9
2.1.4. Lingkungan
Faktor lingkungan sebagai penyebab kecelakaan lalu lintas yang dimaksud adalah kondisi tata guna lahan, kondisi cuaca dan angin serta pengaturan lalu lintas.
Perilaku pengemudi pada daerah tikungan sangat berbeda dengan apa yang dilakukakan pada daerah yang lurus pada suatu jalan. Selain itu kondisi pengaturan
lalu lintas yang homogen akan mempengaruhi perilaku pengemudi.
2.2. Definisi Kecelakaan Lalu Lintas
Kecelakaan lalu lintas adalah merupakan suatu peristiwa atau kejadian yang sangat tidak diinginkan oleh semua pengguna jalan, melibatkan kendaraan dengan
atau tanpa pemakai jalan lainnya, dan juga mengakibatkan kerugian materi dan mengakibatkan korban jiwa yang tidak dapat diukur dalam bentuk apapun.
Terjadinya kecelakaan lalu lintas dapat disebabkan oleh kesalahan dari pengendara jalan maupun dari pengguna jalan lainnya yang melanggar aturan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Gary Hicks dan Clarkson H. Oglesby, 1993, memberikan deskripsi tentang kecelakaan sebagai berikut : “Kecelakaan adalah kejadian yang
berlangsung tanpa diduga atau diharapkan, pada umumnya terjadi sangat cepat dan merupakan puncak dari rangkaian kejadian naas”.
Lalu lintas yang aman adalah salah satu tujuan dari perencanaan lalu lintas, oleh karena itu hal-hal yang berkaitan dengan kecelakaan lalu lintas adalah suatu
faktor penting. Dengan bertambahnya volume lalu lintas dari tahun ke tahun yang cukup padat, maka kecelakaan lalu lintas cenderung meningkat pula. Selain itu
perkembangan mobilitas, jumlah penduduk dan kendaraan akan mengakibatkan berkembangnya pula korban yang meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
10
2.3. Karakteristik Arus Lalu Lintas
2.3.1. Umum
Arus lalu lintas adalah gerak kendaraan sepanjang jalan. Arus lalu lintas diukur berdasarkan jumlah kendaraan yang melewati titik tertentu selama selang
waktu tertentu, biasanya dinyatakan dengan “lalu lintas harian rata-rata”. Arus lalu lintas pada suatu lokasi tergantung pada faktor yang berhubungan dengan kondisi
tempat. Besaran ini sangat bervariasi pada setiap jam dalam sehari, tiap hari dalam seminggu, tiap bulan dalam setahun. Demikian juga karakternya pun berubah hal ini
berhubungan dengan aktivitasi penduduk di sekitar jalan tersebut. Nilai arus lalu lintas Q mencerminkan komposisi lalu lintas, dengan
menyatakan arus dalam satuan mobil penumpang smp. Semua nilai arus lalu lintas per arah total diubah menjadi satuan mobil penumpang smp dengan
menggunakan ekivalensi mobil penumpang smp yang diturunkan secara empiris untuk tipe kendaraan sebagai berikut :
1. Kendaraan ringan LV termasuk mobil penumpang, pick-up, sedan. 2. Kendaraan berat menengah MHV termasuk truk 2 as dan bus kecil.
3. Sepeda Motor MC. 4. Truck besar LT Trailer dan truck kombinasi
5. Bis besar LB Bus besar Pengaruh kendaraan tak bermotor dimasukkan sebagai kejadian terpisah
dalam faktor penyusuaian hambatan samping. Ekivalen mobil penumpang smp untuk masing-masing tipe kendaraan tergantung pada tipe jalan dan arus lalu lintas
total yang dinyatakan dalam kendaraan jam.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
11
2.3.2. Kecepatan Arus Bebas
Kecepatan arus bebas FV didefinisikan sebagai kecepatan pada tingkat arus nol, yaitu kecepatan yang akan dipilih pengemudi jika mengendarai kendaraan
bermotor tanpa dipengaruhi oleh kendaraan bermotor lainnya. Kecepatan arus bebas telah diamati melalui pengumpulan data lapangan, dimana hubungan antara
kecepatan arus bebas dengan kondisi geometrik dan lingkungan telah ditentukan dengan metode regresi.
Persamaan untuk penentuan kecepatan arus bebas mempunyai bentuk umum berikut :
FV = FV
o
+ FV
W
+ FFV
SF
+ FFV
RC
.............................................. 2.1 Dimana :
FV = Kecepatan arus bebas kendaraan ringan untuk kondisi sesungguhnya kmjam
FV
o
= Kecepatan arus bebas dasar untuk kendaraan ringan pada jalan yang diamati.
FV
W
= Penyesuaian kecepatan untuk lebar jalan kmjam
FFV
SF
= Faktor Penyesuaian untuk hambatan samping dan lebar bahu.
FFV
RC
= Faktor Penyesuaian akibat kelas fungsi jalan dan guna lahan.
a. Faktor Kecepatan Arus Bebas Dasar Kendaraan Ringan FV
o
Kecepatan arus bebas dasar FV
o
ditentukan berdasarkan tipe jalan dan jenis kendaraan seperti terlihat pada tabel 2.1, kecepatan arus bebas dasar juga adalah
fungsi dari kelas jarak pandang. Jika kelas jarak pandang tidak tersedia anggaplah pada jalan tersebut SDC = B
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
12 Tabel 2.1. Kecepatan Arus Bebas Dasar Kendaraan
Tipe Jalan Kecepatan arus bebas dasar Kmjam
Kendaraan Kendaraan Bus
Truk Sepeda
ringan berat
besar besar
motor LV
MHV LB
LT MC
Enam lajur terbagi datar 83
67 86
64 64
bukit 71 56
68 52
58 gunung 62
45 55
40 55
Empat lajur terbagi datar 78
65 81
62 64
bukit 68 55
66 51
58 gunung 60
44 53
39 55
Empat lajur tak terbagi
datar 74 63
78 60
60 bukit 66
54 65
50 56
gunung 58 43
52 39
53 Dua lajur tak terbagi
Datar SDC : A 68
60 73
58 55
Datar SDC : B 65
57 69
55 54
Datar SDC : C 61
54 63
52 53
bukit 61 52
62 49
53 gunung 55
42 50
38 51
Sumber : MKJI 1997 Jalan Luar Kota hal 6 - 54
Secara umum kendaraan ringan memiliki kecepatan arus bebas dasar lebih tinggi daripada kendaraan berat dan sepeda motor. Jalan berpembatas median
memiliki kecepatan arus bebas dasar lebih tinggi daripada jalan tanpa pembatas.
b. Faktor Penyesuaian Untuk Pengaruh Lebar Jalur Lalu Lintas FV