c. Status Sekolah Swasta
Tabel 5.6 Perhitungan dan Intepretasi Penilaian Perilaku Siswa Terhadap
Menyontek Ditinjau Dari Status Sekolah Swasta
No Frekuensi Presentasi Kriteria
1 Sangat Tinggi
2 Tinggi
3 1
2 Sedang
4 5
9 Rendah
5 48
89 Sangat Rendah
Jumlah 100
Tabel 5.6 menunjukkan bahwa 54 siswa yang memiliki persepsi tentang perilaku menyontek dengan kategori sangat tinggi, dan tinggi
berjumlah 0 siswa 0. Sedangan sedang berjumlah 1 siswa 2 dan untuk siswa yang memiliki persepsi tentang perilaku menyontek dengan kategori
rendah berjumlah 5 siswa 9. Sedangkan untuk siswa yang memiliki persepsi tentang perilaku menyontek dengan kategori sangat rendah berjumlah
48 siswa 89.
d. Tingkat Penghasilan Orang Tua Ayah Kurang dari Rp 1.000.000
Tabel 5.7 Perhitungan dan Intepretasi Penilaian Perilaku Siswa Terhadap
Menyontek Ditinjau Dari Tingkat Penghasilan Orang Tua Kurang dari Rp 1.000.000
No Frekuensi Presentasi Kriteria
1 Sangat Tinggi
2 Tinggi
3 Sedang
4 Rendah
5 23
100 Sangat Rendah
Jumlah 100
Tabel 5.7 menunjukkan bahwa 69 siswa yang memiliki persepsi tentang perilaku menyontek dengan kategori sangat tinggi,
tinggi, sedang, dan rendah berjumlah 0 siswa 0. Sedangkan untuk siswa yang memiliki persepsi tentang perilaku menyontek dengan
kategori sangat rendah berjumlah 23 siswa 100.
e. Tingkat Penghasilan Orang Tua Ayah Rp1.000.000
– Rp 3.000.000
Tabel 5.8 Perhitungan dan Intepretasi Penilaian Perilaku Siswa Terhadap
Menyontek Ditinjau Dari Tingkat Penghasilan Orang Tua Rp 1.000.000
– Rp. 3.000.000
No Frekuensi Presentasi Kriteria
1 Sangat Tinggi
2 Tinggi
3 Sedang
4 2
4 Rendah
5 43
96 Sangat Rendah
Jumlah 100
Tabel 5.8 menunjukkan bahwa 45 siswa yang memiliki persepsi tentang perilaku menyontek dengan kategori sangat tinggi,
tinggi, dan sedang berjumlah 0 siswa 0. Persepsi siswa tentang perilaku menyontek dengan kategori rendah berjumlah 2 siswa 4.
Persepsi siswa tentang perilaku menyontek dengan kategori sangat rendah berjumah 43 siswa 96.
f. Tingkat Penghasilan Orang Tua Ayah Lebih Dari Rp 3.000.000
Tabel 5.9 Perhitungan dan Intepretasi Penilaian Perilaku Siswa Terhadap
Menyontek Ditinjau Dari Tingkat Penghasilan Orang Tua Ayah Lebih Dari Rp 3.000.000
No Frekuensi Presentasi Kriteria
1 Sangat Tinggi
2 Tinggi
3 1
3 Sedang
4 3
7 Rendah
5 36
90 Sangat Rendah
Jumlah 100
Tabel 5.9 menunjukkan bahwa 40 siswa yang memiliki persepsi tentang perilaku menyontek dengan kategori sangat tinggi,
dan tinggi berjumlah 0 siswa 0. Sedangkan untuk siswa yang memiliki persepsi tentang perilaku menyontek dengan kategori sedang
berjumlah 1 siswa 3. Persepsi siswa dengan kategori rendah berjumlah 3 siswa 7. Untuk kategori persepsi siswa sangat rendah
berjumlah 36 siswa 90.
g. Tingkat Penghasilan Orang Tua Ibu Kurang dari Rp 1.000.000
Tabel 5.10 Perhitungan dan Intepretasi Penilaian Perilaku Siswa Terhadap
Menyontek Ditinjau Dari Tingkat Penghasilan Orang Tua Ibu Kurang dari Rp 1.000.000
No Frekuensi Presentasi Kriteria
1 Sangat Tinggi
2 Tinggi
3 Sedang
4 2
4 Rendah
5 44
96 Sangat Rendah
Jumlah 100
Tabel 5.10 menunjukkan bahwa 46 siswa yang memiliki persepsi tentang perilaku menyontek dengan kategori sangat tinggi,
tinggi,dan sedang berjumlah 0 siswa 0. Sedangkan untuk siswa yang memiliki persepsi tentang perilaku menyontek dengan kategori
rendah berjumlah 2 siswa 4. Persepsi siswa dengan kategori sangat rendah berjumlah 44 siswa 96.
