Peristiwa Bicara I Peristiwa Bicara I

a. Peristiwa Bicara I

Latar Belakang : Kantor Camat. Pembicara : Peneliti, Dian orang yang mengerti bahasa kualuh hilir sedangkan pak camat kurang mengerti bahasa kualuh hilir. Topik : Membicarakan surat izin penelitian. Peristiwa Tutur Peneliti : “ Selamat pagi pak”. Camat : “ Selamat pagi. Ada keperluan apa nak”. Peneliti :” Begini pak, saya mahasiswa dari Universitas Sumatera Utara, maksud saya kesini mau memberikan surat izin penelitian pak”. Camat : “O...,bisa. Ini untuk skripsi ya”. Peneliti :” Iya, pak”. Camat :” Pak Dian tolong buatkan dulu surat izin nya ini”. Dian :” Iya, pak”. Peneliti : “ O...Dian, disini kau korjo, dah lamo kau korjo, Dian punyo ku dulu buatkan yo, ondak copat aku baya da”. Universitas Sumatera Utara “ O...Dian, disini kau kerja, sudah lama kau kerja, Dian punya ku dulu buatkan ya, aku mau cepat”. Dian :” Iyo,,,iyo. Tenanglah kau yo”. “ Iya,,,iya. Tenanglah dulu ya”. Peneliti :” Terima Kasih ya pak, saya permisi dulu”. Camat :” Iya, sama-sama”. Dari peristiwa di atas dapat dilihat bahwa alih kode terjadi karena beralihnya situasi resmi menjadi tidak resmi, peneliti semulanya dalam situasi resmi tetapi setelah bertemu dengan Dian peneliti langsung beralih dalam situasi tidak resmi,agar tujuan cepat selesai.

b. Peristiwa Bicara II

Latar Belakang : Di sekolah. Pembicara : Peneliti dan Guru sekolah sama-sama mengerti bahasa kualuh hilir. Topik : Membicarakan hasil sekolah. Sebab Alih Kode : Situasi bicara pembicara penutur. Peristiwa Tutur Peneliti : “ Apa kabar buk, sehat.” Guru :” Sehat, kapan kau datang”. Universitas Sumatera Utara Peneliti :” Hari minggu buk, jam berapa buk dimulai rapat nya, sudah kumpulnya orang tua murid. Guru : “ Iya, bentar lagi,masih menunggu kepala sekolah datang. Peneliti :” Ibuk, barapo orang tak lulus buk, adek ku lulus kan buk, tengokkan dulu adek ku buk lulus apo tidak. “ Berapa orang tidak lulus, banyak buk,adik saya lulus buk,lihatkan dulu adik saya buk lulus atau tidak”. Guru :” Lulusnyo adek kau, kuraso lulus nyo samuo, tapi tak tau jugo lah, tengok sajo lah karang”. “ Lulusnya adik mu, kurasa lulus semua,tapi ngak tau juga, lihat saja lah nanti”. Peneliti : “Iya lah buk, ayo buk keruangan kita masuk”. Guru : “ Iya, ayok sudah datang kepala sekolah itu”. Dari peristiwa di atas dapat dilihat alih kode yang terjadi antara penelit dan Guru disebabkan kerana beralihnya situasi pembicaran, yang semulanya peneliti dan Guru dalam situasi resmi,tiba-tiba beralih pada situasi tidak resmi. Universitas Sumatera Utara

4.1.4 Faktor Penutur Lawan Tutur

Tidak ubahnya dengan faktor penutur, maka pada faktor lawan tutur kasusnya sangat berbeda. Setiap penutur pada umumnya ingin membagi bahasa yang dipergunakan oleh lawan tuturnya untuk maksud-maksud tertentu tetapi begitupun dalam hal ini seseorang penutur harus memperhatikan latar belakang lawan tuturnya yaitu: 1. Lawan tutur yang berlatar belakang kebiasaan yang sama dengan penutur. 2. Lawan tutur yang berlatang belakang kebahasaan yang berbeda dengan penutur. Dengan mengetahui kedua latar belakang tersebut seseorang penutur akan lebih paham menghadapi lawan tuturnya dalam menanggapi maksud pembicaraan. Menghadapi lawan tutur pada nomor satu alih kode mungkin berujud alih varian baik varian rasional, maupun sosial, alih ragam, alih gaya, atau alih register, berhadapan dengan lawan tutur pada nomor dua alih kode mungkin terjadi dari satu bahasa ke bahasa lain, misalnya dari bahasa daerah ke bahasa daerah lain atau kebahasa asing dan lain-lain. Setelah diterangkan faktor penutur lawan tutur ada baiknya dibicarakan pula beberapa contoh percakapan yang mereka lakukan yang mengandung peristiwa alih kode pada bahasa pesisir di Kecamatan Kualuh Hilir antara lain:

a. Peristiwa Bicara I

Latar Belakang : Emperan Warung. Pembicara : Ijul dan Padli sama-sama mengerti bahasa kualuh hilir. Topik : Membicarakan Shalat Jumat. Sebab Alih Kode : Beralihnya variasi bahasa. Universitas Sumatera Utara Peristiwa Tutur Ijul : “ Padli, sumbayang jumahat kau karangkan, samo kito poginyo yo”. “Padli,shalat jumat kau nanti, sama kita perginya ya”. Padli : “Iyo lah, copat kau basiap yo, biar jangan di balakang kito”. “Iya lah, cepat kau siap-siapnya ya, biar jangan di belakang kita”. Ijul : “ Karang joput aku yo”. “Nanti jemput aku ya”. Padli : “Tak lalu”, aku sajo bajalan, tak naek kareta”. “ Tidak bisa”, aku saja jalan ngak naik kereta”. Ijul : “ Pelit kali pun kau, naik kereta kenapa perginya tidak usah jalan kaki”. Padli : “ Malas aku”. Dari percakapn di atas dapat dilihat bahwa alih kode yang terjadi disebabkan karena varasi bahasa yang terjadi pada percakapan Ijul dan Padli, yang semulanya Padli berbahasa kualuh hilir tiba-tiba beralih variasi bahasa lain seperti kata “tak lalu” kata ini dalam bahasa sehari-hari pada masyarakat kualuh hilir jarang digunakan. Universitas Sumatera Utara

b. Peristiwa Bicara II