Salah satu logam berat yang menyebabkan keracunan Sistem Saraf Pusat adalah Hg Hydrogyrum = air raksa yang terdapat dalam vaksin DPT
dan Hepatitis B dalam bentuk senyawa Thiomerosal. 1.4
Gangguan imunologis 1.5
Gangguan absorbsi protein tertentu akibat kelainan di usus
B.1.2 Penyebab Neurologis
Faktor neurologis dapat disebabkan oleh kelainan di otak dan sistem saraf. Courchesne, dkk pada tahun 1988 dalam Wenar Kerig, 2000 mengungkapkan
hasil penelitiannya yang menemukan bahwa dari hasil MRI penderita autis mengalami cerebral hypoplasia penyusutan ukuran otak pada bagian pons atau otak
tengah. Kerusakan ini mempengaruhi kerja sistem saraf yang terhubung langsung dengan cerebellum otak kecil, termasuk saraf yang mengatur atensi dan gerakan
motorik. Penelitian Courchesne, dkk tahun 1988 dalam Wenar Kerig 2000 tersebut
mengindikasikan bahwa ada hubungan antara simptom autistik dengan disfungsi sistem otak, khususnya kognisi sosial. Pendapat ini diperkuat oleh Dawson 1996
dalam Wenar Kerig, 2000 yang berpendapat bahwa pada individu autis, amigdala bagian dalam lobus temporalis otak telah tergabung menjadi satu bagian dengan
simptom autistik awal, termasuk orientasi sosial, imitasi motorik, atensi, dan empati. Kondisi neurotransmitter zat kimia pengantar pesan dalam sistem saraf yang
abnormal juga menjadi salah satu faktor dari gangguan perkembangan otak. Pada
17 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sebagian anak autis, jumlah serotonin dalam neurotransmitter menunjukkan jumlah yang cukup tinggi Wenar Kerig, 2000. Serotonin merupakan salah satu jenis
neurotransmitter dalam otak yang dapat meningkatkan aktivitas otak Handout Faal, 2002; hal 187. Apabila jumlah serotonin di dalam otak meningkat, maka aktivitas
otak meningkat dan dapat mengakibatkan kegelisahan. Dari uraian di atas, dapat dilihat bahwa penyebab utama dari autis adalah
kelainan di otak yang terjadi akibat adanya gangguan dalam masa perkembangan otak. Gangguan selama masa perkembangan otak ini dapat disebabkan karena faktor
genetik yang diakibatkan pengaruh negatif selama masa perkembangan otak dan faktor neurologis yang terpengaruh gangguan perkembangan otak.
B. 2. Karakteristik Anak Autis
Tidak semua individu yang acuh atau tidak memperhatikan lingkungan sekitarnya termasuk dalam kategori individu autis. Individu yang masuk dalam kategori autis
apabila mereka menunjukkan karakteristik sebagai berikut Wenar Kerig, 2000:
B. 2. 1 Interaksi Sosial
Individu dengan gangguan autis memiliki kekurangan dalam tiga aspek perkembangan yang normal yang membedakannya dari bayi dan balita dalam
lingkungan sosialnya. Aspek-aspek tersebut adalah orientasi, imitasi dan perhatian. Kesulitan kognisi untuk memahami suasana hati orang lain sejalan dengan kesulitan
untuk mengekspresikan emosi diri secara nyata, mengakibatkan peningkatan isolasi sosial pada anak autis. Akibatnya, orang-orang di sekitarnya merasa kesulitan untuk
18 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memahami individu autis karena kekurangan individu autis dalam menjalin relasi sosial.
Siegel 1996, dalam Puspita, 2003 menambahkan bahwa kekurangan individu autis untuk berelasi sosial dan juga banyak dan cenderung menarik diri dari
lingkungan sosial dikarenakan faktor sensory sensitivities sensitivitas indera yang
sangat peka dari individu autis. Sebagian dari mereka bahkan cenderung sangat peka terhadap berbagai muatan emosi yang terjadi di sekitarnya. Mereka bingung dan
cemas bila tidak dapat memahami pesan-pesan emosi yang terjadi saat bergaul, sehingga mereka kadang memutuskan untuk menarik diri dari pergaulan.
Menurut Siegel 1996, dalam Puspita, 2003, beberapa indera perangsang yang memiliki kepekaan tinggi pada individu autis adalah:
B.2.1.1 Sound sensitivity
Individu menjadi takut secara berlebihan pada suara keras atau bising. Ketakutan yang berlebihan ini membuat mereka bingung, merasa cemas atau
terganggu, yang sering termanifestasi dalam bentuk perilaku buruk. Pola kepekaan akan suara keras atau bising ini tidak sama, dan frekuensi setiap
individu juga berbeda-beda. Kadang individu mendengung atau bergumam untuk menghalangi gangguan suara tadi, sehingga dengan ia mendengung, ia
hanya mendengar dengungannya dan tidak mendengar suara lain yang tidak dapat ia prediksi.
19 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B.2.1.2 Touch sensitivity
Individu memiliki kepekaan terhadap sentuhan ringan atau sebaliknya terhadap sentuhan dalam. Masalah kepekaan yang berlebihan ini biasanya
terwujud dalam bentuk masalah perilaku termasuk masalah makan dan pakaian. Bila individu peka terhadap sentuhan dan terganggu dengan
sentuhan kita, maka pelukan kita justru dapat ia artikan sebagai hukuman yang menyakitkan.
B.2.1.3 Rhytm difficulties
Individu sulit mempersepsi irama yang tertampil dalam bentuk lagu, bicara, jeda dan ‘saat untuk masuk dalam percakapan’. Itu sebabnya banyak individu
autis terus menerus berbicara, atau menyerobot masuk saat percakapan sedang berlangsung, yang seringkali dianggap lingkungan sebagai ‘tidak sopan’.
Padahal, ini adalah masalah fisik mereka.
B. 2. 2 Bahasa
Individu autis memiliki kesulitan untuk memahami simbol-simbol secara umum. Simbol-simbol yang mudah dipahami adalah yang sesuai dengan minat dan
ketertarikan mereka. Selain itu, individu autis juga mengalami kesulitan dalam mengungkapkan apa yang ingin dikatakan. Pada dasarnya mereka dapat membuat
kalimat dengan pola dan susunan yang sempurna, namun apa yang dikatakan tidak sesuai dengan konteks sosial. Hanya saja, individu autis mengalami kesulitan untuk
memahami komunikasi verbal dari lawan bicaranya. Mereka lebih mudah untuk
20 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI