Terapi Farmakologi Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum
semata-mata untuk membuat diagnosis banding, tetapi juga untuk mempertimbangkan faktor lain seperti masalah psikologis, yang dapat menambah
keparahan ibu Tiran, 2008. Hal. 27 .
2 Manajemen Penanganan dalam hiperemesis gravidarum adalah sebagai berikut:
a Stop makanan per oral 24-48 jam b Infos glukosa 10 atau 5 : RL = 2 : 1, 40 tetes per menit
c Obat -
Vitamin
B
1
, B
2
, B
6
masing-masing 50-100 mghariinfuse. -
Vitamin
B
12
200 ughari infus, vitamin C 200 mghariinfuse. -
Fenobarbital 30 mg I.M. 2-3 kali per hari atau klorpromazin 25-50 mghari. -
I.M. atau kalau diperlukan diazepam 5 mg 2-3 kali per hari I.M. -
Antiemetik : prometazin avopreg 2-3 kali 25mg per hari per oral atau proklorperazin stemetil 3 kali 3mg per hari per oral atau mediamer B
6
3x1 per hari per oral.
- Antasida : asidrin 3x1 tablet per hari per oral atau milanta 3x1 tablet per hari
per oral. d Rehidrasi dan suplemen vitamin
Pilihan cairan adalah normal salin NaCl 0,9 , cairan dektrose tidak boleh diberikan karena tidak mengandung sodium yang cukup untuk mengoreksi
hiponatremia. Suplemen potasium boleh diberikan secara intravena sebagai tambahan. Suplemen tiamin diberikan secara oral 50 atau 150 mg atau l00 mg
dilarutkan ke dalam 100 cc NaCl.
e Antiemesis Tidak dijumpai adanya teratogenitas dengan menggunakan dopamine
antagonis metoklopramid, domperidon, fenotiazin klorpromazin, proklorperazin, antikolinergik disiklomin atau antihistamin prometazin, siklizin .
Antiemetik, yang awalnya diberikan secara intramuskular dan kemudian diberikan per oral, terutama diberikan untuk mencegah komplikasi kehilangan cairan
lebih lanjut Tiran, 2008.hal.29.
3 Terminasi Kehamilan Terminasi kehamilan secara selektif hanya kadang dilakukan sebagai upaya
terakhir pada sebagian besar kasus hiperemesis gravidarum berat yang membahayakan kehidupan ibu jika kehamilan dilanjutkan. Jika kehamilan tidak
direncanakan, terdapat lebih dari satu janin yang membuat ibu mengalami depresi secara klinis, atau jika kondisi sangat memengaruhi kehidupan sehari-hari ibu dan
pasangan atau memengaruhi hubungan mereka, terminasi lebih cederung dilakukan. Selain itu, faktor psikososial harus diperhitungkan saat wanita meminta terminasi
kehamilan Tiran, 2008. Hal. 34 .