Hiperemesis Gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu. Keluhan muntah kadang –kadang begitu hebat
dimana segala apa yang dimakan dan di minum dimuntahkan sehingga dapat mempengaruhi pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, dan terdapat
aseton dalam urin Prawirohardjo, 2010. hal. 815 .
2. Etiologi
Sebab pasti belum diketahui. Frekuensi kejadian adalah 2 per 1000 kehamilan. Faktor-faktor predisposisi yang dikemukakan adalah sebagai berikut:
a Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes, dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG.
b Faktor organik, karena masuknya vili khorealis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik.
c Faktor psikologik : keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab, dan
sebagainya. d Faktor endokrin lainnya : hipertiroid, diabetes dan lain-lain.
3. Gejala dan Tingkat
Mulai terjadi pada trimester pertama. Gejala klinik yang sering dijumpai adalah nausea, muntah, penurunan berat badan, ptialisme salivasi yang berlebihan.
tanda-tanda dehidrasi termasuk hipotensi postural takikardi Prawirohardjo, 2010. hal. 816.
Secara klinis, hiperemesis gravidarum dibedakan atas 3 tingkatan, yaitu : a
Tingkat I Ringan Muntah yang terus-menerus, timbul intoleransi terhadap makanan dan
minuman, berat badan menurun, nyeri epigastrium, muntah pertama keluar makanan, lendir dan sedikit cairan empedu, dan yang terakhir keluar darah. Nadi meningkat
sampai 100 kali permenit dan tekanan darah sistolik menurun. Mata cekung dan lidah kering, turgor kulit berkurang, dan urin sedikit tetapi masih normal.
b Tingkat II Sedang
Gejala lebih berat, segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, haus hebat, subfebril, nadi cepat dan lebih dari 100-140 kali per menit, tekanan darah
sistolik kurang dari 80 mmHg, apatis, kulit pucat, lidah kotor, kadang ikterus, aseton, bilirubin dalam urin, dan berat badan cepat menurun.
c Tingkat III Berat Walaupun kondisi tingkat III sangat jarang, yang mulai terjadi adalah
gangguan kesadaran delirium-koma, muntah berkurang atau berhenti, tetapi dapat terjadi ikterus, sianosis, nistagmus, gangguan jantung, bilirubin, dan proteinuria
dalam urin.
4. Diagnosis
Ada beberapa diagnosis dalam hiperemesis gravidarum yaitu sebagai berikut: a Amenorea yang disertai muntah hebat, pekerjaan sehari-hari terganggu.
b Fungsi vital : nadi meningkat 100 kali per menit, tekanan darah menurun pada keadaan berat, sufebril dan gangguan kesadaran apatis-koma .
c Fisik : dehidrasi, kulit pucat, ikterus, sianosis. berat badan menurun. d Pemeriksaan USG : untuk mengetahui kondisi kesehatan kehamilan juga untuk
rnengetahui adanya kehamilan kembar ataupun kehamilan molahidatidosa. e Laboratorium : kenaikan relatif hemoglobin dan hematokrit, keton dan
proteinuria. f Pada keluhan hiperemesis yang berat dan berulang perlu difikirkan untuk
konsultasi psikologi.
5. Patofisiologi
Peningkatan hormon progesteron menyebabkan otot polos pada sistem gastrointestinal mengalami relaksasi sehingga motilitas lambung menurun dan
pengosongan lambung melambat. Refluks esofagus, penurunan motilitas lambung, dan penurunan sekresi asam hidroklorid juga berkontribusi terhadap terjadinya mual
dan muntah. Hal ini diperberat dengan adanya penyebab lain berkaitan dengan faktor psikologis, spiritual, lingkungan dan sosiokultural.
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi pada hamil muda ; bila terjadi terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit
disertai alkalosis hipokloremik, serta dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi.
