44
II.1.2. Komunikasi Massa II.1.2.1 Pengertian Komunikasi Massa
Pengertian komunikasi massa banyak diartikan oleh para ahli.
Komunikasi massa pada umumnya diartikan sebagai komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan media, baik media cetak maupun media
elektronik. Para ahli komunikasi berpendapat bahwa yang dimaksudkan dengan
komunikasi massa mass communication adalah komunikasi melalui media massa, jelasnya merupakan singkatan dari komunikasi media massa mass
media communication. Komunikasi massa menggunakan media massa baik cetak ataupun elektronik, berbiaya relatif mahal, yang dikelola oleh suatu
lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim, dan heterogen. Pesan-
pesannya bersifat umum, disampaikan secara tepat, serentak dan selintas khususnya media elektronik.
Definisi yang paling sederhana tentang komunikasi massa dirumuskan Bittner 1980:10: “Mass communication is message communicated through
a mass medium to a large number of people” Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar
orang. Mulyana, 2007:83
Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Media komunikasi yang termasuk media
massa adalah radio siaran dan televisi dikenal sebagai media elektronik, surat kabar dan majalah disebut sebagai media cetak, serta media film
film bioskop. Ahli komunikasi yang lain mendefinisikan komunikasi dengan memperinci
karakteristik komunikasi massa. Gerbner 1967 menulis, komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga
45
dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri Rakhmat,2007: 188.
Kompleksnya komunikasi massa dikemukakan oleh Werner I Severin dan James W Tankard, Jr dalam bukunya Communication Theories, Orgins,
Methods, Uses, mengatakan bahwa komunikasi massa adalah sebagian keterampilan, sebagian seni dan sebagian ilmu. Ia adalah keterampilan
dalam pengertian bahwa ia meliputi teknik-teknik fundamental tertentu yang dapat dipelajari seperti memfokuskan kamera televisi, mengoperasikan tape
recorder atau mencatat ketika berwawancara. Ia adalah seni dalam pengertian bahwa ia meliputi tantangan-tantangan kreatif seperti menulis
skrip untuk program televisi, mengembangkan tata letak yang estetis untuk iklan majalah atau menampilkan teras berita yang memikat bagi sebuah
kisah berita. Ia adalah ilmu dalam pengertian bahwa ia meliputi prinsip- prinsip tertentu tentang bagaimana berlangsungnya komunikasi yang dapat
dikembangkan dan dipergunakan untuk membuat berbagai hal menjadi lebih baik Effendy,2006: 21
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa bersumber dari komunikasi yang
menyampaikan pesannya dengan menggunakan media massa yang ditujukan untuk masyarakat luas. Jadi salah satu ciri dari komunikasi massa adalah
pesan yang disampaikan merupakan pesan yang mengandung kepentingan publik.
II.1.2.2 Karakteristik Komunikasi Massa
Telah diketahui bahwa definisi-definisi komunikasi massa yang sebelumnya, pada prinsipnya mengandung suatu makna yang sama, bahkan
antara satu definisi dengan definisi yang lainnya dianggap saling
46
melengkapi. Melalui definisi itu pula kita dapat mengetahui kerakteristik komunikasi massa.
Adapun beberapa komunikasi massa menurut Ardianto, yaitu sebagai berikut:
a. Komunikator Terlembaga
Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Kita sudah memahami bahwa komunikasi massa itu menggunakan media
massa, baik media cetak maupun media elektronik. Apabila media komunikasi yang digunakan adalah televisi, tentu akan banyak lagi
melibatkan orang seperti juru kamera, juru lampu, pengarah acara, bagian make up, floor manager dan lain-lain.
b. Pesan bersifat umum
Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok
orang tertentu. Oleh karenanya, pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan komunikasi massa yang berupa fakta, peristiwa atau
opini. Namun tidak semua fakta dan peristiwa yang terjadi disekeliling kita dapat dimuat dalam media massa. Proses komunikasi massa yang
dikemas dalam bentuk apapun harus memenuhi kriteria penting atau menarik, ataupun penting sekaligus menarik bagi sebagian besar
komunikan.
c. Komunikannya Anonim dan Heterogen
Dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan anonim, karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap
muka. Disamping ananoim, komunikasi massa adalah heterogen karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat berbeda, yang dapat
dikelompokkan berdasarkan faktor usia, jenis kelamin, pemdidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi.