h. Tingkat Penghasilan Orang Tua Ayah Rp1.000.000
– Rp 3.000.000
Tabel 5.11 Perhitungan dan Intepretasi Penilaian Perilaku Siswa Terhadap
Menyontek Ditinjau Dari Tingkat Penghasilan Orang Tua Rp 1.000.000
– Rp. 3.000.000
No Frekuensi Presentasi Kriteria
1 Sangat Tinggi
2 Tinggi
3 Sedang
4 1
2 Rendah
5 40
98 Sangat Rendah
Jumlah 100
Tabel 5.11 menunjukkan bahwa 41 siswa yang memiliki persepsi tentang perilaku menyontek dengan kategori sangat tinggi, tinggi, dan
sedang berjumlah 0 siswa 0. Persepsi siswa dengan kategori rendah berjumlah 1 siswa 2. Untuk siswa yang memiliki persepsi tentang
perilaku menyontek dengan kategori sangat rendah berjumlah 40 siswa 98.
i. Tingkat Penghasilan Orang Tua Ibu Lebih Dari Rp 3.000.000
Tabel 5.12 Perhitungan dan Intepretasi Penilaian Perilaku Siswa Terhadap
Menyontek Ditinjau Dari Tingkat Penghasilan Orang Tua Ibu Lebih Dari Rp 3.000.000
No Frekuensi Presentasi Kriteria
1 Sangat Tinggi
2 Tinggi
3 1
4 Sedang
4 1
4 Rendah
5 24
92 Sangat Rendah
Jumlah 100
Tabel 5.12 menunjukkan bahwa 26 siswa yang memiliki persepsi tentang perilaku menyontek dengan kategori sangat tinggi,
dan tinggi berjumlah 0 siswa 0. Sedangkan untuk siswa yang memiliki persepsi tentang perilaku menyontek dengan kategori sedang
berjumlah 1 siswa 4. Untuk kategori rendah berjumlah 1 siswa 4. Persepsi siswa dengan kategori sangat rendah berjumlah 24
siswa 92.
B. Pengujian Hipotesis
1. Pengujian Hipotesis I
a. Ho= Tidak ada perbedaan perilaku siswa terhadap menyontek
berdasarkan status sekolah. Ha= Ada perbedaan perilaku siswa terhadap menyontek yang ditinjau
dari status sekolah. b.
Hasil Pengujian Hipotesis
Tabel 5.13 Hasil Uji Mann-Whitney Test Mengenai Perilaku Siswa Terhadap
Menyontek Berdasarkan Status Sekolah
Ranks
status_seko lah
N Mean Rank
Sum of Ranks perilaku_mencontek
Negeri 59
56.58 3338.50
Swasta 54
57.45 3102.50
Total 113
Test Statistics
a
perilaku_mencon tek
Mann-Whitney U 1568.500
Wilcoxon W 3338.500
Z -.141
Asymp. Sig. 2-tailed .888
a. Grouping Variable: status_sekolah
Berdasarkan tabel 5.13 tampak bahwa nilai
asymp sig
adalah 0,888 karena nilai asymp sig dari 0,05 maka Ho diterima. Hal ini
bearti tidak ada perbedaan perilaku siswa terhadap menyontek berdasarkan status sekolah antara sekolah negeri dan swasta.
2. Pengujian Hipotesis II
a. Ho= Tidak ada perbedaan perilaku siswa terhadap menyontek ditinjau
dari tingkat penghasilan orang tua. Ha= Ada perbedaan perilaku siswa terhadap menyontek ditinjau dari
tingkat penghasilan orang tua. b.
Hasil Pengujian Hipotesis
Tabel 5.14 Hasil Uji Kruskal Wallis Mengenai Perilaku Siswa Terhadap
Menyontek Berdasarkan Tingkat Penghasilan Orang Tua ayah
Ranks
tingkat_penghasilan_ortu N
Mean Rank perilaku_menyontek
1.000.000 23
60.72 1.000.000-3.000.000
45 54.78
3.000.000 45
57.32 Total
113
Test Statistics
a,b
perilaku_menyonte k
Chi-Square .508
Df 2
Asymp. Sig. .776
Berdasarkan table 5.14 tampak bahwa nilai asymp sig adalah 0,776, karena nilai asymp sig dari 0,05 maka Ho diterima. Hal ini berarti tidak ada
perbedaan perilaku siswa terhadap menyontek berdasarkan penghasilan orang tua kelompok Ayah.
Tabel 5.15 Hasil Uji Kruskal Wallis Mengenai Perilaku Siswa Terhadap
Menyontek Berdasarkan Tingkat Penghasilan Orang Tua Ibu
Ranks
penghasilan_ortu N
Mean Rank perilaku_menyontek
1.000.000 46
64.37 1.000.000 - 3.000.000
41 50.60
3.000.000 26
54.06 Total
113
Test Statistics
a,b
perilaku_menyonte k
Chi-Square 4.106
Df 2
Asymp. Sig. .128
Berdasarkan tabel 5.20 tampak bahwa nilai asymp sig adalah 0,128, karena nilai asymp sig dari 0,05 maka Ho diterima. Hal ini berarti tidak
ada perbedaan perilaku siswa terhadap menyontek berdasarkan penghasilan orang tua kelompok Ibu.
