Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa frekuensi pemberian deep breathing pada pasien yang mengalami hipertensi bisa dilakukan sebanyak 1-3 kalihari selama 2
minggu dengan memerlukan waktu satu kali intervensi yaitu 10-15 menit.
2.3.4 Pengaruh Deep Breathing Terhadap Tekanan Darah
Mekanisme relaksasi nafas dalam deep breathing pada sistem pernafasan berupa suatu keadaan inspirasi dan ekspirasi pernafasan dengan frekuensi pernafasan
menjadi 6-10 kali permenit sehingga terjadi peningkatan regangan kardiopulmonari Izzo, 2008. Stimulasi peregangan di arkus aorta dan sinus karotis diterima dan
diteruskan oleh saraf vagus ke medula oblongata pusat regulasi kardiovaskuler, selanjutnya merespon terjadinya peningkatan refleks baroreseptor Gohde, 2010.
Impuls aferen dari baroreseptor mencapai pusat jantung yang akan merangsang aktivitas saraf parasimpatis dan menghambat pusat simpatis kardioakselerator
sehingga menyebabkan vasodilatasi sistemik, penurunan denyut dan daya kontraksi jantung. Sistem saraf parasimpatis yang berjalan ke SA node melalui saraf vagus
melepaskan neurotransmiter asetilkolin yang menghambat kecepatan depolarisasi SA node sehingga terjadi penurunan kecepatan denyut jantung kronotropik
negatif. Perangsangan sistem saraf parasimpatis ke bagian-bagian miokardium lainnya mengakibatkan penurunan kontraktilitas, volume sekuncup, curah jantung
yang menghasilkan suatu efek inotropik negatif. Keadaan tersebut mengakibatkan penurunan volume sekuncup dan curah jantung. Pada otot rangka beberapa serabut
vasomotor mengeluarkan asetilkolin yang menyebabkan dilatasi pembuluh darah. Penurunan tekanan darah terjadi akibat dari penurunan curah jantung, kontraksi
serat-serat otot jantung, dan volume darah Muttaqin, 2009.
Deep breathing mengubah energi dari tegangan menjadi relaksasi dengan cara menghambat sistem saraf simpatis dan meningkatkan kerja sistem saraf
parasimpatis, yang dapat menghambat hormon stres serta menurunkan tekanan darah, penurunan denyut jantung dan nadi Lynch, 2012.
2.4 Konsep Aromaterapi
2.4.1 Pengertian Aromaterapi
Aromaterapi berasal dari dua kata yaitu aroma dan terapi. Aroma memiliki pengertian harum atau wangi dan terapi memiliki pengertian penyembuhan atau
pengobatan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa aromaterapi merupakan salah satu perawatan tubuh atau penyembuhan penyakit dengan menggunakan minyak
esensial Jaelani, 2009. Menurut Maifrisco 2008 aromaterapi merupakan suatu teknik terapi yang
menggunakan minyak esensial atau sari minyak murni sebagai media untuk mengatasi masalah kesehatan, sebagai penjaga mood dan perasaan, menjaga gairah,
menyegarkan serta menenangkan jiwa dan membantu dalam proses penyembuhan. Seiring dengan banyaknya manfaat aromaterapi untuk kesehatan, semakin banyak
juga produsen-produsen mengolahnya dengan dijadikan sebagai bermacam-macam barang seperti pengharum ruangan, dupa, cologneparfum, minyak esensial yang
dibakar bersama air di atas tungku kecil, atau bentuk-bentuk lainnya. Penggunaan aromaterapi selalu dihubungkan dengan berbagai hal yang berkaitan dengan hal-hal
menyenangkan sehingga membuat jiwa, tubuh dan pikiran merasa rileks dan bebas. Istilah aromaterapi dipopulerkan oleh Rene Maurice Gattefosse di Prancis pada
tahun 1928 Keville, 2004. Berbagai cara bisa diterapkan untuk pemakaian