d. Media Massa Menimbulkan Keserempakan
Kelebihan komunikasi massa dibandingkan komunikasi yang lainnya adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif
banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan
memperoleh pesan yang sama juga. Effendy mengartikan keserempakan media massa itu adalah keserempakan kontak dengan sejumlah besar
47
penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah.
e. Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan
Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungn sekaligus. Pada komunikasi massa yang penting adalah unsur isi. Dalam
komunikasi massa, pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang
digunakan.
f. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah
Secara singkat komunikasi massa itu adalah komunikasi dengan menggunakan atau melalui media massa. Karena melalui media massa
maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun
aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi
antarpersona. Dengan demikian, komunikasi massa itu bersifat satu arah.
g. Stimulus Alat Indera Terbatas
Ciri komunikasi massa lainnya yang dapat dianggap salah satu kelemahannya adalah stimulus alat indera yang “terbatas”. Dalam
komunikasi massa, stimulus alat indra berganting pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca banyak melihat. Pada
radio siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar sedangkan pada media televisi dan film kita menggunakan alat indra
penglihatan dan pendengaran.
h. Umpan Balik Tertunda Delayed
Komponen umpan balik atau feedback merupakan faktor penting dalam bentuk komunikasi apa pun. Efktifitas komunikasi sering kali dapat
dilihat dari feedback yang disampaikan komunikan. Umpan balik ini bersifat langsung direct feedback atau umpan balik yang bersifat
segera immediate feedback Ardianto, 2004:7-12.
Selain yang telah disebutkan diatas, Nurudin menambahkan dua hal berikut sebagai karakteristik komunikasi massa:
a. Komunikasi Massa mengandalkan peralatan teknis
Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada khalayaknya sangat membutuhkan bantuan peralatan teknis. Peralatan
teknis yang dimaksud misalnya pemancar untuk media elektronik.
48
Peran pemancar dalam media elektronik merupakan hal utama yang tidak dapat dihilangkan.
b. Komunikasi Massa dikontrol oleh Gatekeeper
Gatekeeper atau yang sering disebut penapis informasi atau palang pintu atau penjaga gawang, adalah orang yang sangat berperan dalam
penyebaran informasi melalui media massa. Gatekeeper ini berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi,
menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami. Gatekeeper merupakan pihak yang ikut
menentukan pengemasan sebuah pesan dari media massa serta merupakan pihak yang menentukan berkualitas tidaknya informasi yang
akan disebarkan. Nurudin, 2007:30-32
II.1.2.3 Fungsi Komunikasi Massa
Komunikasi tidak hanya diartikan sebagai pertukaran berita atau pesan, tetapi juga sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai
pertukaran data, fakta dan ide. Sejumlah upaya mencoba mensistimasisasikan fungsi utama komunikasi massa, yang pada mulanya
dimulai oleh Lasswell 1948 yang memberikan ringkasankesimpulan mengenai fungsi dasar komunikasi sebagai berikut: pengawasan lingkungan;
pertalian korelasi bagian-bagian masyarakat dalam memberikan respon terhadap lingkungannya; transmisi warisan budaya.
Dalam buku Aneka Suara, Satu Dunia Many Voices One World Sean MacBride dan kawan-kawan menerangkan dengan cukup gamblang
yang patut disimak oleh para mahasiswa dan peminat komunikasi. Diuraikan bahwa apabila komunikasi dipandang dari arti yang lebih luas, tidak hanya
diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan, tetapi sebagai kegiatan
49
individu dan kelompok mengenai tukar-menukar data, fakta, dan ide. Maka, fungsinya dalam tiap sistem sosial adalah sebagai berikut:
a. Informasi:
Pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta dan pesan, opini dan komentar yang dibutuhkan agar
orang dapat mengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi internasional, lingkungan, dan orang lain, dan agar dapat mengambil
keputusan yang tepat.
b. Sosialisasi pemasyarakatan:
Penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif yang
menyebabkan ia sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif di dalam masyarakat.
c. Motivasi:
Menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihannya dan keinginannya,
mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar.
d. Perdebatan dan diskusi:
Menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat
mengenai masalah publik, menyediakan bukti-bukti yang relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum dan agar masyarakat lebih
melibatkan diri dalam masalah yang menyangkut kegiatan bersama di tingkat internasional, nasional, dan lokal.
e. Pendidikan:
Pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual, pembentukan watak, dan pendidikan keterampilan serta
kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan.
f. Memajukan kebudayaan:
Penyebarluasan hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan warisan masa lalu, perkembangan kebudayaan dengan memperluas
horizon seseorang, membangunkan imajinasi dan mendorong kreativitas serta kebutuhan estetikanya.