C. Pembahasan
1. Perbedaan Perilaku Siswa Terhadap Menyontek Berdasarkan Status
Sekolah Berdasarkan hasil analisis data terdapat 113 siswa SMP yang menjadi
responden dalam penelitian ini. Hasil uji
Mann-Whiteney
tampak bahwa nilai
asymp sig
adalah 0,888 karena nilai asymp sig dari 0,05 maka Ho diterima. Hal ini berarti tidak ada perbedaan perilaku siswa terhadap menyontek
berdasarkan status sekolah antara sekolah negeri dan swasta, kita juga dapat melihat di hasil
mean rank
pada pengujian tersebut. Hasil
Mean Rank
menunjukkan perbedaan yang tidak terlalu jauh anatara sekolah negeri dan swasta. Perilaku mencontek siswa sekolah negeri lebih rendah dibandingkan
sekolah swasta. Hal ini terlihat dari perbandingan
mean
yaitu
mean
sekolah negeri
mean
sekolah swasta 56,5857,45. Berdasarkan hasil penelitian ini memang tidak ada perbedaan antara
sekolah negeri dan swasta, tetapi jika kita melihat nilai
mean
sekolah negeri sekolah swasta. Hal ini mungkin disebabkan karena beberapa faktor,
diantaranya: a.
Peraturan belajar mengajar di kelas yang ditetapkan oleh pihak sekolah. Peraturan sekolah negeri lebih ketat dibandingkan
sekolah swasta. Sehinnga para siswa di sekolah negeri lebih menaati peraturan yang dibuat oleh pihak sekolah.
b. Pendidik guru. Rata-rata pendidik sekolah negeri merupakan
pegawai negeri sipil sedangkan pada sekolah swasta tenaga pendidik masih berstatus swasta, sehingga para pendidik dari
sekolah negeri lebih bertanggung jawab dengan profesinya sebagai pendidik guru. Sehinnga pendidik dari sekolah negeri
lebih fokus mengajar dan lebih memperhatikan siswa di kelas. Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Pemuda dan olahraga
Disdikpora DIY telah merilis daftar sekolah peraih nilai tertinggi pada Ujian Nasional SMPMTsSMPT tahun 2015 di DIY dan sekolah negeri
yang dijadikan tempat penelitian oleh peneliti berada di posisi tiga dan
delapan. Pada posisi ketiga adalah SMP Negeri 8 dan posisi ke delapan adalah SMP Negeri 2.Dari data tersebut terlihat bahwa sekolah negeri
merupakan sekolah unggulan yang ada di DIY sehingga pengawasan dari pihak sekolah kepada para siswa sangat diutamakan. Berdasarkan data dari
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY dapat diartikan siswa-siswa sekolah negeri lebih pintar dari sekolah swasta. Apalagi jika ingin masuk
sekolah negeri harus menggunakan tes sehingga tidak jarang siswa-siswa sekolah swasta sering sekali disebut sebagai siswa “buangan” karena siswa
tersebut tidak lolos dalam tes. Dalam kondisi seperti ini peran sekolah dan pendidik sangat penting
dalam kemajuan akademik para siswanya. Sebagai pendidik sudah sewajarnya memberikan apa yang menjadi hak siswa-siswinya dan
merupakan kewajiban dan tanggung jawab yang harus terus dijalani karena berani mengambil perkerjaan sebagai pendidik.
Tetapi jika dilihat dari nilai
mean rank
antara siswa sekolah negeri dan swasta yang memiliki angka yang tidak jauh berbeda, ini menunjukan
bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara perilau menyontek siswa sekolah negeri dan swasta.
2. Perbedaan Perilaku Siswa Terhadap Menyontek Ditinjau dari Tingkat
Penghasilan Orang Tua
Berdasarkan hasil penelitian pada pengujian output
Kruskal-Wallis
menunjukkan hasil
Asymp. Sig
pada tingkat penghasilan orang tua sebesar 0,776 untuk tingkat penghasilan orang tua ayah dan nilai
Asymp. Sig
0,128 untuk tingkat penghasilan orang tua ibu. Sehingga berdasarkan data dari hasil pengujian tersebut, nilai
Asymp. Sig
pada tingkat penghasilan orang tua 0.05
∝ yang berarti tidak ada perbedaan perilaku siswa terhadap menyontek berdasarkan tingkat penghasilan orang
tua dari kategori penghasilan Rp 1.000.000, Rp 1.000.000 – Rp
3.000.000, maupun Rp 3.000.000. Berdasarkan temuan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan tidak
ada perbedaan perilaku menyontek siswa yang ditinjau dari tingkat penghasilan orang tua, baik penghasilan yang dikategorikan tinggi,
menengah, maupun rendah. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan orang tua dalam mendidik anaknya dalam hal menyontek tidak
dipengaruhi oleh tingkat penghasilan orang tua siswa. Orang tua mendidik anaknya sesuai dengan kemampuannya. Dengan penghasilan orang tua
Rp 1.000.000, Rp 1.000.000 – Rp 3.000.000, dan Rp 3.000.000 dapat
disimpulkan sama dalam cara mendidik anak. Cara orang tua mendidik serta hubungan antar anggota keluarga merupakan peranan yang sangat