18
dengan adanya penelitian ini dapat membantu mahasiswa psikologi USU untuk mendapatkan informasi lebih dalam upaya pengembangan diri. Dengan kata lain,
mahasiswa yang semula kurang memahami tentang makna motivasi yang sebenarnya menjadi lebih paham dan mampu mengembangkam pengetahuan yang
dimilikinya. Hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti tayangan Mario Teguh The Golden Ways dan motivasi pengembangan diri di kalangan
mahasiswa Fakultas Psikologi USU.
I.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut: “Sejauhmanakah hubungan
antara tayangan Mario Teguh The Golden Ways di Metro TV terhadap motivasi pengembangan diri di kalangan mahasiswa Fakultas Psikologi USU?”
I.3 Pembatasan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan, selanjutnya penulis merumuskan pembatasan masalah penelitian. Pembatasan masalah ini bertujuan
agar permasalahan yang diteliti menjadi jelas, terarah, dan tidak terlalu luas melebar sehingga terhindar dari salah pengertian tentang masalah penelitian.
Adapun yang menjadi pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah: a.
Penelitian ini bersifat korelasional, yang bertujuan untuk mengetahui korelasi tayangan Mario Teguh The Golden Ways dan motivasi
19
pengembangan diri di kalangan mahasiswa Fakultas Psikologi USU, khususnya pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
b. Subjek dari penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan
2008-2010 yang masih aktif kuliah, hal ini dikarenakan ketiga angakatan ini masih belum disibukkan dengan tugas akhir dan masih lengkap
mahasiswanya. c.
Sampel dalam penelitian ini adalah responden yang menonton tayangan Mario Teguh The Golden Ways minimal lima kali; hal ini
dikarenakan,dengan menonton tayangan minimal lima kali responden akan mengetahui tujuan serta maksud dan konsep tayangan.
d. Penelitian akan dilakukan pada bulan Februari-Maret 2011, dengan lama
penelitian yang akan disesuaikan dengan tingkat kebutuhan.
I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1
Tujuan penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: a.
Untuk melihat bagaimana tayangan Mario Teguh The Golden Ways
b. Untuk mencari hubungan antara tayangan Mario Teguh The
Golden Ways di Metro TV dan motivasi pengembangan diri mahasiswa Fakultas Psikologi USU.
20
c. Untuk mengetahui maksud dan tujuan mahasiswa Fakultas
Psikologi USU menonton tayangan Mario Teguh The Golden Ways di Metro TV.
I.4.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a.
Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mahasiswa FISIP USU jurusan Ilmu Komunikasi
khususnya mengenai komunikasi massa. b.
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana bagi penulis untuk menerapkan ilmu yang telah di dapatkan
selama masa kuliah serta untuk memperluas pengetahuan khususnya tentang media massa dan tayangannya.
c. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan
bagi pihak-pihak yang membutuhkan pengetahuan yang berhubungan dengan tema penelitian ini.
I.5 Kerangka Teori
Kerangka teori adalah kemampuan seorang peneliti di dalam mengaplikasikan pola berpikirnya di dalam menyusun secara sistematis teori-teori
yang mendukung permasalahan penelitian. Dalam melakukan sebuah penelitian, seorang peneliti memerlukan teori sebagai landasan kerangka bepikir yang
mendukung pemecahan masalah secara sistematis.
21
Pengertian teori menurut Snelbecker, yakni seperangkat proposisi yang berinteraksi ssecara sintaksis yaitu yang mengikuti aturan tertentu yang dapat
dihubungkan secara logis dengan lainnya dengan data atas dasar yang dapat diamati dan berfungsi sebagai wahana untk meramalkan dan menjelaskan
fennomena yang diamati Moleong, 2005:57. Sedangkan Kerlinger menyebutkan bahwa teori adalah himpunan konstruk konsep, definisi dan proposisi yang
mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut Rakhmat,
2007:6. Teori berfungsi untuk menjelaskan, memberikan pandangan, memberikan strategi dan meramalkan.
Dalam penelitian ini, teori yang dianggap relevan adalah komunikasi, komunikasi massa, televisi sebagai media komunikasi massa, teori S-O-R dan
motivasi pengembangan diri.
I.5.1 Televisi sebagai Media Massa
Dewasa ini, televisi merupakan salah satu media yang cukup digemari masyarakat. Televisi merupakan suatu hal yang tidak asing
diseluruh lapisan masyarakat. Untuk menelaah lebih lanjut tentang televisi, penulis terlebih dahulu akan memaparkan televisi sebagai media massa.
