam
mengahadapi segala peristiwa dalam hidup, sehingga dengan demikian diharapkan mampu menjadi pribadi yang super dan unggul dalam kehidupannya.
II.5 Teori S-O-R