71
berdasarkan tujuan dari tayangan Mario Teguh The Golden Ways yang cenderung lebih memotivasi penonton kepada ketiga aspek tersebut.
Tayangan Mario Teguh The Golden Ways cenderung lebih bertujuan memotivasi penonton untuk mampu melihat kemampuan diri dan
mengembangkan apa yang dimiliki diri sendiri. Disamping itu juga tayangan tersebut bertujuan untuk penontonnya lebih percaya diri dan bijaksana dalam
mengahadapi segala peristiwa dalam hidup, sehingga dengan demikian diharapkan mampu menjadi pribadi yang super dan unggul dalam kehidupannya.
II.5 Teori S-O-R
Pada penelitian ini, penulis menggunakan teori S-O-R sebagai teori utama. Hal itu didasarkan pada tujuan penulisan, bahwa penulis ingin mengetahui apakah
tayangan Mario Teguh The Golden Ways mampu menjadi perangsangstimulus bagi mahasiswa Fakultas Psikologi USU untuk mengembangkan pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan diri. Pada awalnya model ini dikenal sebagai model Stimulus-Respon. Model
Stimulus-Respons S-R adalah model komunikasi paling mendasar dan sederhana. Model ini mengingatkan kita bahwa apabila ada aksi maka akan
timbul reaksi. Proses ini merupakan bentuk pertukaran informasi yang dapat menimbulkan efek untuk mengubah tindakan komunikasi. Model ini juga
mengasumsikan bahwa perilaku individu ada karena kekuatan stimulus yang datang dari luar dirinya, bukan atas dasar motif dan sikap yang dimiliki.
Akan tetapi kemudian De fleur menambahkan organisme dalam bagiannya sehingga menjadi S-O-R. Unsur-unsur dasar dalam model ini terdiri dari
stimulus yakni rangsangan atau dorongan berupa pesan, organism yakni
72
manusia atau seseorang penerima receiver dan reponse yakni reaksi, efek, pengaruh atau tanggapan. Wiryanto, 2004:13.
Teori ini merupakan turunan dari Bullet Theory dan Teori Hipodermik. Terdapat beberapa dasar pemikiran yg mempelopori lahirnya teori ini. Yang
pertama, latar belakang filosofis Philosophical Ground, yaitu gambaran dari seseorang yg pasif dan mudah terpengaruh terpaan media. Kedua, perkembangan
teori ilmu psikologi dan sosiologi Theorytical Developmentin Psicology and Sosiology, yang mendeskriditkan pandangan individu yang berbeda dalam teori
komunikasi massa. Model ini menjelaskan bagaimana stimulus yang diterima oleh organism
tersebut diolah sedemikian rupa, yang seterusnya diubah dalam beberapa responden yang dapat diamati. Pengelohan stimulus dalam S-O-R
merupakan konsep black box atau kotak hitam; yakni struktur khusus dan fungsi proses antara yang internal dianggap kurang penting dibandingkan
dengan proses pengubahan masukan menjadi pengeluaran. Karena itu, menurut pengertian black box ini, penjelasan memerlukan pengamatan
masukan dan pengeluaran namun tidak menuntut pengamatan langsung pada kegiatan dalam diri organisme yang bersangkutan, sekalipun mungkin
dapat dilakukan. Pertama-tama pengamatan langsung pada proses internal memang merupakan hal yang tidak mungkin, karena itu kita hanya dapat
mengamati perilaku eksternal dan menganggapnya sebagai manifestasi dari keadaan internal organisme yang bersangkutan. Jadi, pengkajian keadaan
internal secara hakiki merupakan pengamatan tidak langsung, dengan kata lain penarikan kesimpulan inferensi dari perilaku yang dapat diamatai
Rakhmat, 1990;196.
Efek yang ditimbulkan dalam penjelasan S-O-R adalah bahwa organisme menghasilkan perilaku tertentu, jika ada stimulus tertentu pula
Rakhmat,2006:198.
73
Secara gamblang prinsip S-O-R menjelaskan tentang sebuah proses belajar dimana efek adalah suatu reaksi khusus yang timbul akibat stimulus
tertentu. Artinya bahwa orang-orang dapat memprediksi keterkaitan yang erat antara pesan-pesan yang disampaikan melalui media massa terhadap
reaksi yang akan muncul dalam diri penerima akibat pesan yang disampaikan tersebut.
Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah: a.
Pesan stimulus, S b.
Komunikan Organism,O c.