6. Risiko
Ada 2 faktor risiko hiperemesis gravidarum adalah sebagai berikut yaitu : a Maternal
Akibat defisiensi tiamin B1 akan menyebabkan terjadinya diplopia, palsi nervus ke-6, nistagmus, ataksia, dan kejang. Jika hal ini tidak segera ditangani, akan
terjadi psikosis korsakoff amnesia, menurunnya kemampuan untuk beraktivitas, ataupun kematian. Oleh karena itu, untuk hiperemesis tingkat III perlu
dipertimbangkan terminasi kehamilan Prawirohardjo, 2010. hal. 816. Melalui muntah dikeluarkan sebagian cairan lambung serta elektrolit,
natrium, kalium, dan kalsium. Penurunan kalium akan menambah beratnya muntah, sehingga makin berkurang kalium dalam keseimbangan tubuh serta makin
menambah berat terjadinya muntah. Muntah yang berlebihan dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah kapiler pada lambung dan esophagus , sehingga muntah
bercampur darah Manuaba, 2010. Hal. 229
b Fetal Menurut Tiran 2008. him. 12 Wanita yang memiliki kadar HCG di bawah
rentang normal lebih sering mengalami hasil kehamilan yang buruk, termasuk keguguran, pelahiran prematur, atau retardasi pertumbuhan intrauterus IUGR .
Selain itu, penurunan berat badan yang kronis akan meningkatkan kejadian gangguan pertumbuhan janin dalam rahim IUGR Prawirohardjo, 2010. hal. 817.
Muntah yang berlebihan menyebabkan dapat menyebabkan cairan tubuh makin berkurang, sehingga darah menjadi kental hemokonsentrasi yang dapat
memperlambat peredaran darah yang berarti konsumsi O
2
dan makanan ke jaringan berkurang. Kekurangan makanan dan O
2
ke jaringan akan menimbulkan kerusakan jaringan yang dapat menambah beratnya keadaan janin dan wanita hamil Manuaba,
2010.hal.229
7. Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum
Quinland, et al 2005 dalam runiarL hal. 16 Penatalaksanaan mual dan muntah pada kehamilan tergantung pada beratnya gejala. Pengobatan dilakukan
mulai dari yang paling ringan dengan perabahan diet sampai pendekatan dengan
pengobatan antiemetik, rawat inap dan nutrisi parenteral. Pengobatan terdiri atas terapi secara farmakologi dan non farmakologi. Terapi farmakologi dilakukan
dengan pemberian antiemetik, antihistamin, antikolenergik dan kortikosteroid. Terapi nonfarmakologi dilakukan dengan cara pengaturan diet dukungan emosional,
akupuntur dan jahe. Penatalaksanaan pasien rawat jalan biasanya mencakup anjuran untuk makan
dalam porsi kecil, tetapi lebih sering dan berhenti sebelum kenyang. Pasien juga dianjurkan untuk menghindari makanan yang memicu dan memperparah gejala
leveno, 2009.hal.609 .
a. Terapi nonfarmakologi
1 Terapi psikologi Perlu diyakinkan kepada klien bahwa penyakit dapat disembuhkan. Berikan
motivasi untuk menghilangkan rasa takut karena kehamilannya, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik yang kiranya dapat menjadi latar belakang
terjadinya penyakit ini Runiari,2010.Hal.21.
2 Diit dan nutrisi
Diit hiperemesis gravidarum bertujuan untuk mengganti glikogen tubuh dan mengontrol asidososis dan secara berangsur akan diberikan makanan bergizi.
a Diit Hiperemesis I Diberikan pada hiperemesis tingkat III. Makanan hananya berapa roti kering
dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersamaan makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang mengandung zat gizi, kecuali vitamin C sehingga
hanya diberikan beberapa hari saja.
b Diit Hiperemesis II Diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara berangsur mulai
diberikan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersama makanan. Makanan ini rendah dalam semua zat gizi, kecuali vitamin A dan
c Diit Hiperemesis III Diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan. Menurut
kesanggupan penderita, minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali kalsium.
3 Akupresur dan Akupuntur
Akupuntur adalah metode pengobatan dari tiongkok kuno yang menggunakan stimulasi titik-titik khusus dibadan dengan tusukan jarum halus. Ilmu tersebut telah
ada sejak dari dua ribu tahun yang lalu. Akupuntur didasarkan pada prinsip pengobatan tradisional cina yang menyebutkan bahwa seluruh kerja badan dikontrol
oleh energy vital yang disebu Qi baca:ci . Muntah pada wanita hamil dalam pengobatan cina tradisional Tradisonal Chinese MedicineTCM disebut Ren Shen
E Zhu yaitu karena naiknya Qi pada lambung. Gerakan Qi pada lambung adalah ke bawah dan bila gerakan Qi ke atas maka timbul gejala-gejala mual dan muntah yang
sangat menganggu. Terdapat tiga kelompok Ren Shen E Zhu : 1 defisiensi qi pada lambung - perut terasa penuh, sesak, mual dan bahkan langsung muntah saat
makanan masuk mulut ; 2 panas pada hati — muntah berupa cairan bening yang terasa pahit, haus, tulang iga atau rusuk terasa kaku dan sakit, susah buang air besar,
warna urin kuning tua ; dan 3 dahak dan lembab - muntah berupa cairan dahak, mulut terasa hambar, dada terasa sesak, jantung berdebar, napas terengah-engah,
seluruh tubuh terasa lemas dan cenderung ingin tiduran, serta tidak mempunyai
nafsu makan. Sebenarnya tidak ada persyaratan khusus dalam melakukan terapi akupuntur. Tetapi lebih disarankan pada kondisi keluhan yang cenderung berulang.