Istilah televisi terdiri dari dua suku kata,yaitu “tele” yang berarti jauh dan “vision” yang berarti penglihatan. Televisi adalah salah satu bentuk media
massa yang selain mempunyai daya tarik yang kuat, disebabkan unsur- unsur kata, musik dan sound effect, juga memiliki keunggulan yang lain
yaitu unsur visual berupa gambar hidup yang menimbulkan pesan yang mendalam bagi pemirsanya Effendy, 2004:192.
22
Sedangkan menurut sosiolog Marshall Luhan yakni bahwa media cetak tidak menjauhkan manusia dari dunia dan sesamanya sementara media
elektronik membuat kita lebih bergantung dan menciptakan kembali dunia dalam gambaran sebuah ‘Perkampungan Global”.
Televisi merupakan salah satu dari sejumlah media massa yang ada sekarang ini. Media massa yang satu ini memiliki daya tarik yang cukup
kuat dibandingkan dengan media massa yang lainnya. Hal ini disebabkan oleh adanya unsur kata-kata, musik serta sound effect sehingga televisi
mampu menarik perhatian khalayak lebih baik. Setiap kejadian atau isyu ditelevisi diberi bobot tertentu dengan panjang penyajian berupa waktu
tayang Rakhmat, 2007:229. Selain itu, televisi juga mempunyai keunggulan lain yaitu unsur visual berupa gambar hidup yang dapat
menimbulkan kesan yang mendalam bagi pemirsanya. Dalam usaha untuk mempengaruhi khalayak yang engan mengubah emosi dan pikiran, maka
televisi memiliki kemampuan yang lebih menonjol dibandingkan dengan media massa lainnya.
Menurut Askurifai Baksin, pada prinsipnya penyelenggaraan siaran di stasiun televisi terbagi menjadi dua yakni siaran karya artistik dan karya
jurnalistik Baksin, 2006:79.
Siaran karya jurnalistik merupakan produksi acara televisi yang
mengutamakan kecepatan penyampaian informasi, realitas atau peristiwa yang terjadi, misalnya berita aktual, berita nonaktual, dan penjelasan yang
bersifat aktual atau sedang hangat-hangatnya yang tertuang dalam acara monolog, dialog, laporan atau siaran langsung. Sedangkan karya artistik
23
merupakan produksi acara televisi yang menekankan aspek artistik dan estetika, sehingga unsur keindahan menjadi unggulan dan daya tarik acara
seperti ini. Menurut Akurifai Baksin, terdapat unsur-unsur dominan yang
menjadi ciri khas televisi, yaitu Baksin, 2006:63-68 : a.
Penampilan Penyaji Berita Penyaji atau yang lebih dikenal dengan sebutan presenter atau pemandu
acara adalah istilah Inggris untuk orang yang membawakan acara atau program televisi. Seorang presenter televisi biasanya juga seorang aktor,
penyanyi, dan lainnya, tapi umumnya terkenal karena menjadi presenter program tertentu. Kecuali presenter untuk program politik atau iptek
yang merupakan profesional di bidangnya, atau selebriti yang berhasil di satu bidang tapi punya minat di bidang tertentu lainnya.
RM Hartoko dalam Baksin menyebutkan beberapa prasyarat untuk menjadi presenter televisi yang baik, yaitu Baksin, 2006:157 :
a.1 Penampilan yang baik dan perlu didukung oleh watak dan
pengetahuan. a.2 Kecerdasan pikiran yang meliputi pengetahuan umum dan daya ingat
yang kuat. a.3 Keramahan yang tidak berlebihan sampai over friendly yang dapat
menjengkelkan dan menjadi tidak wajar. a.4 Jenis suara yang tepat dengan warna suara yang enak untuk didengar
dan memiliki wibawa yang cukup matang. a.5 Penguasaan bahasa adalah kemampuan mengunakan bahasa formal
dan infromal yang mudah dipahami. b.
Narasumber Narasumber adalah orang yang menjadi sumber informasi atau yang
mengetahui informasi tertentu. Menurut R. Fadli yang digolongkan menjadi narasumber yang tidak sembarangan atau spesial adalah:
b.1 Memiliki Kapabilitas
Kapabilitas adalah kemampuan yang meliputi kemampuan dalam bidang akademis maupun pengalaman.
b.2 Memiliki Kredibilitas
Kredibiltas merupakan kualitas, kapabilitas, atau kekuatan untuk menimbulkan kepercayaan.
b.3 Memiliki Akseptabilitas Akseptabilitas meliputi latar belakang pribadi maupun profesi
seorang narasumber yang sesuai dengan topik pembahasan. c.