Efek Response, R Amir Purba,2006:255
Dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah aspek “how” bukan “what” dan “why”. Jelasnya how to communicate, dalam hal ini how
to change the attitude, bagaimana mengubah sikap komunikan. Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika
stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula. Prof. Dr. Mar’at dalam bukunya “Sikap Manusia, Perubahan serta
Pengukurannya, mengutip pendapat Hovland, Janis, dan Kelly yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting, yaitu:
a. Perhatian
b. Pengertian
c. Penerimaan
74
Bagan 3 Teori S-O-R
Sumber: Effendy, 2000:254-255 Pada gambar diatas dilihat bahwa response bergantung pada proses yang
terjadi pada individu. Stimulus yang disampaikan pada komunikasn bisa diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi yang hanya dapat berlangsung apabila
komunikan memberikan respon terhadap stimulus yang diberikan. Yang kemudian komunikan akan dapat memikirkan tentang arti, maksud ataupun tujuan
dari stimulus tersebut yang pada akhirnya akan timbul pengertian dan penerimaan atau bahkan penolakan. Apabila komunikan telah menerima atau mengolah
stimulus tersebut, barulah akhirnya akan dapat terbentuk sikap ataupun perubahan perilaku.
Perubahan sikap terjadi dapat berupa perubahan kognitif, afektif ataupun behavioral konatif. Menurut Effendy, efek komunikasi yang melekat
pada khalayak sebagai akibat dari perubahan psikologis yang dapat diklasifikasikan dalam 3 efek yaitu sebagai berikut:
1. Efek Kognitif
Berhubungan dengan pemikiran dan penalaran sehingga khalayak yang semula tidak tau dan tidak mengerti menjadi jelas.
STIMULUS Organisme:
• Perhatian
• Pengertian
• Penerimaan
Response Perubahan Sikap
75
2. Efek Afektif
Berkaitan dengan perasaan. Perasaan akibat terpaan media massa yang bermacam-macam, contohnya sedih sehingga mencucurkan air mata,
atau senang hingga tertawa terbahak-bahak.
3. Efek Konatif
Berkaitan dengan niat, tekad, upaya, usaha yang cenderung menjadi suatu kegiatan atau tindakan. Karena berbentuk perilaku, maka efek
konatif sering disebut efek behavioral. Efek konatif tidak langsung timbul sebagai akibat dari terpaan media massa melainkan didahului
oleh efek kognitif dan efek afektif. Effendy,2000:318-319
Bila dihubungkan dalam penelitian ini, teori S-O-R diatas dapat berupa bagan berikut ini:
Bagan 4 Teori S-O-R pada penelitian
Pada bagan diatas menunjukkan bahwa Tayangan Mario Teguh The Golden Ways berperan sebagai stimulusperangsang bagi mahasiswa Fakultas
Psikologi USU angkatan 2008-2010 untuk menimbulkan motivasi pengembangan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan diri pengembangan diri. Tentunya
STIMULUS
Tayangan Mario Teguh The Golden Ways
Organisme:
Mahasiswa Fakultas Psikologi USU
angkatan 2008-2010
Response
Motivasi Pengembangan Diri
76
berdasarkan penjelasan teori S-O-R sebelumnya, bahwa respon yang dihasilkan bergantung pada masing-masing individu. Hasil yang diperoleh tergantung pada
proses yang terjadi pada setiap mahasiswa. Apabila mahasiswa memberikan perhatian penuh kepada tayangan, kemudian menimbulkan pengertian pada
dirinya, maka penerimaan akan terjadi pada dirinya terhadap tayangan. Dengan adanya penerimaan pada diri mahasiswa, maka respon ideal yang diharapkan yaitu
motivasi pengembangan diri dapat diperoleh. Namun apabila ketiga variabel penting pada sikap menurut Prof. Dr. Mar’at yang telah disebutkan sebelumnya,
maka respon ideal tidak akan didapatkan. Mahasiswa tidak akan merasakan peran penting tayangan Mario Teguh The Golden Ways sebagai salah satu faktor
menunjang munculnya motivasi pengembangan diri. Dengan demikian dapat dengan jelas dikatakan bahwa teori S-O-R
merupakan teori yang paling relevan digunakan pada penelitian ini. Penelitian ini ingin melihat apakah tayangan Mario Teguh The Golden Ways mampu beperan
sebagai stimulus aktif dalam menimbulkan motivasi pengembangan diri pada mahasiswa Fakultas Psikologi USU angkatan 2008-2010.
77
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Metode Penelitian Metode Penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
penelitian korelasional, yaitu metode yang berusaha meneliti sejauhmana variasi pada suatu variabel berhubungan dengan variasi-variasi pada variabel lainnya
Rakhmat, 2007:27. Kelebihan metode korelasional adalah dapat mengukur hubungan diantara berbagai variabel, meramalkan variabel tidak bebas, dan
memudahkan untuk membuat pandangan eksperimen. Sedangkan kelemahan metode ini adalah korelasi yang tinggi dapat menunjukkan hubungan sebab
akibat.
III.1.1 Populasi dan Sampel III.1.1.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda, hewan dan tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes atau
peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian Nawawi, 2001:141.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas Psikologi USU angkatan 2008-2010 program S1 yang masih aktif kuliah.
Berdasarkan data yang diperoleh dari , BAA USU TA : 20102011 jumlah mahasiswa Fakultas Psikologi USU angkatan 2008-2010 adalah 348 jiwa.