Metode Pengambilan Data 1 Wawancara
• Bagaimana reaksi ibu ketika
mengetahui hal tersebut? Bagaimana ibu menghadapinya? Apakah sempat
ada penolakan? c.
Bagaimana subjek memperlakukan anaknya yang autis
• Setelah mengetahui anak ibu autis, apa
yang ibu lakukan pada anak tersebut? Apakah ada perubahan perilaku atau
perlakuan ibu pada dia? •
Adakah bentuk perlakuan yang khusus, yang istimewa dari ibu terhadap
anaknya yang autis dibandingkan dengan saudara lainnya? Jika iya,
seperti apa bentuk perlakuan tersebut? •
Apakah ibu memahami berbagai hal yang harus dilakukan atau tidak boleh
dilakukan diberikan pada anak autis? Apakah hal tersebut dilakukan?
d. Apakah subjek memiliki cara-cara khusus
dalam mengasuh anaknya yang autis •
Bagaimana cara ibu menerangkan berbagai hal pada anak anda ini?
39 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Pola asuh pada anak
autis •
Apakah yang mendasari ibu menerapkan cara yang demikian
dalam mengasuh anak tersebut? •
Apakah ada yang menganjurkan ibu untuk mengasuh anak-anak dengan
cara demikian?
a. Bagaimana relasi antara subjek dengan
anaknya yang autis dan keluarga •
Bagaimana hubungan ibu dengan anak tersebut?
• Apakah ada kedekatan yang lebih
antara ibu dengan anak ibu ini dibandingkan dengan saudara yang
lain? •
Bagaimana relasi ibu dengan anggota keluarga yang lain? Apakah ada
kecemburuan? b.
Bagaimana relasi anak tersebut dengan saudara-saudara dan lingkungannya
• Bagaimana sikap saudara-saudara
yang lain ketika mengetahui salah satu saudaranya autis? Apakah mereka
40 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sempat merasa malu, minder atau bahkan menolak keberadaannya?
• Bagaimana hubungan anak ibu yang
autis ini sedniri dengan saudaranya? Apakah bisa membaur atau tidak?
• Bagaimana hubungannya dengan
lingkungan? Apakah ada relasi yang akrab dengan lingkungan bu?
c. Apakah subjek menjelaskan kondisi
anaknya pada lingkungan dan saudara- saudaranya
• Apakah ibu berusaha memberikan
penjelasan atau pemahaman mengenai keberadaan salah satu anaknya yang
autis kepada keluarga? Lingkungan? •
Bagaimana sikap orang-orang di sekitarnya seperti tetangga, saudara-
saudara yang lain? Apakah ada penolakan bu?
• Bagaimana dengan reaksi saudara atau
lingkungan sekarang bu? Jika menerima, apakah penerimaan itu
berasal dari mereka sendiri atau ada
41 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penjelasan dari ibu? •
Apabila ada penolakan atau cemoohan, apakah ibu tetap berusaha
menjelaskan pada mereka? d.
Apakah subjek menutup-nutupi keadaan anaknya.
• Ketika mengetahui anaknya ada yang
autis, apakah ibu sempat berusaha menutupi dari orang lain?
• Apakah ibu berusaha untuk membatasi
relasi anak ibu ini dengan lingkungan atau saudara-saudaranya?
• Jika ada, apa yang mendasari ibu
menutupi keberadaannya dari orang lain?
42 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D.2 Observasi
Selain menggunakan metode wawancara dalam mengumpulkan data, penelitian ini juga menggunakan metode observasi atau pengamatan. Metode
observasi ini dipilih karena dengan menggunakan observasi, peneliti dimungkinkan untuk memperoleh data-data yang lebih akurat dari subjek, yang
tidak terungkap melalui wawancara Paton dalam Poerwandari, 1998. Dengan demikian, diharapkan akan diperoleh data-data yang lebih akurat dan sesuai
dengan keadaan nyata yang dialami oleh subjek. Metode observasi yang akan digunakan adalah observasi langsung, yaitu cara
pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa adanya pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut Nazir, 1985. Peneliti memilih
menggunakan metode observasi secara langsung karena metode ini memiliki beberapa keuntungan dalam proses penelitian. Keuntungan menggunakan metode
observasi secara langsung menurut Nazir 1985 adalah: 1.
