Tujuan Penelitian Prinsip Teori yang Terkait 1. Tanaman Sawi Caisim

tanaman sawi caisim ini dibudidayakan di daerah pada ketinggian 100- 500 meter dpl. Cahaya matahari merupakan sumber energy yang diperlukan tanaman untuk proses fotosintesis. Tanaman sawi caisim memerlukan intensitas cahaya matahari yang tinggi agar dapat melakukan proses fotosintesis dengan baik Cahyono,2003. Suhu lingkungan 15,6 C pada malam hari dan 21,1 C pada siang hari merupakan kondisi iklim yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman sawi caisim. Tetapi pada suhu yang tinggi yaitu 27-32 C ada beberapa varietas sawi yang dapat tumbuh dengan baik Rukmana, 2007. Menurut Cahyono 2003 dalam Fransisca 2009, tanaman sawi caisim dapat tumbuh dengan optimal pada kelembaban udara berkisar antara 80-90. Selain itu tanaman sawi caisim tahan terhadap hujan sehingga dapat juga ditanam pada musim hujan. 2 Tanah Derajat kesaman tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman sawi caisim menurut Haryanto, dkk 2003 dalam Fransisca 2009 adalah 6-7. Selain itu tanaman sawi caisim dapat tumbuh dengan baik pada tanah jenis lempung berpasir Rukmana, 2007 d Kandungan Gizi Tanaman Sawi Caisim Tanaman sawi caisim mengandung beberapa zat gizi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Kandungan gizi tanaman sawi caisim seperti pada tabel berikut: Tabel 2.1. Kandungan Gizi per 100 gram sawi Kandungan Gizi per 100 gram Sawi Lemak : 0,20 gram Tiamin: 0,04 mg Serat : 1 gram Vitamin A : 4,468 IU Folat : 66 µg Vitamin C : 45 mg Asam Pantotenat : 0,088 mg Vitamin K : 45 µg Piridoksin : 0,194 mg Natrium : 65 mg Riboflavin : 0,07 mg Kalium : 252 mg Besi : 0,8 mg Magnesium : 19 mg Fosfor : 38,4 gram Vitamin E : 419,3 mg Seng : 0,19 mg Mangan : 0,159 mg Sumber: Zulkmaena 2013 e Khasiat tanaman sawi caisim Menurut Saparinto 2012, tanaman sawi caisim selain dimanfaatkan sebagai bahan pangan dapat juga dimanfaatkan untuk : 1 Mencegah osteoporosis Kandungan vitamin K, A, C dan asam folat pada tanaman sawi caisim dibutuhkan untuk menjaga kesehatan tulang dan mencegah terjadinya pengeroposan tulang atau osteoporosis. 2 Mencegah anemia Tanaman sawi caisim memiliki kandungan asam folat yang tinggi. Asam folat dibutuhkan oleh tubuh untuk mengatasi penyakit anemia atau kurang darah yang sering terjadi pada ibu hamil. 3 Mencegah koleterol Kandungan vitamin E dan vitamin C pada tanaman sawi caisim dibutuhkan untuk mencegah penyakit kolesterol. Ketiga zat tersebut sangat bermanfaat untuk mencegah terjadinya oksidasi kolesterol LDL Low Destinity Lipoprotein. 4 Mencegah penyakit jantung Kandungan asam folat dan magnesium pada tanaman sawi caisim berpotensi untuk mencegah penyakit jantung dan menghambat terbentuknya homosistein yang merupakan senyawa yang mampu menyumbat pembuluh darah sehingga dapat menyebabkan penyakit jantung.

