kondisi kinerja likuiditas Bank Muamalat Indonesia adalah cukup likuid.
D. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan
Analisis perbandingan kinerja keuangan ini adalah untuk membandingan kinerja keuangan Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri secara
eksternal. Analisis perbandingan kinerja keuangan ini bertujuan untuk mengetahui bank yang mana yang memiliki kinerja keuangan lebih baik antara Bank
Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri. Analisis perbandingan antara Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri dapat diuraikan sebagai
berikut.
1. Capital permodalan
Perbandingan rasio Kewajiban Pemenuhan Modal Minimum KPMM Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri selama 2007-2009
ditunjukkan pada tabel 4.21 Tabel 4.21
Perbandingan Rasio KPMM Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri 2007-2009
Rasio Tahun
2007 2008
2009 KPMM
BMI
BSM
10,7 12,4
10.8 12,6
11,1 12,5
Sumber : Hasil Penelitian lihat tabel 4.3 halaman 48 dan tabel 4.12 halaman 68
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan pada tabel di atas maka dapat diketahui bahwa rasio Kewajiban Pemenuhan Modal Minimum KPMM pada Bank Syariah
Mandiri lebih baik dari Bank Muamalat Indonesia. Hal ini mencerminkan bahwa bank tersebut mempunyai kewajiban pemenuhan modal minimum
berdasarkan ketentuan BI sangat baik. Nilai KPMM yang semakin besar menandakan bahwa bank ini mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam
menjamin pembiayaan yang disalurkan apabila terjadi resiko default. Oleh sebab itu BSM tergolong lebih mampu dalam memjamin kemungkinan
gagal bayar atas pembiyaan yang disalurkan.
2. Asset kuallitas aktiva produktif
Pebandingan rasio kualitas aktiva produktif KAP antara Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri selama tahun 2007-2009
dapat ditunjukkan pada table 4.22 di bawah. Tabel 4.22
Perbandingan Rasio KAP Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri 2007-2009
Rasio Tahun
2007 2008
2009 KAP
BMI
BSM
0,97 0,99
0,97 0,99
0,96 0,95
Sumber : Hasil Penelitian lihat tabel 4.5 halaman 52 dan tabel 4.14 halaman 72
Pada tabel di atas terlihat bahwa untuk rasio kualitas aktiva produktif tahun 2007-2008 Bank Syariah Mandiri lebih baik dari pada Bank
Muamalat Indonesia. Terlihat bahwa kinerja KAP BSM cenderung lebih
Universitas Sumatera Utara
tinggi dibandingkan BMI. Hal ini mencerminkan bahwa semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin baik kualitas aktiva produktif bank syariah.
Sementara pada tahun 2009 Bank Muamalat Indonesia menunjukkan kinerja KAP yang lebih baik dari Bank Syariah Mandiri.
3. Earnings rentabilitas
Pebandingan rasio Earning atau rentabilitas yaitu NOM, ROA, ROE, dan REO antara Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri
selama tahun 2007-2009 dapat ditunjukkan pada tabel 4.23 di bawah. Pada tabel 4.23 di bawah menampilkan seluruh rasio rentabilitas dalam satu tabel
dan tidak dipisah, hal ini dikarenakan agar setiap rasio penunjang dari rasio utama NOM dapat memberikan informasi yang lebih baik dan mendukung
informasi yang terdapat pada rasio NOM sebagai rasio utama. Tebel 4.23
Perbandingan Rasio Rentabilitas Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri 2007-2009
Rasio Tahun
2007 2008
2009 NOM
BMI
BSM
2,5 8,1
2,9 10,2
0,6 2,02
ROA
BMI
BSM 2,24
1,35 2,20
1,69 0,45
2,14 ROE
BMI
BSM
29,49 32,22
42,05 42,14
10,19 47,75
REO
BMI
BSM 44
52 44
49 48
Universitas Sumatera Utara
46
Sumber : Hasil Penelitian lihat tabel 4.7 halaman 56, tabel 4.8 halaman 58, tabel 4.16 halaman 76, dan tabel 4.17 halaman 79
Berdasarkan pada tabel di atas maka telihat bahwa Bank Syariah Mandiri lebih profitabel dari Bank Muamalat Indonesia, hal ini dapat dilihat
dari lebih tingginnya rasio NOM BSM sebagai rasio utama rentabilitas dalam metode CAMELS setiap tahunnya bila dibandingkan dengan BMI.
Untuk rasio ROA BSM sebagai rasio penunjang pada tahun 2007-2008 menunjukkan kinerja yang kurang baik dibandingkan BMI dan pada tahun
2009 kinerja ROA BSM menunjukkan kinerja yang lebih baik dibandingkan BMI. Pada rasio ROE BSM tahun 2007 menunjukkan kinerja yang kurang
baik dibandingkan BMI sedangkan selama tahun 2008-2009 menunjukkan ROE yang lebih baik dibandingkan BMI. Untuk rasio penunjang REO,
kinerja BSM selam tahun 2007-2008 selalu menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan BMI. Namun pada tahun 2009 kinerja REO BSM
mengalami penurunan kinerja dibandingkan BMI.
4. Liquidity likuiditas
Pebandingan Liquidity rasio STM antara Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri selama tahun 2007-2009 dapat ditunjukkan pada
table 4.24 di bawah. Tabel 4.24
Perbandingan Rasio Likuiditas Bank Mumalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri 2007-2009
Rasio Tahun
Universitas Sumatera Utara
2007 2008
2009 STM
BMI
BSM
7,22 38,7
12,03 58,2
20,79 67,5
Sumber : Hasil penelitian lihat tabel 4.10 halaman 65 dan tabel 4.19 halaman 85
Berdasarkan pada tabel di atas terlihat bahwa untuk rasio STM menunjukkan bahwa kinerja keuangan Bank Syariah Mandiri lebih baik dari
Bank Muamalat Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan lebih tingginya rasio STM setiap tahunnya bila dibandingkan dengan Bank Muamalat Indonesia
dimana hal ini juga mencerminkan bahwa Bank Syariah Mandiri mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi. Nilai STM yang tinggi
mencerminkan semakin likuidnya bank tersebut memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja dari bank syariah yaitu Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia memalui rasio CAMELS
dimana setelah itu akan dibandingkan antara kedua bank tersebut mana yang lebih baik. Berdasarkan hasil perhitungan rasio yang dilakukan pada bab empat, maka
dapat disimpulkan bahwa. 1.
Kinerja keuangan Bank Syariah Mandiri ditunjukkan dari rasio capital, menunjukkan hasil yang sangat baik dengan selalu mendapat pertama
sehingga dapat dikatakan rasio capital BSM sangat kuat. Pada rasio asset BSM selama tahun 2007-2008 selalu menunjukkan pengelolaan
aktiva produktif yang sangat baik, akan tetapi pada tahun 2009 mengalami penurunan peringkat dalam mengelola aktiva produktifnya
namun masih dapat dikatakan dalam keadaan cukup baik. Sementara untuk rasio rentabilitas pada tahun 2007-2008 BSM menunjukkan
kinerja yang sangat baik dengan menempati peringkat pertama dan dikategorikan sebagai bank yang sangat tinggi profitabilitasnya, dan
pada tahun 2009 rasio rentabilitas BSM mengalami penurunan baik rasio maupun peringkat yang menempati peringkat ketiga dan dikategorikan
sebagai bank yang cukup tinggi profitabilitasnya. Rasio likuiditas menunjukkan BSM sebagai bank yang sangat kuat likuiditasnya dimana
Universitas Sumatera Utara