Perubahan yang Terjadi pada Lansia

2.2 Konsep Hipertensi 2.2.1 Definisi Hipertensi Hipertensi merup akan peningkatan tekanan darah ≥14090 mmHg. Hipertensi diklasifikasikan menjadi hipertensi primer esensial 90-95 dan hipertensi sekunder 5-10. Hipertensi primer adalah hipertensi yang terjadi tanpa penyebab dari peningkatan tekanan darah tersebut, sedangkan hipertensi sekunder disebabkan oleh penyakitkeadaan seperti feokromositoma, hiperaldosteronisme primer sindroma Conn, sindroma Cushing, penyakit parenkim ginjal dan renovaskuler, serta akibat obat Bakri, 2008. Hipertensi merupakan keadaan tekanan darah seseorang yang abnormal yaitu tekanan darahnya lebih tinggi dari tekanan darah normal. Joint National Committtee JNC On Prevention, Detection, Evaluasi, And Treatment Of High Blood Pressure yang ke-tujuh mempublikasikan revisi panduan nilai tekanan darah sistolik yang optimal yaitu kurang dari 120 MmHg dan tekanan darah diastolik yang optimal yaitu 80 MmHg. Tekanan darah dikatakan sebagai hipertensi adalah ≥140 MmHg untuk sistolik dan ≥90 MmHg untuk yang diastolik Corwin, 2009. The Joint National Community on Preventation, Detection evaluation and treatment of High Blood Preassure dari Amerika Serikat dan badan dunia WHO dengan International Society of Hipertention mendefinisikan hipertensi terjadi apabila tekanan darah seseorang tekanan sistoliknya 140 mmHg atau lebih atau tekanan diastoliknya 90 mmHg atau lebih atau sedang memakai obat anti hipertensi. Pada anak-anak, definisi hipertensi yaitu apabila tekanan darah lebih dari 95 persentil dilihat dari umur, jenis kelamin, dan tinggi badan yang diukur sekurang- kurangnya tiga kali pada pengukuran yang terpisah Bakri, 2008.

2.2.2 Klasifikasi Hipertensi

Keadaan tekanan darah pada seseorang sangat bervariasi tergantung dari kondisi fisik dan emosional yang sedang dialami. Tekanan darah seseorang cenderung naik ketika sedang beraktivitas, emosi dan mengalami stress dan sebaliknya ketika tidur dan relaksasi tekanan darah seseorang menjadi menurun. Keadaan seperti ini berpotensi terjadi hipertensi dan risiko penyakit jantung jika dari hasil pemeriksaan awal berulang kembali keadaan seperti itu Huwon, 2002. Tabel 1. Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan Grade Klasifikasi umur ≥ 18 tahun Tekanan Sistolik mmHg Tekanan Diastolik mmHg Normal 120 80 Pre hipertensi 120 – 139 80 – 89 Stadium I 140 – 159 90 – 99 Stadium II ≥160 ≥100 Sumber: The seventh committee on detection, evaluation and treatment of high blood pressure dalam Rosalina, 2008. Tabel 2. Klasifikasi tekanan darah berdasarkan umur Kelompok usia Normal mmHg Hipertensi mmHg Bayi 8040 9060 Anak 7-11 tahun 10060 12080 Remaja 12-17 tahun 11570 13080 Dewasa 20-45 tahun 120-12575-80 13590 45-65 tahun 135-14085 14090-16095 65 tahun 15085 16095 Sumber: Potter Perry 2005.

2.2.3 Mekanisme Terjadinya Hipertensi pada Lansia

Mekanisme peningkatan tekanan sistolik sejalan dengan peningkatan usia seiring dengan terjadinya penurunan elastisitas dan kemampuan meregang pada arteri. Tekanan meningkat sangat tinggi pada aorta dengan terjadinya pembuluh darah kaku dikarenakan penambahan volume intravaskuler yang sedikit pada pasien lanjut usia. Secara hemodinamik hipertensi sistolik ditandai dengan penurunan kelenturan pembuluh arteri besar, resistensi perifer yang tinggi, pengisian diastolik abnormal, dan bertambah masa ventrikel kiri. Penurunan volume darah dan output jantung disertai kekakuan arteri besar menyebabkan penurunan tekanan diastolik. Perubahan aktivitas sistem saraf simpatik dengan bertambahnya norepinephrin menyebabkan penurunan tingkat kepekaan sistem reseptor beta adrenergik sehingga berakibat penurunan fungsi relaksasi otot pembuluh darah Ferdinand, 2008. Lanjut usia akan mengalami kerusakan struktural dan fungsional pada arteri besar yang membawa darah dari jantung dan menyebabkan semakin parahnya pengerasan pembuluh darah dan tingginya tekanan darah. Seseorang yang terjangkit penyakit ini biasanya berpotensi mengalami penyakit-penyakit lain seperti stroke, dan penyakit jantung Rusdi dan Nurlaela, 2009.

2.2.4 Penegakan Diagnosis Hipertensi

Penegakan diagnosis hipertensi berdasarkan kepada hasil pengkuran sedikitnya dua kali melakukan kunjungan. Pada kunjungan tersebut tekanan darah diukur selama dua kali atau sampai dengan empat kali sehingga hasil yang didapat menjadi kongkrit. Hasil pengukuran yang menunjukkan tekanan darah sebesar 14090

Dokumen yang terkait

Pengaruh Membaca Al-Quran terhadap Tekanan Darah pada Lansia Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2012

0 12 96

EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA Efektifitas Senam Lansia Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Bulu Kabupaten Sukoharjo.

1 8 16

EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA Efektifitas Senam Lansia Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Bulu Kabupaten Sukoharjo.

0 3 17

PENDAHULUAN Efektifitas Senam Lansia Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Bulu Kabupaten Sukoharjo.

0 2 8

HASIL PENELITIAN Efektifitas Senam Lansia Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Bulu Kabupaten Sukoharjo.

0 3 13

PENGARUH SENAM YOGA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA YANG MENGALAMI HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AIR DINGIN PADANG TAHUN 2011.

0 0 9

Pengaruh Aromaterapi Kenanga (Cananga odorata) Terhadap Tekanan Darah Pria Dewasa.

6 24 18

Hubungan Status Gizi Dengan Tekanan Darah Pada Lansia Yang Mengalami Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Kota Madya Padang 2009.

0 0 10

111 PENGARUH DEEP TISSUE MASSAGE TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI

0 0 6

Pengaruh Penambahan Deep Breathing Pada Slow Stroke Back Massage Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi - DIGILIB UNISAYOGYA

0 0 13