2. Tanaman Lamtoro Leucaena leucocephala

Tanaman lamtoro Leucaena leucocephala ini berasal dari Amerika Latin, sudah sejak lama diimpor ke Indonesia. Tanaman Leucaena termasuk tanaman leguminoseae dan tergolong subfamily Mimosaceae, merupakan tanaman multiguna karena seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan baik untuk kepentingan manusia ataupun hewan. Tanaman leguminoseae adalah tanaman polong-polongan dengan sistem perakaran yang mampu bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium dan membentuk bintil akar yang mempunyai kemampuan mengikat nitrogen dari udara Purwanto, 2007. a Taksonomi dan Morfologi Menurut Purwanto 2007 klasifikasi dari tanaman lamtoro adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisio : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Fabales Familia : Fabaceae Genus : Leucaena Species : Leucaena leucocephala Gambar 2.2 Tanaman Lamtoro Leucaena leucocephala Sumber: acitoapril03.blogspot.com Tanaman lamtoro merupakan tanaman perdu pohon yang memiliki daun kecil dengan tulang daun menyirip ganda dua. Selain itu tanaman lamtoro ini dapat tumbuh hingga mencapai tinggi 5-15 m Purwanto, 2007. b Penyebaran Tanaman Menurut Purwanto 2007, tanaman lamtoro dapat hidup dengan baik pada ketinggian 0-1000 m dpl, tanah yang mengandung kapur dan lembab dengan derajat keasaman berkisar antara 5-8. Tanaman lamtoro ini tidak dapat hidup dengan baik atau kurang toleran terhadap tanah yang mengandung Aluminium Al yang tinggi. c Manfaat Tanaman Tanaman lamtoro dapat digunakan untuk meningkatkan kesuburan tanah karena tanaman lamtoro mampu mengikat nitrogen dan menghasilkan daun yang banyak sebagai sumber bahan organik. Selain itu dapat juga digunakan sebagai tanaman pelindung dan penguat teras karena tanaman tersebut memiliki sistem perakaran yang kuat Purwanto, 2007. Sebagai tanaman rehabilitas lahan legum memiliki bebrapa faktor pendukung antara lain Purwanto, 2007: 1. Cepat tumbuh, hingga banyak menghasilkan bahan organik dan pupuk hijau 2. Banyak mengandung nitrogen N, hingga mampu menghasilkan hijauan makanan ternak dan menghasilkan makanan yang dapat diolah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Menurut Budelman dalam Palimbungan 2006 daun lamtoro mengandung 3,84 N, 0,20 P, 2,06 K, 1,31 Ca, 0,33 Mg. Sebagai pupuk cair, daun lamtoro salah satu tanaman legume yang mengandung unsur hara yang relatif tinggi, terutama nitrogen dibanding tanaman lainnya dan juga relatif lebih mudah terkomposisi sehingga penyediaan haranya lebih cepat Nugroho, 2012. Menurut Palimbungan 2006, daun lamtoro dihancurkan terlebih dahulu agar kandungan hara di dalamnya tidak berkurang dalam pembuatan pupuk cair.

3. Pupuk Organik Cair

a. Pengertian Pupuk Organik Cair S isa tanaman, kotoran hewan dan manusia yang diolah melalui proses pengomposan akan menghasilkan larutan yang disebut pupuk organik cair. Penggunaan pupuk organik cair dapat menyediakan hara secara cepat bagi tanaman dan tidak menyebabkan kerusakan pada tanah Hadisuwito, 2012. b. Klasifikasi Pupuk Organik Cair 1. Pupuk kandang cair Pupuk kandang cair merupakan pupuk organik cair yang berasal dari kotoran hewan berupa urin. Pupuk yang dihasilkan dari urin hewan dibuat melalui proses pengomposan Hadisuwito, 2012. 2. Biogas Biogas merupakan hasil fermentasi bahan organik padat dengan bahan organik cair. Pembuatan biogas menggunakan bahan baku PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI berupa tanaman, sisa metabolisme hewan dan manusia Hadisuwito, 2012. 3. Pupuk Cair Limbah Organik Limbah cair dari bahan organik dapat dimanfaatkan sebagai pupuk seperti pada limbah padat organik karena limbah cair organik tersebut mengandung banyak unsur hara seperti NPK dan bahan organik lainnya. Penggunaan pupuk dari limbah organik memberikan dampak positif bagi tanah yaitu dapat memperbaiki kulitas dan struktur tanah Hadisuwito, 2012.