Sesi akupuntur sebaiknya dilakukan 2-3 kali seminggu, lama pengobatan tergantung kondisi klien yang sebagian besar responnya bagus. Akupresur dan akupuntur
menstimulasi system regulasi serta mengaktiikan mekanisme endokrin dan neurologi, yang merupakan mekanisme fisiologi dalam mempertahankan
keseimbangan Homeostasis Runiari, 2010. Hal. 26 .
4 Jahe
Jahe Zingiber officinale mengandung 1-4 minyak astiri dan oleoresin. Komposisi minyak yang terkandung bervariasi tergantung dari geografi tanaman
berasal. Kandungan utamanya yaitu Zingeberence, arcurcumene, sesquiphellandrene, dan bisabolene. Secara tradisional jahe digunakan sebagai
peluruh dahak atau obat batuk, peluruh keringat, peluruh angin diperut, diare dan pencegah mual. Baik untuk menghilangkan mual dan kembung karena perjalanan
jauh . Jahe merupakan salah satu cara untuk meredakan mual dan muntah selama kehamilan, setidaknya meminimalisasi gangguan ini. Jahe dapat membantu para
wanita hamil mengatasi derita morning sickness tanpa menimbulkan efek samping yang membahayakan janin di dalam kandungannya Runiari, 2010.hal.28.
5 Aromaterapi Aromaterapi adalah salah satu pengobatan alternatif yang dapat diterapkan
dengan menggunakan minyak esensial tumbuhan dan herbal. Penggunaan minyak esensial sejak zaman dahulu telah digunakan di Mesir, italia, india, dan cina.
Kimiawan Prancis, Rene Maurice Gattefosse menyebutnya dengan istilah
aromaterapi pada tahun 1937, ketika ia menyaksikan kekuatan penyembuhan minyak lavender pada kulit dengan luka bakar. Setiap minyak esensial memiliki efek
farmakologis yang unik, seperti anti bakteri, antivirus, diuretik, vasodilator, penenang dan merangsang adrenal. Minyak atsiri dapat digunakan dirumah dalam
bentuk uap yang dapat dihirup atau pernafasan topikal. Penghirupan uap sering digunakan untuk kondisi pernafasan dan mengurangi mual . inhalasi uap dilakukan
dengan cara menambahkan 2-3 tetes minyak esensial eucalyptus, rosemary, pohon teh, atau minyak kedalam air panas. Beberapa tetes minyak esensial juga dapat
ditambahkan untuk mandi, kompres atau pijat Runiari, 2010. Hal. 29 .
a. Terapi Farmakologi
1 Hospitalisasi Menurut Runiari, 2010. Hal. 17 , Manifestasi klinik yang ditimbulkan dari
kasus hiperemesis gravidarum menjadikan klien harus dirawat di rumah sakit, indikasinya adalah sebagai berikut:
a Memuntahkan semua yang dimakan dan yang diminum, apalagi bila telah berlangsung lama
b Berat badan turun lebih dari 10 dari berat badan normal c Dehidrasi yang ditandai dengan turgor yang kurang dan lidah kering
d Adanya aseton dalam urin. Tujuan penatalaksanaan hiperemesis gravidarum, saat ibu dihospitalisasi,
adalah merehidrasi ibu, memperbaiki gangguan elektrolit dan hematologis lain, mencegah komplikasi dan memindahkan ibu ke rumah sakit dengan segera,
meskipun banyak wanita memiliki angka yang tinggi untuk masuk kembali ke rumah sakit. Penyebab muntah yang terjadi secara berlebihan harus diidentifikasi, bukan
semata-mata untuk membuat diagnosis banding, tetapi juga untuk mempertimbangkan faktor lain seperti masalah psikologis, yang dapat menambah
keparahan ibu Tiran, 2008. Hal. 27 .