50
g. Hiburan:
Penyebarluasan sinyal, simbol, suara, dan citra image dari drama, tari, kesenian, kesusastraan, musik, komedi, olah raga, permainan, dan
sebagainya untuk rekreasi dan kesenangan kelompok dan individu.
h. Integrasi:
Menyediakan bagi bangsa, kelompok, dan individu kesempatan memperoleh berbagai pesan yang diperlukan mereka agar mereka dapat
saling kenal dan mengerti dan menghargai kondisi, pandangan dan keinginan orang lain.
Effendy, 2006:27-28 Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa
komunikasi massa erat hubungannya dengan pengguna media massa, komunikasi massa berfungsi sebagai alat pemuas kebutuhan para penguna
media.
II.1.2.4 Efek Komunikasi Massa
Ada tiga dimensi efek komunikasi massa, yaitu: kognitif, afektif, dan konatif. Efek kognitif meliputi peningkatan kesadaran, belajar, dan
tambahan pengetahuan. Efek efektif berhubungan dengan emosi, perasaan, dan attitude sikap. Sedangkan efek konatif berhubungan dengan perilaku
dan niat untuyk melakukan sesuatu menurut cara tertentu. Berikut
klasifikasi efek komunikasi massa menurut Effendy:
a. Efek Kognitif Cognitive effect
Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini akan dibahas
tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan
keterampilan kognitif. Melalui media massa, kita memperoleh
51
informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita kunjungi secara langsung. Seseorang mendapatkan informasi dari
televisi, bahwa “Robot Gedek” mampu melakukan sodomi dengan anak laki-laki di bawah umur. Penonton televisi, yang asalnya tidak tahu
menjadi tahu tentang peristiwa tersebut. Di sini pesan yang disampaikan oleh komunikator ditujukan kepada pikiran komunikan.
Dengan kata lain, tujuan komunikator hanya berkisar pada upaya untuk memberitahu saja. Media massa tidak memberikan efek kognitif
semata, namun ia memberikan manfaat yang dikehendaki masyarakat. Inilah efek prososial. Bila televisi menyebabkan kita lebih mengerti
bahasa Indonesia yang baik dan benar, televisi telah menimbulkan efek prososial kognitif. Bila majalah menyajikan penderitaan rakyat miskin
di pedesaan, dan hati kita tergerak untuk menolong mereka, media massa telah menghasilkan efek prososial afektif. Bila surat kabar
membuka dompet bencana alam, menghimbau kita untuk menyumbang, lalu kita mengirimkan wesel pos atau, sekarang dengan cara transfer
via rekening bank ke surat kabar, maka terjadilah efek proposional behavioral.
b. Efek Afektif Affective effect
Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada Efek Kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan hanya sekedar memberitahu kepada khalayak
agar menjadi tahu tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, setelah mengetahui informasi yang diterimanya, khalayak diharapkan dapat
merasakannya. Sebagai contoh, setelah kita mendengar atau membaca informasi artis kawakan Roy Marten dipenjara karena kasus penyalah-
gunaan narkoba, maka dalam diri kita akan muncul perasaan jengkel, iba, kasihan, atau bisa jadi, senang. Perasaan sebel, jengkel atau marah
daat diartikan sebagai perasaan kesal terhadap perbuatan Roy Marten. Sedangkan perasaan senang adalah perasaan lega dari para pembenci
artis dan kehidupan hura-hura yang senang atas tertangkapnya para public figure yang cenderung hidup hura-hura. Adapun rasa iba atau
kasihan dapat juga diartikan sebagai keheranan khalayak mengapa dia melakukan perbuatan tersebut.
c. Efek Konatif Behavioral effect
Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. Efek konatif
bersangkutan dengan niat, tekad, upaya, usaha yang cenderung menjadi suatu kegiatan atau tindakan atau kebiasaan berperilaku. Karena
berbentuk perilaku maka sebagaimana disinggung di atas maka efek
52
konatif sering disebut juga efek behavioral. Efek konatif tidak langsung timbul sebagai akibat terpaan media massa melainkan didahului oleh
efek kognitif dan atau efek afektif.
Effendy, 2006:318-319. Efek komunikasi massa berbeda pada setiap individu, hal itu
tergantung dari tingkat pemahaman masing-masing individu.
II.2 Televisi