Terapi nonfarmakologi Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum

b Diit Hiperemesis II Diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara berangsur mulai diberikan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersama makanan. Makanan ini rendah dalam semua zat gizi, kecuali vitamin A dan c Diit Hiperemesis III Diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan. Menurut kesanggupan penderita, minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali kalsium. 3 Akupresur dan Akupuntur Akupuntur adalah metode pengobatan dari tiongkok kuno yang menggunakan stimulasi titik-titik khusus dibadan dengan tusukan jarum halus. Ilmu tersebut telah ada sejak dari dua ribu tahun yang lalu. Akupuntur didasarkan pada prinsip pengobatan tradisional cina yang menyebutkan bahwa seluruh kerja badan dikontrol oleh energy vital yang disebu Qi baca:ci . Muntah pada wanita hamil dalam pengobatan cina tradisional Tradisonal Chinese MedicineTCM disebut Ren Shen E Zhu yaitu karena naiknya Qi pada lambung. Gerakan Qi pada lambung adalah ke bawah dan bila gerakan Qi ke atas maka timbul gejala-gejala mual dan muntah yang sangat menganggu. Terdapat tiga kelompok Ren Shen E Zhu : 1 defisiensi qi pada lambung - perut terasa penuh, sesak, mual dan bahkan langsung muntah saat makanan masuk mulut ; 2 panas pada hati — muntah berupa cairan bening yang terasa pahit, haus, tulang iga atau rusuk terasa kaku dan sakit, susah buang air besar, warna urin kuning tua ; dan 3 dahak dan lembab - muntah berupa cairan dahak, mulut terasa hambar, dada terasa sesak, jantung berdebar, napas terengah-engah, seluruh tubuh terasa lemas dan cenderung ingin tiduran, serta tidak mempunyai nafsu makan. Sebenarnya tidak ada persyaratan khusus dalam melakukan terapi akupuntur. Tetapi lebih disarankan pada kondisi keluhan yang cenderung berulang. Sesi akupuntur sebaiknya dilakukan 2-3 kali seminggu, lama pengobatan tergantung kondisi klien yang sebagian besar responnya bagus. Akupresur dan akupuntur menstimulasi system regulasi serta mengaktiikan mekanisme endokrin dan neurologi, yang merupakan mekanisme fisiologi dalam mempertahankan keseimbangan Homeostasis Runiari, 2010. Hal. 26 . 4 Jahe Jahe Zingiber officinale mengandung 1-4 minyak astiri dan oleoresin. Komposisi minyak yang terkandung bervariasi tergantung dari geografi tanaman berasal. Kandungan utamanya yaitu Zingeberence, arcurcumene, sesquiphellandrene, dan bisabolene. Secara tradisional jahe digunakan sebagai peluruh dahak atau obat batuk, peluruh keringat, peluruh angin diperut, diare dan pencegah mual. Baik untuk menghilangkan mual dan kembung karena perjalanan jauh . Jahe merupakan salah satu cara untuk meredakan mual dan muntah selama kehamilan, setidaknya meminimalisasi gangguan ini. Jahe dapat membantu para wanita hamil mengatasi derita morning sickness tanpa menimbulkan efek samping yang membahayakan janin di dalam kandungannya Runiari, 2010.hal.28. 5 Aromaterapi Aromaterapi adalah salah satu pengobatan alternatif yang dapat diterapkan dengan menggunakan minyak esensial tumbuhan dan herbal. Penggunaan minyak esensial sejak zaman dahulu telah digunakan di Mesir, italia, india, dan cina. Kimiawan Prancis, Rene Maurice Gattefosse menyebutnya dengan istilah aromaterapi pada tahun 1937, ketika ia menyaksikan kekuatan penyembuhan minyak lavender pada kulit dengan luka bakar. Setiap minyak esensial memiliki efek farmakologis yang unik, seperti anti bakteri, antivirus, diuretik, vasodilator, penenang dan merangsang adrenal. Minyak atsiri dapat digunakan dirumah dalam bentuk uap yang dapat dihirup atau pernafasan topikal. Penghirupan uap sering digunakan untuk kondisi pernafasan dan mengurangi mual . inhalasi uap dilakukan dengan cara menambahkan 2-3 tetes minyak esensial eucalyptus, rosemary, pohon teh, atau minyak kedalam air panas. Beberapa tetes minyak esensial juga dapat ditambahkan untuk mandi, kompres atau pijat Runiari, 2010. Hal. 29 .

a. Terapi Farmakologi

1 Hospitalisasi Menurut Runiari, 2010. Hal. 17 , Manifestasi klinik yang ditimbulkan dari kasus hiperemesis gravidarum menjadikan klien harus dirawat di rumah sakit, indikasinya adalah sebagai berikut: a Memuntahkan semua yang dimakan dan yang diminum, apalagi bila telah berlangsung lama b Berat badan turun lebih dari 10 dari berat badan normal c Dehidrasi yang ditandai dengan turgor yang kurang dan lidah kering d Adanya aseton dalam urin. Tujuan penatalaksanaan hiperemesis gravidarum, saat ibu dihospitalisasi, adalah merehidrasi ibu, memperbaiki gangguan elektrolit dan hematologis lain, mencegah komplikasi dan memindahkan ibu ke rumah sakit dengan segera, meskipun banyak wanita memiliki angka yang tinggi untuk masuk kembali ke rumah sakit. Penyebab muntah yang terjadi secara berlebihan harus diidentifikasi, bukan semata-mata untuk membuat diagnosis banding, tetapi juga untuk mempertimbangkan faktor lain seperti masalah psikologis, yang dapat menambah keparahan ibu Tiran, 2008. Hal. 27 . 2 Manajemen Penanganan dalam hiperemesis gravidarum adalah sebagai berikut: a Stop makanan per oral 24-48 jam b Infos glukosa 10 atau 5 : RL = 2 : 1, 40 tetes per menit c Obat - Vitamin B 1 , B 2 , B 6 masing-masing 50-100 mghariinfuse. - Vitamin B 12 200 ughari infus, vitamin C 200 mghariinfuse. - Fenobarbital 30 mg I.M. 2-3 kali per hari atau klorpromazin 25-50 mghari. - I.M. atau kalau diperlukan diazepam 5 mg 2-3 kali per hari I.M. - Antiemetik : prometazin avopreg 2-3 kali 25mg per hari per oral atau proklorperazin stemetil 3 kali 3mg per hari per oral atau mediamer B 6 3x1 per hari per oral. - Antasida : asidrin 3x1 tablet per hari per oral atau milanta 3x1 tablet per hari per oral. d Rehidrasi dan suplemen vitamin Pilihan cairan adalah normal salin NaCl 0,9 , cairan dektrose tidak boleh diberikan karena tidak mengandung sodium yang cukup untuk mengoreksi hiponatremia. Suplemen potasium boleh diberikan secara intravena sebagai tambahan. Suplemen tiamin diberikan secara oral 50 atau 150 mg atau l00 mg dilarutkan ke dalam 100 cc NaCl.