Materi Acara Faktor lain yang perlu diperhatikan dalam program talkshow terletak
pada materi acara atau permasalahn Wibowo, 2001:48. Dalam hal ini ada dua kategori untuk mengetahui sampai seberapa jauh permasalahan
itu menarik, yaitu:
24
c.1 Permasalahan apa yang dibahas dalam diskusi tersebut, yaitu hal yang menjadi topik pembahasan dalam diskusi tersebut merupakan
permasalahan yang penting bagi masyarakat. c.2
Masalah itu merupakan masalah yang aktual atau yang sedang hangat di masyarakat.
d. Perangkat Acara Wibowo juga berpendapat, memberi ilustrasi visual dari apa yang sedang
dibicarakan menambah daya tarik dan menghidupkan program talkshow Wibowo, 2001:49. Ilustrasi visual tersebut dapat berupa sajian acara
musik di awal acara sebagai pembukaan, membacakan cerita menarik, menyajikan ilustrasi gambar yang berganti-ganti, atau menyajikan situasi
komedi yang diperankan oleh perangkat acara Wibowo, 2001:37. Perangkat acara bertugas untuk menyampaikan ilustrasi tersebut. Seperti
dalam acara Mario Teguh The Golden Ways, perangkat acara adalah orang-orang yang memiliki peran dalam tayangan tersebut dan bertugas
untuk menyampaikan ilustrasi visual kepada khalayak. Agar ilustrasi tersebut dapat disampaikan dengan baik, perangkat acara perlu
memperhatikan beberapa hal, yaitu: d.1 Keselarasan antara perangkat acara dan kerja sama tim.
d.2 Komunikasi antara perangkat acara yang terlihat dalam
penggunaan humor merupakan daya tarik tayangan tersebut. e. Waktu Tayang
Faktor lain yang juga perlu diperhatikan dalam tayangan talkshow adalaha pemilihan waktu tayang. Pemilihan waktu tayang diperlukan
agar segmentasi khalayak yang diharapkan dapat tercapai. Dalam pemilihan waktu tayang juga memperhatikan:
e.1 Frekuensi penayangan yang diperlukan untuk memudahkan
penonton mengingat acara tersebut. e.2
Durasi tayangan yaitu lamanya tayangan tersebut berlangsung. Hal ini perlu diperhatikan untuk menghindari penonton dari kebosanan.
Beberapa karakteristik diatas merupakan hal yang mampu membedakan televisi dengan media lainnya, serta mampu dijadikan sebagai
daya tarik utama televisi.
I.5.2 Motivasi Pengembangan Diri
Perilaku manusia ditimbulkan atau dimulai dengan adanya motivasi. Banyak psikolog memakai istilah yang berbeda-beda dalam
menyebutkan sesuatu yang menimbulkan perilaku tersebut. Ada yang
25
menyebut sebagai motivasi motivation atau motif, kebutuhan need, desakan urge, keinginan wish, dan dorongan drive, dalam penulisan ini
kita menggunakan istilah motivasi Rismawaty, 2008:49.
Secara etimologis, Winardi 2002:1 menjelaskan istilah motivasi motivation berasal dari perkataan bahasa Latin, yakni movere yang berarti
menggerakkan to move. Diserap dalam bahasa Inggris menjadi motivation berarti pemberian motif, penimbulan motif atau hal yang menimbulkan
dorongan atau keadaan yang menimbulkan dorongan.
Selanjutnya Winardi 2002:33 mengemukakan, motivasi seseorang tergantung kepada kekuatan motifnya. Berdasarkan hal tersebut diskusi
mengenai motivasi tidak bisa lepas dari konsep motif. Pada intinya dapat dikatakan bahwa motif merupakan penyebab
terjadinya tindakan. Steiner sebagaimana dikutip Hasibuan 2003:95 mengemukakan motif adalah “suatu pendorong dari dalam untuk
beraktivitas atau bergerak dan secara langsung atau mengarah kepada sasaran akhir”.
Dalam bukunya Psychology an introduction, Benjamin B. Lahey mengatakan; “ Motivation refers to an internal state or condition that
activates and gives direction to our thoughts, feelings and action” , yang diartikan; motivasi merupakan sebuah kondisi internal dalam individu yaitu
kondisi yang memberi dan mengaktifkan rangsangan kepada pikiran, perasaan dan perilaku Lahey, 2007:150.
Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong
keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Motivasi bukanlah suatu yang dapat diamati, tetapi adalah
hal yang dapat disimpulkan karena adanya sesuatu perilaku yang tampak. Tiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang itu di dorong oleh sesuatu
kekuatan dari dalam diri orang tersebut; kekuatan pendorong inilah yang
26
disebut motivasi, rasa lapar, kebutuhan untuk merasa aman dan kebutuhan terhadap prestasi merupakan beberapa contoh tentang motivasi. Kebutuhan
dan keinginan yang ada dalam diri seseorang akan menimbulkan motivasi internalnya.
Para psikolog menyetujui bahwa motivasi dapat dikelompokkan di dalam dua kelompok, yaitu:
a. Motivasi fisiologi, yang merupakan motivasi ilmiah biologis, seperti
lapar, haus dan seks. b.
Motivasi psikologis, yang dapat dikelompokkan dalam tiga kategori dasar, yaitu:
b.1 Motivasi kasih sayang affectional motivation; untuk menciptakan
dan memelihara kehangatan, keharmonisan,dan kepuasan batinlah emosional dalam berhubungan dengan orang lain.
b.2 Motivasi mempertahankan diri ego-defensive motivation; motivasi untuk melindungi kepribadian, menghindari untuk tidak
ditertawakan dan kehilangan muka, mempertahankan prestise dan mendapatkan kebanggaan diri.
b.3 Motivasi memperkuat diri ego-bolstering motivation; motivasi untuk mengembangkan kepribadian, berprestasi, menaikkan prestasi
dan mendapatkan pengakuan orang lain, memuaskan diri dengan penguasanya terhadap orang lain Rismawaty, 2008:50.
Berdasarkan pengelompokan motivasi diatas, pengembangan diri termasuk
komponen dari motivasi psikologis. Pada motivasi memperkuat diri, manusia memiliki kebutuhan untuk mengembangkan kepribadian,
berprestasi, menaikkan prestasi, mendapat pengakuan dari orang lain serta memuaskan dirinya. Hal-hal tersebut merupakan alasan utama mengapa
manusia perlu untuk mengembangkan dirinya. Pengembangan diri kita adalah pengembangan keseluruhan potensi diri
yang mencakup aspek ranah: a.
Kognitif, yang merujuk pada pengayaan pengasahan otak agar kita menjadi ‘melek’ berpikir, ‘melek’ teknologi yang merupakan
substansial dalam kehidupan kita kini dan masa mendatang; dalam hal ini berarti pengembangan pengetahuan.
b. Afektif , yang merujuk pada pengayaan, pengasahan kemampuan
berpikir kreatif, motivasi, disiplin, kepercayaan diri,
27
meminimalkanmengendalikan rasa takut dan kuatir, mengelola stres, ketangguhan diri, aktualisasi diri, tanggung jawab nilai, norma yang
kalau semuanya itu direkatkan pada diri kita maka akan memberi kontribusi yang amat bermakna; dalam hal ini berarti pengembangan
keterampilan.
c. Psikomotorik, yang merujuk pada pengayaan, pengasahan
kemampuan, keterampilan motorik; dalam hal ini berarti pengembangan kemampuan.
d. Interaktif, yang merujuk pada pengayaan, pengasahan kemampuan
beradaptasi dalam segala situasi, kemampuan berkomunikasi, negosiasi yang amat dituntut dalam kegiatan-kegiatan bisnis serta
kegiatan jasa lainnya. Rismawaty, 2008:37-38
Namun pada penelitian ini, hanya dibatasi hanya kepada pengembangan diri dalam hal pengembangan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan.
Hal itu berdasarkan kepada tayangan Mario Teguh The Golden Ways yang cenderung lebih memberi informasi dan dorongan yang berguna untuk
menunjang pengembangan aspek Kognitif, Afektif dan Psikomotorik penontonya.
I.5.3 S-O-R Theory Teori S-O-R
Pada awalnya model ini dikenal sebagai model Stimulus-Respon. Model Stimulus-Respons S-R adalah model komunikasi paling mendasar
dan sederhana. Model ini mengingatkan kita bahwa apabila ada aksi maka akan timbul
reaksi. Proses ini merupakan bentuk pertukaran informasi yang dapat menimbulkan efek untuk mengubah tindakan komunikasi. Model ini juga
mengasumsikan bahwa perilaku individu ada karena kekuatan stimulus yang datang dari luar dirinya, bukan atas dasar motif dan sikap yang dimiliki
Wiryanto, 2004:13.
