BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil 1. Jumlah Daun
Perhitungan jumlah daun pada tanaman sawi caisim Brassica junce
L. dilakukan dengan cara menghitung jumlah daun yang telah terbuka sempurna mulai pada hari ke-3 setelah pemindahan hingga hari ke-22.
Hasil perhitungan jumlah daun pada tanaman sawi caisim Brassica junce
L. pada masing-masing perlakuan pemberian pupuk cair daun lamtoro dengan konsentrasi berbeda dapat dilihat pada grafik berikut ini:
Grafik pertambahan jumlah daun setiap 3 hari
15 10 10
20 5
30 0 kontrol
Gambar 4.1 Grafik pertumbuhan jumlah daun tanaman sawi caisim dari 3 perlakuan dan kontrol
Berdasarkan grafik di atas ditunjukkan adanya peningkatan jumlah daun pada setiap perlakuan. Pertambahan jumlah daun tertinggi terjadi
pada tanaman sawi caisim Brassica junce L. yang diberi pupuk cair daun
27 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lamtoro dengan konsentrasi 10 dan yang terendah terjadi pada tanaman
sawi caisim Brassica junce L. yang diberi pupuk cair daun lamtoro
dengan konsentrasi 30. Pertambahan jumlah daun tanaman sawi caisim
Brassica junce L. yang didapat merupakan selisih jumlah daun pada hari
terakhir pengamatan yaitu hari ke-22 setelah pemindahan dengan hari pertama pengamatan yaitu 3 hari setelah pemindahan. Rata-rata
pertambahan jumlah daun pada tanaman sawi caisim Brassica junce L.
setiap perlakuan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Rata-rata pertambahan jumlah daun pada tanaman sawi caisim Brassica junce L. dari tiga perlakuan dan kontrol
Perlakuan Ulangan
Rerata R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10
A 10 9
9 10 11
9 10
9 9
9 9
9,4 B 20
6 5
6 5
6 6
6 4
5 6
5,5 C 30
4 4
4 5
4 4
5 4
5 5
4,4 K 0
4 5
5 5
5 6
6 5
7 5
5,3 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa rata-rata pertambahan
jumlah daun pada perlakuan pemberian pupuk cair daun lamtoro dengan konsentrasi 10, 20, 30 dan 0 atau kontrol secara berurutan adalah
9,4; 5,5; 4,4 dan 5,3. Rata-rata pertambahan jumlah daun paling banyak adalah tanaman sawi caisim yang diberi pupuk cair daun lamtoro dengan
konsentrasi 10 dan yang paling rendah adalah tanaman sawi caisim yang diberi pupuk cair daun lamtoro dengan konsentrasi 30.
Berdasarkan uji anova dapat dilihat bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 0,000 0,05 yang menunjukkan adanya
perbedaan yang signifikan jumlah daun pada setiap perlakuan sehingga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil uji Anova dapat dilihat pada lampiran 13.
Uji Duncan menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pupuk cair daun lamtoro dengan konsentrasi 10 perlakuan A memiliki
pertambahan jumlah daun yang berbeda secara signifikan dengan perlakuan pemberian pupuk cair daun lamtoro dengan konsentrasi 20
perlakuan B, perlakuan pemberian pupuk cair daun lamtoro dengan konsentrasi 30 perlakuan C dan perlakuan tanpa pemberian pupuk cair
daun lamtoro atau kontrol K. Perlakuan pemberian pupuk cair daun lamtoro dengan konsentrasi 30 perlakuan C memiliki pertambahan
jumlah daun yang berbeda secara signifikan dengan perlakuan pemberian pupuk cair daun lamtoro dengan konsentrasi 20 perlakuan B, dan
perlakuan tanpa pemberian pupuk cair daun lamtoro atau kontrol K sedangkan pertambahan jumlah daun pada perlakuan pemberian pupuk
cair daun lamtoro dengan konsentrasi 20 perlakuan B tidak berbeda nyata dengan pertambahan jumlah daun pada tanaman Kontrol 0.
2. Berat Basah Tanaman Sawi Caisim Brassica junce L. Penimbangan berat basah pada tanaman sawi caisim Brassica junce
L. dilakukan pada hari terakhir pengamatan yaitu 22 hari setelah
pemindahan. Hasil rata-rata berat basah tanaman sawi caisim Brassica
junce L. dapat dilihat pada grafik berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b e
ra t
b a
sa h
g ra
m
Grafik pengaruh konsentrasi pupuk cair daun lamtoro terhadap berat basah tanaman sawi
caisim
200 150
100
50 10 20 30 Kontrol
konsentrasi pupuk
Perlakuan
Gambar 4.2 Grafik rata-rata berat basah pada tanaman sawi caisim Brassica junce L. dari tiga perlakuan dan kontrol
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa rata-rata berat basah tanaman sawi caisim yang diberi pupuk cair daun lamtoro dengan
konsentrasi 10 perlakuan A sebesar 189,5 gram dan merupakan rata- rata berat basah paling tinggi, perlakuan pemberian pupuk cair daun
lamtoro dengan konsentrasi 20 perlakuan B sebesar 122 gram, perlakuan pemberian pupuk cair daun lamtoro dengan konsentrasi 30
perlakuan C sebesar 115 gram dan merupakan rata-rata berat basah tanaman yang paling rendah, dan yang tidak diberikan pupuk cair daun
lamtoro atau kontrol K memiliki rata-rata berat basah sebesar 118 gram. Berdasarkan uji anova dapat dilihat bahwa nilai signifikansi lebih
kecil dari taraf signifikansi yaitu 0,000 0,05 yang menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan berat basah tanaman sawi caisim pada setiap
perlakuan sehingga dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil uji Anova dapat dilihat pada lampiran 14.