Tinjauan Pustaka KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

Dari peristiwa tutur di atas dapat dilihat alih kode terjadi karena Bik Nalem beralih kode ke dalam bahasa Indonesia.

2.4 Tinjauan Pustaka

Ada sejumlah sumber yang relevan untuk dikaji dalam penelitian ini sebagai berikut: Mujiyanti 1995,dalam skripsinya “alih kode antara Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa: Studi kasus di SMA Persiapan Stabat Tahun Ajaran 1992-1993”. Dia menyimpulkan bahwa alih kode yang terjadi di SMA Persiapan Stabat sering terjadi melihat kenyataan besarnya jumlah kedwibahasaan Indonesia-Jawa SMA Persiapan Stabat mengakibatkan seringnya ditemui kegiatan alih kode antara bahasa Indonesia dan bahasa Jawa di lingkungan sekolah. Mujiyanti juga menyimpulkan bahwa sebagai siswa yang ada di sekolah tersebut menggunakan bahasa Jawa di lingkungan sekolahnya, sehingga interferensi antarbahasa dari bahasa Jawa dan bahasa Indonesia sulit dihindari. Erni J.Matondang 1997 dalam skripsinya yang berjudul “Bilingualisme pada Masyarakat Cina di Kecamatan Medan Denai S” yang membicarakan tentang bagaimana proses terjadinya bilingualsme pada masyarakat Cina di Kecamatan Medan Denai. Menurut Matondang, karena adanya bilingualisme maka sering terjadi alih kode dan campur kode dalam masyarakat Cina. Risma Jojor Sinaga1996 dalam skripsinya yang berjudul “Bilingualisme pada Masyarakat Batak Toba “ yang membicarakan bagaimana proses terjadinya bilingualisme pada masyarakat Batak Toba. Teori yang digunakan adalah teori struktural melihat bahasa dari strukturnya dan sosiolingustik. Dari hasil penelitiannya, masyarakat Batak Toba di Balige merupakan masyarakat bilingual, kerena di samping bahasa daerah yaitu bahasa Batak Toba, masyarakat Balige juga menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi. Masyarakat Batak Toba di Balige memperoleh bahasa kedua dari situasi Universitas Sumatera Utara formal yaitu proses belajar disekolah dan diajarkan secara informal di tengah-tengah keluarga. Di Kecamatan Balige anak yang berusia 4-5 tahun juga diajari menggunakan bahasa Indonesia di tengah-tengah keluarga, walaupun kosakata yang dimiliki anak-anak tersebut, tidak jarang dalam berbicara sehari-hari yang terjadi alih kode, campur kode, dan interferensi. Penelitian ini menjelaskan jenis-jenis alih kode dan mengkaji beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya alih kode dalam masyarakat Pasar Bilah I A, Kecamatan Kualuh Hilir, Kabupaten Labuhan Batu Utara. Hasil penelitian alih kode sebelumnya dapat menjadi informasi bagi peneliti saat ini dalam meneliti alih kode dalam masyarakat Pasar Bilah IA, Kecamatan Kualuh Hilir,Kabupaten Labuhan Batu Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi merupakan letak atau tempat Alwi,2003:680. Lokasi penelitian adalah Desa Pasar Bilah I A, Kecamatan Kualuh Hilir, Kabupaten Labuhan Batu Utara.

3.1.2 Waktu Penelitian

Penulis melakukan penelitian terhadap alih kode yang terjadi di lingkungan Desa Pasar Bilah I A, Kecamatan Kualuh Hilir, Kabupaten Labuhan Batu Utara terhitung mulai bulan April sampai Mei 2011.

3.2 Sumber Data

Menurut KBBI 2007:1102 sumber data adalah asal, sedangkan data adalah keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian KBBI, 2007:239. Jadi sumber data adalah asal dari mana keterangan didapat yang kemudian dijadikan untuk dasar kajian. Data mempunyai sumber, ada asalnya. Dari sumber itu peneliti dapat memperoleh data yang dimaksudkan dan yang diinginkan. Data yang terkumpul haruslah data lingual yang sahih valid dan sekaligus terandal dan terpercaya reliable, karena dengan kesahihan dan keterandalan itu dimungkinkan dilakukan langkah awal analisis yang diharapkan benar dan tepat Sudaryanto, 33-34. Universitas Sumatera Utara