4. EM-4 Effective Microorganism 4

Menurut Djuarnani 2005 dalam Namang 2015, EM-4 merupakan kultur campuran berbagai mikroorganisme fermentasi yang pertama kali ditemukan oleh Prof. Teruo Hugo dari Universitas Ryukyus Jepang. Mikroorganisme yang terkandung di dalam larutan EM-4 merupakan mikroorganisme yang dapat bekerja secara efektif dalamfermentasi bahan organik. Dari berbagai jenis mikroorganisme yang terdapat di dalam larutan EM-4 ada 5 golongan yang paling utama yaitu bakteri fotosintetik, bakteri asam laktat, ragi, Actinomycetes, jamur fermentasi. EM-4 memiliki beberapa manfaat yang menguntungkan menurut Marsono dan Paulus 2001 dalam Namang 2015, seperti dapat memperbaiki sifat fisik, biologi dan kimia tanah.,mengoptimalkan ketersediaan nutrisi dalam tanah bagi tanaman, menghambat aktivitas mikroorganisme patogen dan hama., mengoptimalkan produksi tanaman., dan dapat memeprcerpat proses fermentasi bahan organik.

5. Tetes Tebu Molasses

Menurut Hartina, dkk 2014, tetes tebu nerupakan limbah atau produk sisa dari pembuatan gula yang tidak dapat dikristalkan lagi dan mengandung gula yang tinggi yaitu 34-45 sehingga dapat dimanfaatkan dalam proses fermentasi sebagai sumber energi untuk mikroorganisme. Indriani 2007 mengatakan bahwa kandungan glukosa molasess terutama sukrosa yang merupakan sumber glukosa utama bagi bakteri berkisar 48- 55 cukup potensial untuk fermantasi asam asetat.

6. Air Limbah Tahu

Air limbah tahu merupakan produk sisa dari pembuatan tahu. Limbah tahu tersebut dapat dimanfaatkan dalam proses fermentasi karena mengandung karbohidrat sebesar 25-50 yang dapat digunakan oleh mikroorganise sebagai sumber energi Warisno dan Dahana, 2009.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Afrianto 2014 yang berjudul “Pengaruh Pupuk Organik Cair Daun Lamtoro terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit di Main Nursery Elaeis Guineensis Jacq ” menggunakan pupuk cair daun lamtoro dengan 6 taraf yaitu 0, 100, 200, 300, 400 dan 500 ccl air untuk diujikan pada beberapa varietas bibit kelapa sawit. Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah pertambahan tinggi, lingkar batang dan total luas daun bibit kelapa sawit. Dan hasilnya menunjukkan bahwa perlakuan yang menunjukkan pengaruh sangat nyata terhadap parameter yang diamati adalah 500 ccl air. Penelitian yang dilakukan oleh Monica 2015 yang berjudul “Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Lamtoro Leucaena leucocephala terhdap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Kedelai Gylcine max var. Groboga n” menggunakan pupuk cair daun lamtoro yang terdiri dari 6 tingkat perlakuan yaitu 0, 10, 20, 30, 40 dan 50. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah polong dan berat kering biji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemupukkan dengan pupuk organik cair daun lamtoro memberikan pengaruh nyata terhadap peningkatan jumlah daun dan bobot kering biji per tanaman, namun tidak memberikan pengaruh nyata terhadap peningkatan tinggi tanaman dan jumlah polong. Pupuk dengan konsentrasi 10 yang paling efektif dalam meningkatkjan pertumbuhan jumlah daun sedangkan kontrol memberikan bobot kering biji paling baik.