28
Akan tetapi kemudian De fleur menambahkan organisme dalam bagiannya sehingga menjadi S-O-R. Unsur-unsur dasar dalam model ini
terdiri dari stimulus yakni rangsangan atau dorongan berupa pesan, organism yakni manusia atau seseorang penerima receiver dan reponse
yakni reaksi, efek, pengaruh atau tanggapan. Teori ini merupakan turunan dari Bullet Theory dan Teori
Hipodermik. Terdapat beberapa dasar pemikiran yg mempelopori lahirnya teori ini. Yang pertama, latar belakang filosofis Philosophical Ground,
yaitu gambaran dari seseorang yg pasif dan mudah terpengaruh terpaan media. Kedua, perkembangan teori ilmu psikologi dan sosiologi
Theorytical Developmentin Psicology and Sosiology, yang mendeskriditkan pandangan individu yang berbeda dalam teori komunikasi
massa. Model ini menjelaskan bagaimana stimulus yang diterima oleh
organism tersebut diolah sedemikian rupa, yang seterusnya diubah dalam beberapa responden yang dapat diamati. Pengelohan stimulus dalam S-O-R
merupakan konsep black box atau kotak hitam; yakni struktur khusus dan fungsi proses antara yang internal dianggap kurang penting dibandingkan
dengan proses pengubahan masukan menjadi pengeluaran. Karena itu, menurut pengertian black box ini, penjelasan memerlukan pengamatan
masukan dan pengeluaran namun tidak menuntut pengamatan langsung pada kegiatan dalam diri organisme yang bersangkutan, sekalipun mungkin
dapat dilakukan. Pertama-tama pengamatan langsung pada proses internal
29
memang merupakan hal yang tidak mungkin, karena itu kita hanya dapat mengamati perilaku eksternal dan menganggapnya sebagai manifestasi dari
keadaan internal organisme yang bersangkutan. Jadi, pengkajian keadaan internal secara hakiki merupakan pengamatan tidak langsung, dengan kata
lain penarikan kesimpulan inferensi dari perilaku yang dapat diamatai Rakhmat, 2006;196.
Efek yang ditimbulkan dalam penjelasan S-O-R adalah bahwa organisme menghasilkan perilaku tertentu, jika ada stimulus tertentu pula
Rakhmat,2006:198.
Secara gamblang prinsip S-O-R menjelaskan tentang sebuah proses belajar dimana efek adalah suatu reaksi khusus yang timbul akibat stimulus
tertentu. Artinya bahwa orang-orang dapat memprediksi keterkaitan yang erat antara pesan-pesan yang disampaikan melalui media massa terhadap
reaksi yang akan muncul dalam diri penerima akibat pesan yang disampaikan tersebut.
Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah: a.
Pesan stimulus, S b.
Komunikan Organism,O c.
Efek Response, R Amir Purba,2006:255
I.6 Kerangka Konsep
Berdasarkan kerangka teori yang mendasari penelitian selanjutnya disusun oleh suatu kerangka konsep yang didalamnya terdapat variabel-variabel dan
indikator yang tujuannya menjelaskan masalah penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Sarwono, bahwa kerangka konsep digunakan untuk menggambarkan
gejala secara abstrak, contohnya seperti kejadian, keadaan dan kelompok sehingga
30
diharapkan peneliti mampu memformulasikan pemikirannya kedalam konsep secara jelas dalam kaitannya dengan penyederhanaan beberapa masalah yang
berkaitan satu dengan yang lainnya Sarwono,2006:9. Konsep adalah istilah yang mengekspresikan sebuah ide abstrak yang
dibentuk dengan menggeneralisasikan objek atau hubungan fakta-fakta yang diperoleh dari pengamatan. Bungin mengartikan konsep sebagai generalisasi dari
sekelompok fenomena tertentu yang dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama. Sedangkan Kerlinger menyebut konsep sebagai
abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan hal-hal khusus Kriyantono, 2008: 17.
Maka, kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari masalah
yang di uji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel. Variabel-
variabel dalam penelitian ini adalah: a.
Variabel bebas X, yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lainnya yaitu variabel Y. Variabel bebas X dalam penelitian ini adalah Tayangan
Mario Teguh The Golden Ways. b.
Variabel terikat Y, yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya yaitu variabel X. Variabel Y dalam penelitian ini adalah motivasi
pengembangan diri.
31
I.7 Model Teoritis