Peristiwa Bicara I Peristiwa Bicara II Peristiwa Bicara III

a. Peristiwa Bicara I

Latar Belakang : Kantor Camat. Pembicara : Pak Basrin dan Dian. Topik : Membicarakan hasil pekerjaan. Peristiwa Tutur Pak Basrin : “ Dian, udah siap korjoan kau yang samalam tu”. “Dian, sudah selesai kerjaan m yang kemarin itu”. Dian : “ Bolum pak, tinggal sadikit lagi nyo, karang lah itu ku siapkan yo”. “Belum pak, tinggal sedikit laginya, nantilah itu ku kerjakan ya”. Pak Basrin : “ya udah, siapkan lah sekarang ya, nanti mau datang orang ngambilnya”. Dian : “ Iya pak, ku siapkan nanti”. Dari percakapn di atas dapat dilihat bahwa hubungan antara keduanya tidak dibatasi oleh semacam rasa segan antara sipenutur dengan lawan tutur.

b. Peristiwa Bicara II

Latar Belakang : Rumah Sekolah. Pembicara : Peneliti dan Pak Abduh. Universitas Sumatera Utara Topik : Minta dibelikan sesuatu. Peristiwa Tutur Pak Abduh : “Bilo kau datang, udah wisudanyo kau jang”. “ kapan kau datang, sudah wisuda”. Peneliti : “Udah lamo aku datang bapak, bolum wisuda aku” “Sudah lama aku datang pak, belum wisuda aku”. Pak Abduh : “Sombong kau kini yo, di telepon tak ondak mangangkat”. “Sombong kau sekarang ya, di telepon ngak mau ngangkat”. Peneliti : “Ngapai ditelepon, datang aja nanti malam ke rumah sekalian malam mingguan. Dari percakapan di atas dapat dilihat bahwa antara peneliti dengan soerang guru, tingkat tutur yang terjadi karena stidak dibatasinya oleh semacam rasa segan antara kedua penutur. Universitas Sumatera Utara

c. Peristiwa Bicara III

Latar Belakang : Emperan Kedai. Pembicara : Erni dan pak Amri. Topik : Meminta dibelikan sesuatu. Peristiwa Tutur Erni : “ Oo,bapak. Mangapo udah lamo tak nampak- nampak jang”. “ Oo, bapak. Kenapa sudah lama tak kelihatan”. Pak Amri : “ Iyo, sibuk bapak, banyak korjoan bapak”. “ Iya, sibuk bapak, banyak kerjaan”. Erni : “ Kok bagitu bolik kan lah aku kue pak”. “Kalau begitu beli kan lah aku kue pak”. Pak Amri : “Ambek lah, apo di kau”. “ Ambil lah, apa sama mu”. Erni : “ Pak nanti malam kemari bapak ya,tak rame kalau ngak ada bapak”. Pak Amri : “ Iyalah nanti malam bapak datang ya”. Dari percakapan di atas dapat dilihat bahwa antara Erni dan pak Amri tingkat tutur antara keduanya tidak dibatasinya oleh semacam rasa segan antara kedua penutur. Universitas Sumatera Utara

4.2.1.2 Tingkat Tutur Krama Tinggi

Tingkat tutur krama adalah tingkat yang memancarkan arti penuh sopan santun antara sang penutur dengann mitra tutur. Dengan perkataan lain tingkat tutur ini menandakan adanya perasaan segan di antara keduanya. Hal demikian barangkali disebabkan karena relasi antara penutur dengan mitra tutur ini belum terjadi dengan baik. Barangkali sang mitra tutur adalah orang yang berpangkat tinggi dalam masyarakat. Setelah dijelaskan tentang tingkat tutur krama, ada baiknya dibicarakan pula peristiwa percakapan yang terjadi pada tingkat tutur krama antara lain:

a. Peristiwa Bicara I