C. Kerangka Berpikir

Usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesehatan tanah adalah membangun kesuburan tanah dengan cara meningkatkan penggunaan bahan organik atau menggunakan masukan dari hasil usaha tani itu sendiri. Penggunaan pupuk hijau, pupuk hayati, penyiapan kompos, ekstrak daun posidan yang diperkaya, diharapkan mampu memperbaiki kesehatan tanah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sehingga produksi tanaman meningkat, aman dan menyehatkan manusia yang mengkonsumsi Sutanto, 2002. Salah satu sarana produksi pertanian yang terbuat dari bahan-bahan organik yang sifatnya ramah lingkungan dan menghasilkan produk pertanian adalah ekstrak daun lamtoro. Menurut Budelman dalam Palimbungan 2006 daun lamtoro mengandung 3,84 N, 0,20 P, 2,06 K, 1,31 Ca, 0,33 Mg. Oleh karena itu, dilakukan pengujian pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dengan berbagai konsentrasi terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman sawi caisim Brassica juncea L..

D. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka berpikir dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Pupuk cair daun lamtoro dengan konsentrasi yang berbeda berpengaruh

terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman sawi caisim Brassica juncea L. 2. Pupuk cair daun lamtoro dengan konsentrasi 10 paling efektif dalam meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas tanaman sawi caisim Brassica juncea L. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk cair daun lamtoro terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman sawi caisim. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap RAL satu faktor.

B. Desain Penelitian

Desain eksperimen pada penelitian ini menggunakan 4 perlakuan yaitu pemberian pupuk cair daun lamtoro 0 kontrol, 10, 20 dan 30. Setiap konsentrasi, sebelum diaplikasikan harus diencerkan sampai volumenya mencapai 1000 ml. Replikasi untuk setiap perlakuan adalah 10 replikasi sehingga untuk 4 perlakuan replikasinya berjumlah 40.

C. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas: konsentrasi pupuk cair daun lamtoro yaitu 0 kontrol, 10, 20 dan 30. 2. Variabel terikat: pertumbuhan jumlah daun dan produktivitas berat basah dan berat kering tanaman sawi caisim Brassica junce L.. 3. Variabel kontrol: umur tanaman, media tanam, waktu, volume penyiraman air dan pupuk cai daun lamtoro. 19 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Batasan Penelitian

1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah tanaman sawi caisim Brassica junce L. yang berjumlah 40. 2. Objek Penelitian a Pupuk cair daun lamtoro 10 b Pupuk cair daun lamtoro 20 c Pupuk cair daun lamtoro 30 3. Parameter a Pertumbuhan 1. Jumlah daun Penghitungan jumlah daun dilakukan pada saat tanaman berumur 3 hari setelah penanaman dan dilakukan setiap 3 hari sekali. Data pertambahan jumlah daun dihitung adalah selisih jumlah daun tanaman pada hari ke 22 dengan hari ke 3 setelah penanaman. Penghitungan jumlah daun hanya dilakukan pada daun yang terbuka sempurna. b Produktivitas Produktivitas dihitung dengan menimbang bobot basah dan kering tanaman sawi caisim Brassica junce L..

1. Penimbangan berat basah tanaman sawi caisim Brassica junce

L. Setelah tanaman sawi caisim berumur 32 hari, dilakukan pemanenan dengan cara mencabut tanaman secara hari-hati kemudian dibersihkan dari tanah, setelah itu dilakukan penimbangan menggunakan timbangan analitik.

2. Penimbangan berat kering tanaman sawi caisim Brassica junce

L. Tanaman sawi caisim dijemur dibawah sinar matahari selama 3 hari lalu dioven selama 48 jam yang sudah dibungkus menggunakan aluminium foil dan diberi label untuk setiap perlakuan. Setelah 48 jam, tanaman sawi caisim diangkat dan ditimbang menggunakan timbangan analitik.

E. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 5 April – 7 Mei 2016 di Kebun Penelitian Pendidikan Biologi, Universitas Sanata Dharma, Paingan, Maguwoharjo.

F. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ember, parang, cetok, cangkul, polibag yang berukuran 25 x 25 cm, gayung, timbangan, gelas