Rasio Permodalan CAPITAL Rasio Kualitas Aktiva Produktif ASSET

bank pada periode tertentu, dan dapat dijadikan tolok ukur untuk menilai kesehatan bank selama periode keuangan. Tentunya banyak rasio keuangan yang dapat dihitung dari perusahaan perbankan khususnya perbankan syariah mengingat bahwa perbankan adalah perusahaan yang sedikit berbeda dengan perusahaan yang bergerak bukan di sektor keuangan. Salah satu kinerja keuangan bank adalah penilaian tingkat kesehatan bank. Menurut Totok dan Sigit 2008:51 ”kesehatan bank dapat diartikan sebagai kemampuan bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku”. Bagi perbankan, hasil akhir penilaian kondisi bank tersebut dapat digunakan sebagai salah satu sarana dalam menetapkan strategi usaha di waktu yang akan datang sedangkan bagi Bank Indonesia antara lain digunakan sebagai sarana penetapan dan implementasi strategi pengawassan bank oleh Bank Indonesia. Perhitungan kinerja keuangan bank syariah yang berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 91PBI2007 Tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah, adalah sebagai berikut.

1. Rasio Permodalan CAPITAL

Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 91 PBI2007 Tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah, ”penilaian permodalan dimaksudkan untuk menilai kecukupan modal bank dalam mengamankan eksposur risiko posisi dan mengantisipasi eksposur risiko yang akan muncul”. Selain itu, berfungsi untuk mengukur Universitas Sumatera Utara kemampuan bank dalam menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindari serta dapat juga mengukur kekayaan bank tersebut atau kekayaan yang dimiliki oleh para pemegang saham. Untuk menghitung rasio permodalan digunakan rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum KPMM. Rumus dari rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum KPMM adalah: M tier 1 merupakan modal inti bank yang terdiri dari modal disetor dan beberapa komponen modal inti lainnnya misalnya agio saham, laba tahun-tahun lalu setelah diperhitungkan pajak, serta laba tahun berjalan setelah pajak. M tier 2 merupakan modal pelengkap yang terdiri dari misalnya cadangan umum penyisihan penghapusan akiva produktif dan investasi subordinasi. M tier 3 merupakan modal pelengkap tambahan seperti modal pelengkap yang tidak digunakan untuk resiko penyaluran dana. Sedangkan penyertaan merupakan penanaman dana bank dalam bentuk saham pada perusahaan yang bergerak di bidang keuangan syariah atau transaksi tertentu berdasarkan prinsip syariah yang berakibat bank memiliki atau akan memiliki saham pada perusahaan yang bergerak di bidang keuangan syariah. Semakin besar rasio KPMM maka semakin baik pula kinerja yang dimiliki oleh bank yang bersangkutan, hal ini disebabkan bahwa rasio ini juga menggambarkan sejauh mana perusahaan mampu Universitas Sumatera Utara meng-cover dirinya dari resiko kerugian gagal bayar dari pembiayaan yang disalurkan yang akan berdampak pada modal bank yang bersangkutan.

2. Rasio Kualitas Aktiva Produktif ASSET

Rasio kualitas aktiva produktif merupakan rasio utama dalam menghitung kinerja asset bank Rasio ini digunakan untuk mengetahui kualitas aktiva produktif, yaitu penanaman dana bank dalam bentuk rupiah atau dalam valuta asing atau dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan pada bank lain dan penyertaan. Penilaian tersebut dilakukan untuk melihat apakah aktiva produktif digunakan untuk menghasilkan laba secara maksimal. Selain itu penilaian kualitas asset dimaksudkan untuk menilai kondisi asset bank, termasuk antisipasi atas risiko gagal bayar dari pembiayaan credit risk yang akan muncul. Formula atau rumus yang digunakan untuk menghitung kualitas aktiva produktif KAP adalah: APYD merupakan aktiva produktif yang diklasifikasikan menjadi beberapa kategori yaitu dalam perhatian khusus DPK, kurang lancar KL, diragukan D, dan macet M. Semakin tinggi rasio ini maka kinerja kualitas aktiva produktif bank semakin baik dan semakin rendah rasio ini mengindikasikan bahwa kurang mampunya bank dalam mengelola aktiva produktif dengan baik. Universitas Sumatera Utara

3. Rasio Rentabilitas EARNING

Dokumen yang terkait

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan antara Bank Konvensional dan Bank Syariah dengan menggunakan rasio CAMEL (Studi Kasus Pada Bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri)

2 75 102

Analisis Perbandingan Kinerja Antara Bank Syariah Dan Bank Konvensional Dengan Menggunakan Rasio Camels (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bank Indonesia)

5 81 94

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN ANTARA BANK SYARIAH MANDIRI DAN BANK MUAMALAT INDONESIA DENGAN RASIO EAGLES

12 50 22

Analisis Perbandingan Kinerja Dan Hubungan Pangsa Komposisi Pembiayaan Perbankan Syariah Dengan Rasio-Rasio Keuangan Bank Muamalat Indonesia Dan Bank Syairiah Mandiri Periode 2004-2007

0 4 131

Analisis Perbandingan Kinerja Bank Syariah Berdasarkan RGEC dan Islamicity Performance Index (Studi Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri)

19 71 125

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA BANK MUAMALAT INDONESIA DAN BANK MANDIRI DENGAN MENGGUNAKAN Analisis Kinerja Keuangan Pada Bank Muamalat Indonesia Dan Bank Mandiri Dengan Menggunakan Metode Camels Periode 2009-2011.

0 2 15

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA BANK MUAMALAT INDONESIA DAN BANK MANDIRI DENGAN MENGGUNAKAN Analisis Kinerja Keuangan Pada Bank Muamalat Indonesia Dan Bank Mandiri Dengan Menggunakan Metode Camels Periode 2009-2011.

0 1 13

Analisis camels dalam menilai kinerja keuangan Pt. Bank muamalat indonesia dengan Pt. Bank syariah mandiri.

0 1 43

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pt Bank Muamalat Indonesia Tbk Dan Pt Bank Syariah Mandiri COVER

0 0 11

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan antara Bank Konvensional dan Bank Syariah dengan menggunakan rasio CAMEL (Studi Kasus Pada Bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri)

0 1 11