2 Manajemen Penanganan dalam hiperemesis gravidarum adalah sebagai berikut:
a Stop makanan per oral 24-48 jam b Infos glukosa 10 atau 5 : RL = 2 : 1, 40 tetes per menit
c Obat -
Vitamin
B
1
, B
2
, B
6
masing-masing 50-100 mghariinfuse. -
Vitamin
B
12
200 ughari infus, vitamin C 200 mghariinfuse. -
Fenobarbital 30 mg I.M. 2-3 kali per hari atau klorpromazin 25-50 mghari. -
I.M. atau kalau diperlukan diazepam 5 mg 2-3 kali per hari I.M. -
Antiemetik : prometazin avopreg 2-3 kali 25mg per hari per oral atau proklorperazin stemetil 3 kali 3mg per hari per oral atau mediamer B
6
3x1 per hari per oral.
- Antasida : asidrin 3x1 tablet per hari per oral atau milanta 3x1 tablet per hari
per oral. d Rehidrasi dan suplemen vitamin
Pilihan cairan adalah normal salin NaCl 0,9 , cairan dektrose tidak boleh diberikan karena tidak mengandung sodium yang cukup untuk mengoreksi
hiponatremia. Suplemen potasium boleh diberikan secara intravena sebagai tambahan. Suplemen tiamin diberikan secara oral 50 atau 150 mg atau l00 mg
dilarutkan ke dalam 100 cc NaCl.
e Antiemesis Tidak dijumpai adanya teratogenitas dengan menggunakan dopamine
antagonis metoklopramid, domperidon, fenotiazin klorpromazin, proklorperazin, antikolinergik disiklomin atau antihistamin prometazin, siklizin .
Antiemetik, yang awalnya diberikan secara intramuskular dan kemudian diberikan per oral, terutama diberikan untuk mencegah komplikasi kehilangan cairan
lebih lanjut Tiran, 2008.hal.29.
3 Terminasi Kehamilan Terminasi kehamilan secara selektif hanya kadang dilakukan sebagai upaya
terakhir pada sebagian besar kasus hiperemesis gravidarum berat yang membahayakan kehidupan ibu jika kehamilan dilanjutkan. Jika kehamilan tidak
direncanakan, terdapat lebih dari satu janin yang membuat ibu mengalami depresi secara klinis, atau jika kondisi sangat memengaruhi kehidupan sehari-hari ibu dan
pasangan atau memengaruhi hubungan mereka, terminasi lebih cederung dilakukan. Selain itu, faktor psikososial harus diperhitungkan saat wanita meminta terminasi
kehamilan Tiran, 2008. Hal. 34 .
8. Penelitian Kualitatif Fenomenologi
Fenomena berasal dari bahasa Yunani yaitu phainomena yang berakar kata phanein dan berarti “menampak “ sering digunakan untuk merujuk ke semua objek
yang masih dianggap eksternal dan secara paradigmatik harus disebut objektif dalam arti belum menjadi bagian dari subjektivitas konseptual manusia bungin,
2011.Hal. 19. Fenomenologi diartikan sebagai : 1 pengalaman subjektif atau pengalaman
fenomenologikal; 2 suatu studi tentang kesadaran dari perspektif pokok dari seseorang Husserl. Istilah fenomenologi sering digunakan sebagai anggapan
umum untuk menunjuk pada pengalaman subjektif dari berbagai jenis dan tipe subjek yang ditemui. Dalam arti yang lebih khusus, istilah ini mengacu pada penelitian
terdisiplin tentang kesadaran dari persfektif pertama seseorang. Fenomenologi kadang-kadang digunakan sebagai perspektif filosofi dan juga
digunakan sebagai pendekatan dalam metodologi kualitatif. Fenomenologi memiliki riwayat yang cukup panjang dalam penelitian social termasuk psikologi, sosiologi
dan pekerjaan sosial. Fenomenologi merupakan pandangan berfikir yang menekankan pada fokus kepada pengalaman-pengalaman subjektif manusia dan
interpretasi - interpretasi dunia. Beberapa ciri pokok fenomenologi yang harus dilakukan oleh peneliti
fenomenologis adalah sebagai berikut : 1
Fenomenoligis cenderung mempertentangkannya dengan naturalisme yaitu yang disebut objektivisme dan positivisme yang telah berkembang sejak zaman
renaisans dalam ilmu pengetahuan modern dan teknoiogi. 2
Secara pasti, fenomenologis cenderung memastikan kognisi yang mengacu pada apa yang dinamakan oleh Husserl, Evidenz yang dalam hal ini
merupakan kesadaran tentang sesuatu benda itu sendiri secara jelas dan berbeda dengan yang lainnya, dan mencakupi untuk sesuatu dari segi itu.
