Bilingualisme Landasan Teori .1 Sosiolinguistik

2.2.2 Bilingualisme

Istilah bilingualisme Inggris:bilingualism dalam bahasa Indonesia disebut juga kedwibahasaan. Dari istilah secara harfiah sudah dapat dipahami apa yang dimaksud dengan bilingualisme itu, yaitu berkenaan dengan penggunaan dua bahasa atau dua kode bahasa. Secara sosiolinguistik, secara umum, bilingualisme diartikan sebagai penggunaan dua bahasa oleh seorang penutur dalam pergaulannya dengan orang lain secara bergantian Mackey, 1962 :12, Fishman, 1975:72. Untuk dapat menggunakan dua bahasa tentunya seseorang harus menguasai kedua bahasa itu. Samsuri dalam Matondang, 1997:35 mengatakan bahwa kebiasaan untuk memakai dua bahasa atau lebih secara bergiliran disebut kedwibahasaan. Samsuri membedakan kedwibahasaan atas dua bagian yaitu kedwibahasaan sejajar dan kedwibahasaan bawahan. Apabila penguasaan seseorang terhadap dua bahasa sama, dan dapat menggunakan kedua bahasa itu secara bergiliran tanpa menyebabkan dislokasi yang berarti atau kurang berarti secara struktural, walaupun ciri-ciri bahasa pertama kelihatan di celah-celah ucapannya itu, kedwibahasaan ini disebut kedwibahasaan sejajar. Kedwibahasaan bawahan yaitu apabila seorang penutur makin berat berstandar pada bahasa pertama atau bahasa ibu. Dengan kata lain, ciri-ciri kedaerahannya yang lebih menonjol. Mackey dalam Alwasilah, 1985:106 mengatakan bahwa kedwibahasaan atau bilingualisme itu bukanlah gejalah bahasa, tetepi merupakan karakteristik penggunaannya. Lebih lanjut Mackey menjelaskan bahwa kalau bahasa milik kelompok, maka bilingualisme adalah kekayaan perorangan. Pemakaian perorangan akan dua bahasa berarti adanya dua masyarakat bahasa yang berbeda. Bilingualisme diartikan sebagai pemakaian yang bergantian dari dua bahasa atau lebih. Seorang dwibahasawan memperoleh atau mempelajari bahasa secara beruntun, dalam pengertian bahwa satu Universitas Sumatera Utara bahasa dikuasai sebelum bahasa lainnya. Urutan bahasa yang dikuasai ini satu sama lain akan memiliki perbedaan, baik secara penguasa maupun dalam penggunaannya. Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bilingualisme adalah kemampuan penutur dalam memahami, mengerti, atau menggunakan dua bahasa.

2.3 Beberapa Contoh Alih Kode Antara Bahasa Kualuh Hilir dan Bahasa Indonesia.