19 Tabel 2.8. Faktor Penyesuaian akibat Hambatan Samping
Faktor penyesuaian akibat hambatan samping FC
SF
Lebar bahu efektif Ws m Tipe
jalan Kelas
Hambatan samping
0.5 m 1.0 m
1.5 m 2 m
Sangat rendah 0.99
1.00 1.01
1.03 Rendah 0.96 0.97
0.99 1.01
Sedang 0.93 0.95 0.96 0.99
Tinggi 0.90 0.92 0.95 0.97 42D
Sangat tinggi 0.88
0.90 0.93
0.96 Sangat rendah
0.97 0.99
1.00 1.02
Rendah 0.93 0.95 0.97
1.00 Sedang 0.88 0.91
0.94 0.98 Tinggi 0.84 0.87 0.91 0.95
22UD 42UD
Sangat tinggi 0.80
0.83 0.88
0.93
Sumber : MKJI 1997 Jalan Luar Kota hal 6 - 67
2.3.4. Derajat Kejenuhan
Derajat kejenuhan DS didefinisikan sebagai rasio arus terhadap kapasitas, digunakan sebagai faktor utama dalam penentuan tingkat kinerja simpang dan
segmen jalan. Nilai DS menunjukkan apakah segmen jalan mempunyai masalah kapasitas atau tidak.
Dari definisi Derajat Kejenuhan, dapat diekspresikan sebagai : DS = Q ........................................................... 2.3
C Derajat Kejenuhan DS dihitung dengan menggunakan arus dan kapasitas
dinyatakan dalam smpjam. Derajat kejenuhan digunakan untuk analisa tingkat kinerja yang berkaitan dengan kecepatan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
20
2.3.5. Tingkat Pelayanan Jalan
Pada suatu kendaraan dengan volume lalu lintas yang rendah, pengemudi akan merasa lebih nyaman mengendarai kendaraan dibandingkan jika berada pada
daerah tersebut dengan volume lalu lintas yang besar. Kenyamanan akan berkurang sebanding dengan bertambahnya volume lalu lintas, dengan kata lain rasa nyaman
dan volume lalu lintas berbanding terbalik. Untuk mengukur pelayanan dari ruas jalan adalah dengan menggunakan
tingkat pelayanan, dimana parameter kualitas ruas jalan tersebut antara lain : 1.
Kacepatan 2.
V C rasio 3.
Tingkat Pelayanan Level of Service Highway Capacity Manual membagi tingkat pelayanan jalan atas 6 keadaan
yaitu : 1.
Tingkat pelayanan A, dengan ciri – ciri :
Arus lalu lintas bebas tanpa hambatan.
Volume dan kepadatan lali lintas rendah. 2.
Tingkat pelayanan B, dengan ciri – ciri :
Arus lalu lintas stabil.
Kecepatan mulai dipengaruhi oleh keadaan lalu lintas. 3.
Tingkat pelayanan C, dengan ciri – ciri :
Arus lalu lintas masih stabil.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
21
Kecepatan dan kebebasan bergerak sudah dipengaruhi oleh besarnya volume lalu lintas sehingga pengemudi tidak dapat lagi memilih
kecepatan yang diinginkan. 4.
Tingkat pelayanan D, dengan ciri – ciri :
Arus lalu lintas sudah mulai tidak stabil.
Perubahan volume lalu lintas sangat mempengaruhi besarnya kecepatan perjalanan.
5. Tingkat pelayanan E, dengan ciri – ciri :
Arus lalu lintas sudah tidak stabil.
Volume kira – kira sama dengan kapasitas, sering terjadi kemacetan.
6. Tingkat pelayanan F, dengan ciri – ciri :
Arus lalu lintas tertahan pada kecepatan rendah.
Sering terjadi kemacetan.
Nilai dari setiap tingkat pelayanan dapat dilihat pada tabel 2.9. : Tabel 2.9. Nilai Tingkat Pelayanan Berdasarkan Tingkat Kejenuhan Lalu Lintas
TINGKAT PELAYANAN
PERBANDINGAN VOLUME DENGAN KAPASITAS
DS
smpjam A
≤ 0,35
B
≤ 0,54
C
≤ 0,77
D
≤ 0,93
E
≤ 1,00
F
≥ 1,00
Sumber : Ofyar Tamin dan Nahdalina 1998
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
22
2.4. Kondisi Geometrik Jalan