tersebut sebagai sel asing karena menurunnya fungsi dari sel-sel tubuh untuk beradaptasi dengan hal baru Nugroho, 2008.
b. Teori penuaan akibat metabolisme
Teori ini menjelaskan bahwa perpanjangan umur dapat dihubungkan dengan tertundanya proses degeneratif. Perpanjangan umur disebabkan karena menurunnya
salah satu atau beberapa proses metabolisme tubuh Nugroho, 2008. c.
Kerusakan akibat radikal bebas Terpaparnya radikal bebas dalam setiap individu dapat bersifat merusak karena
sangat reaktif dan dapat bereaksi bersamaan dengan DNA, protein, dan asam lemak tak jenuh. Meskipun tubuh mempunyai sistem imun yang dapat memblok radikal
tersebut tetapi sebagian radikal bebas tetap lolos bahkan pada lansia semakin banyak terpapar radikal bebas maka terjadi proses penuaan dengan cepat Nugroho,
2008. d.
Teori psikologi Keadaan psikologis individu sangat berpengaruh terhadap fungsi, aktivitas
neurohormonal, dan seluler. Teori Psikologis tersebut antara lain: 1
Teori kebutuhan maslow Pada setiap manusia mempunyai keinginan untuk mencapai kebutuhan
tertingginya, akan tetapi tidak semua orang bisa untuk mencapai itu. Keadaan seperti itu menyebabkan terjadinya perbedaan tingkat stres manusia karena
keinginan untuk mencapai kebutuhan tertinggi tersebut dan dapat berakibat pada percepatan proses penuaan Lueckenotte, 1996.
2 Aktivitas atau kegiatan activity theory
Teori aktivitas ini menjelaskan bahwa manusia yang aktif dimasa muda harus tetap aktif dimasa tuanya. Sense of Integrity yang dibangun dimasa mudanya
akan tetap dibawa dan tertanam pada masa tua Azizah, 2011. 3
Teori pembebasan pisengagement theory Teori ini menjelaskan dengan bertambahnya usia seseorang, menyebabkan
secara pelan-pelan seseorang melepaskan diri dari pergaulan sekitar dan lingkungan sosialnya Azizah, 2011.
2.1.3 Perubahan yang Terjadi pada Lansia
Proses menua akan diikuti oleh perubahan yang terjadi baik fisik, psikologis, perubahan mental dan spiritual Ismayadi, 2004.
a. Perubahan mental
Masalah kesehatan lansia berasal dari empat aspek yaitu fisik, psikologis, sosial dan ekonomi. Gangguan dan penurunan fungsi tersebut dapat menyebabkan berbagai
perubahan seperti emosi yang labil, mudah tersinggung, mudah merasa dilecehkan, kecewa, perasaan tidak bahagia, perasaan kehilangan dan tidak berguna. Pada
keadaan lansia yang mengalami hal tersebut rentan mengalami gangguan psikiatrik seperti, depresi, ansietas, dan psikosis atau kecanduan obat Ismayadi, 2004.
b. Perubahan psikososial
Perubahan psikososial yang terjadi pada lansia meliputi lansia pada masa pensiun, isolasi sosial, perubahan pada tempat tinggal dan perubahan pada lingkungan, dapat
merasakan atau sadar akan kematian sense of awareness of mortality, serta terjadi beberapa perubahan lainnya Ismayadi, 2004.
Masa pensiun adalah tahap kehidupan yang dicirikan oleh adanya transisi dan perubahan peran yang dapat menyebabkan stress psikososial. Seseorang yang
mengalami masa pensiun akan mengalami kehilangan-kehilangan seperti kehilangan aspek finansial, kehilangan pada aspek status dari dulu yang
mempunyai jabatan tinggi dan dengan segala fasilitasnya, selain itu pensiun dapat menyebabkan orang kehilangan teman atau relasinya dan pekerjaannya Ismayadi,
2004. c.
Perubahan biologis Menurut Nugroho 2008 terjadi beberapa perubahan secara biologis pada usia
lanjut, seperti perubahan kulit menjadi tipis, kering, keriput dan penurunan elastisitas. Kulit merupakan penjaga suhu tubuh dari lingkungan dan sebagai
proteksi terhadap kuman-kuman dan penyakit supaya tidak masuk ke bagian dalam tubuh. Selain terjadinya perubahan pada kulit, terjadi perubahan seperti rambut
rontok, putih, kering terlihat tidak mengkilap, gigi mulai habis, terganggunya indra penglihatan dan pendengaran, terjadi kelelahan pada tubuh, gerakan menjadi
lambat, keterampilan tubuh berkurang, terjadi penimbunan lemak terutama bagian perut, berkurangnya jumlah sel otot, bertambahnya jaringan ikat, fungsi tubuh
menurun, serta kekuatannya berkurang. Pembuluh darah khususnya dibagian jantung dan otak mengalami kekakuan. Menurut Martono Darmojo 2006, lansia
akan rentan mengalami distorsi metabolik dan stuktural seperti, hipertensi, aterosklerosis, diabetes militus dan kanker.
2.2 Konsep Hipertensi 2.2.1 Definisi Hipertensi
Hipertensi merup akan peningkatan tekanan darah ≥14090 mmHg. Hipertensi
diklasifikasikan menjadi hipertensi primer esensial 90-95 dan hipertensi sekunder 5-10. Hipertensi primer adalah hipertensi yang terjadi tanpa penyebab
dari peningkatan tekanan darah tersebut, sedangkan hipertensi sekunder disebabkan oleh penyakitkeadaan seperti feokromositoma, hiperaldosteronisme primer
sindroma Conn, sindroma Cushing, penyakit parenkim ginjal dan renovaskuler, serta akibat obat Bakri, 2008.
Hipertensi merupakan keadaan tekanan darah seseorang yang abnormal yaitu tekanan darahnya lebih tinggi dari tekanan darah normal. Joint National Committtee
JNC On Prevention, Detection, Evaluasi, And Treatment Of High Blood Pressure yang ke-tujuh mempublikasikan revisi panduan nilai tekanan darah sistolik yang
optimal yaitu kurang dari 120 MmHg dan tekanan darah diastolik yang optimal yaitu 80 MmHg. Tekanan darah
dikatakan sebagai hipertensi adalah ≥140 MmHg untuk sistolik dan ≥90 MmHg untuk yang diastolik Corwin, 2009.
The Joint National Community on Preventation, Detection evaluation and treatment of High Blood Preassure dari Amerika Serikat dan badan dunia WHO
dengan International Society of Hipertention mendefinisikan hipertensi terjadi apabila tekanan darah seseorang tekanan sistoliknya 140 mmHg atau lebih atau
tekanan diastoliknya 90 mmHg atau lebih atau sedang memakai obat anti hipertensi. Pada anak-anak, definisi hipertensi yaitu apabila tekanan darah lebih dari 95