Di pihak lain, Prof. Djemari Mardapi, Ph.D. wawancara dilakukan bulan Agustus 2015 menyatakan bahwa pada tahun 2015, wilayah DIY merupakan
termasuk daerah putih daerah yang bersih dari kecurangan dalam UN. Pernyataan ini bertentangan dengan hasil penelitian Anderman yang
menyatakan bahwa perilaku menyontek sering dilakukan oleh siswa SMP. Berdasarkan ketidakkonsistenan antara pendapat Prof. Djemari dan hasil-
hasil penelitian sebelumnya maka perlu dilakukan penelitian yaitu “Perilaku Siswa Terhadap Menyontek Yang Ditinjau Dari Status Sekolah dan Tingkat
Penghasilan Orang Tua Pada Siswa Kelas VIII Di Kota Yogyakarta ”.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah ada perbedaan perilaku siswasiswi terhadap menyontek yang
ditinjau dari status sekolah? 2.
Apakah ada perbedaan perilaku siswasiswi terhadap menyontek yang ditinjau dari penghasilan orang tua?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini, yaitu untuk mengetahui perbedaan perilaku antara siswa di smp yang negeri atau swasta dan perbedaan perilaku siswa
berdasarkan tingkat penghasilan orang tua terhadap menyontek di kota Yogyakarta.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru, siswa, dan sekolah dan perguruan tinggi.
1. Guru
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi guru dalam mengetahui dan mencegah perilaku menyontek siswa-siswa SMP. Sehingga, hasil
ujianulangan yang dihasilkan benar-benar merupakan hasil belajar siswa dan mencerminkan kemampuan siswa yang sesungguhnya. Dengan
demikian, pengambilan keputusan terkait dengan nilai yang dihasilkan siswa tidak bias.
2. Siswa
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi siswa. Siswa lebih menyadari tentang kemampuan yang dimiliki dan dapat mengoptimalkan
kompetensi-kompetensi yang ada pada diri siswa. 3.
Sekolah dan Perguruan Tinggi Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi sekolah dan perguruan
tinggi dalam mengimplementasikan pendidikan karakter khususnya kejujuran dalam belajar. Implementasi pendidikan karakter dapat dimulai
dari hal-hal yang sederhana, salah satunya adalah mendidik untuk jujur dalam ulangan.
9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pendidikan Karakter dan Nilai Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter terdiri dari dua kata yaitu pendidikan dan karakter. Pendidikan diartikan sebagai suatu usaha sadar dan terencana untuk
menciptakan seseorang yang dapat berguna di masa yang akan datang, sedangkan karakter adalah suatu atribut yang membentuk dan membedakan ciri
pribadi, ciri etis, dan komplesitas, mental satu orang dengan orang lainnya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter merupakan
usaha yang sungguh-sungguh dilakukan dan mampu menciptakan ciri pribadi yang berbeda antar orang satu dan lainnya. Pendidikan karakter memiliki
makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak, yang mana tujuannya adalah untuk membentuk karakter pribadi anak supaya menjadi
manusia dan warga negara yang baik. Secara universal, berbagai karakter dirumuskan sebagai nilai hidup
bersama berdasarkan beberapa pilar yaitu : kedamaian, menghargai, kerjasama, kebebasan, kebahagian, kejujuran, kerendahan hati, kasih sayang, tanggung
jawab, kesederhahaan, toleransi, dan persatuan Samani, 2013 : 43. Nilai-nilai karakter tersebut dijabarkan pada Tabel 1 berikut ini.
Tabel 2.1 Nilai-Nilai Karaker dan Deskripsi Karakter
No. Nilai Karakter
Deskripsi
1 Kedamaian
Sikap dan perilaku yang menyukai adanya harmoni dan bebas dari konflik dan
gangguan, serta suka akan ketenangan. 2
Menghargai Menghargai diri sendiri, orang lain, dan
lingkungan. Bersikap beradab, sopan, tidak melecehkan, tidak menghina orang lain, dan
tidak menilai
orang lain
sebelum mengenalnya dengan baik.