3 Fenomenologis cenderung percaya bahwa bukan hanya sesuatu benda yang ada
dalam dunia alam dan budaya. Peneliti dalam pandangan fenomenologis berusaha memahami arti peristiwa
dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang yang berbeda dalam situasi-situasi tertentu. Fenomenologi tidak berasumsi bahwa peneliti mengetahui arti sesuatu bagi
orang-orang yang sedang diteliti oleh mereka, Yang ditekankan oleh fenomenologis adalah aspek subjektif dari perilaku orang. Mereka berusaha untuk masuk ke dalam
dunia konseptual para subjek yang ditelitinya sedemikian rapa sehingga mereka mengerti apa dan bagaimana suatu pengertian yang dikembangkan oleh mereka di
sekitar peristiwa dalam kehidupannya sehari-hari Moleong, 2007. Penelitian kualitatif fenomenologi yang pernah dilakukan di RS. PMC
Pekanbaru menyatakan bahwa semua partisipan merasakan hal yang sama ketika mengalami hiperemesis gravidarum yaitu perasaan tidak senang karena penderitaan
yang harus mereka tanggung selama mengalami symptom hiperemesis gravidarum. Tetapi setelah hiperemesis yang dialami mulai berkurang, sebagian besar partisipan
merasakan sangat senang karena bisa makan kembali tanpa harus merasa takut muntah. Meskipun demikian, dua orang partisipan tetap merasa kurang senang
karena kenyamanan dan kesehatan tubuh tidak seperti keadaan sebelum hamil. Juhana, 2009.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif fenomenologi. Fokus utama fenomenologi adalah pengalaman nyata. Penelitian
fenomenologi mencoba menjelaskan atau mengungkapkan makna konsep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa
individu. Penelitian ini dilakukan dalam situasi alami sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena yang dikaji Saryono, 2010, hal. 56.
Sesuai dengan tujuan penelitian, penelitian fenomenologi ini berfokus pada penemuan fakta untuk mengeksplorasi bagaimana pengalaman ibu hamil yamg
mengalami hiperemesis gravidarum pada trimester I.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang pernah di rawat di RSUD
Dr. Pirngadi Kota Medan dengan riwayat hiperemesis gravidarum. 2.
Sampel Sampel dalam penelitian ini sebanyak 5 orang. Teknik pengambilan sampel
yang digunakan adalah purposive sampling yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi yang dikehendaki peneliti sehingga
sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah ditetapkan sebelumnya Nursalam, 2008. hal.94.
Kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a.
Ibu yang pernah mengalami hiperemesis gravidarum dengan mual dan muntah yang diperoleh dari data sekunder.
b. Tempat tinggal berada di kota Medan dan sekitarnya.
c. Bersedia untuk diwawancara.
C. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSUD dr. Pirngadi Medan, dengan pertimbangan dari data yang didapatkan pada survey pendahuluan yaitu adanya populasi yang
mencukupi untuk dijadikan partisipan dan di tempat ini juga belum pernah dilakukan penelitian yang sama dengan judul dari peneliti.
D. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan September 2011 sampai Juni 2012 yaitu pada lampiran 5.
E. Etika Penelitian
Sebelum melakukan penelitian. peneliti mengajukan surat permohonan persetujuan penelitian kepada Dekan fakultas Keperawatan. Setelah mendapatkan
surat persetujuan, peneliti mulai melakukan penelitian dengan langkah sebagai berikut, yaitu : peneliti menjelaskan maksud dan tujan penelitian serta dampak yang
mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data. Setelah partisipan menyatakan bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian, maka partisipan
menandatangani surat persetujuan partisipan. Selanjutnya untuk menjaga kerahasiaan identitas partisipan, maka pada lembar pengumpulan data kuesioner peneliti hanya