3 Kerjasama
Saling membantu untuk mencapai sebuah tujuan.
4 Kebebasan
Tidak adanya paksaantekanan yang sengaja mendesak seseorang untuk bertidak melawan
kehendak diri sendiri. 5
Kebahagian Suatu keadaan di mana hadir kesenangan,
ketentraman, dan kepuasan terhadap apa-apa yang telah dicapai.
6 Kejujuran
Menjunjung tinggi kebenaran, ikhlas dan tulus hati, tidak suka berbohong, mencuri dan
memfitnah, tidak
pernah bermaksud
menjerumuskan orang lain. 7
Kerendahan Hati Mengakui adanya peranan dan jasa orang lain
dan tidak pernah menonjolkan diri. 8
Kasih sayang Memiliki dan menunjukkan perasaan penuh
kasih sayang, mencintai, dan bersikap penuh kelembutan.
9 Tanggung Jawab
Melakukan tugas sepenuh hati, bekerja dengan etos kerja yang tinggi, berusaha keras
mencapai prestasi
terbaik, mampu
mengontrol diri, dan berdisplin diri. 10
Kesederhanaan Suatu keadaan tentang bagaimana berlaku
sederhana, tidak pamer, bermewah-mewah, tidak berpikiran melit, dan rumit.
11 Toleransi
Menerima secara terbuka orang lain yang tingkat kematangan dan latar belakang yang
berbeda. 12
Persatuan Menjalin rasa kebersamaan dan saling
melengkapi satu sama lain, serta menjalin rasa kemanusiaan dan saling toleransi.
B. Perilaku
1. Pengertian Perilaku
Perilaku manusia merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungan yang terwujud dalam pengetahuan,
sikap dan tindakan. Dengan kata lain, perilaku merupakan responreaksi seorang individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam
dirinya. Respon ini dapat bersifat pasif maupun aktif. Perilaku aktif dapat dilihat sedangkan perilaku pasif tidak tampak, seperti pengetahuan, persepsi,
atau motivasi. Beberapa ahli membedakan bentuk-bentuk perilaku menjadi tiga yaitu pengetahuan, sikap, dan tindakan atau sering kita dengar dengan
istilah
knowledge, attitude, practice
Sarwono, 2004. Menurut Skinner, sebagaimana yang dikutip oleh Notoatmodjo 2003,
merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi
melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau
Stimulus – Organisme – Respon
Kwick 1974, sebagaimana dikutip oleh Notoatmojo 2003, perilaku adalah tindakan atau perilaku suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan
dapat dipelajari Umum, perilaku manusia pada hakekatnya adalah proses interaksi individu dengan lingkungannya sebagai manifestasi hayati bahwa dia
adalah mahluk hidup. Menurut penulis yang disebut perilaku manusia adalah
aktifitas yang timbul karena adanya respon serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung.
2. Proses Pembentukan Perilaku
Perilaku manusia terbentuk karena adanya kebutuhan. Menurut Abrahm Harold Maslow, manusia memiliki lima kebutuhan dasar yakni :
a. Kebutuhan fisiologisbiologis, yang merupakan kebutuhan poko
utama, yaitu H
2,
H
2
O, cairan elektrolit, makanan dan seks. b.
Kebutuhan rasa aman, misalnya: 1
Rasa aman terhindar dari pencurian, penodongan, dan perampokan atau kejahatan lainnya.
2 Rasa aman terhindar dari konflik, tawuran, kerusuhan,
peperangan dan lain-lain. 3
Rasa aman terhindar dari sakit dan penyakit. 4
Rasa aman memperoleh perlindungan hukum. c.
Kebutuhan mencintai dan dicintai, misalnya: 1
Mendambakan kasih sayang orang lain baik dari orang tua, saudara, teman, kekasih, dan lain-lain.
2 Ingin dicintaimencintai orang lain.
3 Ingin diterima oleh kelompok tempat ia berada.
d. Kebutuhan harga diri, misalnya:
1 Ingin dihargai dan menghargai orang lain.
2 Adanya respek dan perhatian dari orang lain.