Terdapat kemungkinan untuk mencatat perilaku, pertumbuhan, dan lain sebagainya sewaktu kejadian berlangsung, tanpa perlu
mengandalkan data atau ingatan orang lain. 2.
Dapat memperoleh data dari orang yang tidak dapat atau tidak mau
berkomunikasi secara verbal. Tujuan dilakukannya metode observasi adalah mendeskripsikan setting
yang dipelajari, aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dari perspektif mereka yang terlibat dalam
kejadian yang diamati tersebut Poerwandari, 1998. Metode observasi ini
43 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
digunakan untuk memperoleh data yang dapat mendukung data yang diperoleh dari proses wawancara. Metode ini juga dapat digunakan selama proses penelitian
berlangsung dan di akhir penelitian untuk melihat perkembangan-perkembangan yang terjadi pada subjek.
Untuk itu, perlu kiranya dibuat suatu sistematika dari berbagai hal yang akan diamati oleh peneliti baik sebelum, selama dan pada akhir proses penelitian.
Hal- hal yang perlu diamati adalah 1 hubungan subjek dengan anak-anaknya; 2 perlakuan subjek pada anak-anaknya; 3 aktivitas keseharian subjek; 4
hubungan anak autis dengan saudara-saudaranya atau lingkungannya; 5 hubungan subjek dengan anaknya yang autis.
E. Analisis Data E.1 Organisasi Data
Setelah memperoleh data yang akan digunakan dalam penelitian ini, peneliti perlu untuk mengorganisasikan data-data tersebut agar dapat berguna
secara lebih maksimal. Tujuan dari pengorganisasian data-data tersebut adalah supaya peneliti tidak merasa kesulitan ketika melakukan proses analisis dari data-
data yang telah diperoleh. Highlen Finley dalam Poerwandari, 1998 mengungkapkan bahwa pengorganisasian data yang sistematis memungkinkan
peneliti untuk a memperoleh kualitas data yang baik; b mendokumentasikan analisis yang dilakukan; dan c menyimpan data dan analisis yang berkaitan
dengan penyelesaian penelitian. Data-data yang perlu disimpan adalah Poerwandari, 1998:
44 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Data mentah data lapangan, kaset hasil rekaman
2. Data yang sudah diproses sebagiannya transkrip wawancara
3. Data-data yang sudah dikode ditandai
Jika dilakukan, proses pengorganisasian data ini terkesan akan membutuhkan banyak waktu dan tempat. Padahal, tidak semua data yang
diorganisasikan relevan dengan penelitian yang kita lakukan. Namun demikian, data-data tersebut perlu untuk dikumpulkan karena dalam proses penelitian
kualitatif, seorang peneliti perlu untuk memiliki data selengkap mungkin karena dapat menunjang keberhasilan, keakuratan dan kredibilitas penelitian.
E.2 Koding
Koding merupakan proses mengorganisasi dan mensistematisasi data secara lengkap dan mendetail, sehingga data dapat memunculkan gambaran
tentang topik yang dipelajari Poerwandari, 1998. Proses koding ini sangat diperlukan dalam penelitian kulitatif mengingat banyaknya data mentah yang
harus dikumpulkan oleh peneliti. Dengan koding ini, peneliti akan dipermudah dalam proses penelusuran fakta yang memperkuat argumentasi dan analisis data
dalam penelitian. Agar dapat memperoleh hasil yang maksimal, proses koding sendiri
hendaknya dapat dibuat seringkas dan semudah mungkin, sehingga tidak membingungkan dan menyesatkan peneliti dalam penelusuran fakta. Langkah-
langkah melakukan proses koding menurut Poerwandari 1998 adalah, pertama peneliti menyusun transkrip verbatim atau catatan lapangan sedemikian rupa
45 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sehingga ada kolom kosong yang cukup besar disebelah kanan dan kiri transkrip. Hal ini akan memudahkan pemberian kode atau catatan tertentu pada transkrip
tersebut. Kedua, peneliti secara urut dan kontinyu melakukan penomoran pada
baris-baris transkrip atau catatan lapangan tersebut. Ketiga, peneliti memberikan nama pada masing-masing berkas dengan kode-kode tertentu. Kode yang
digunakan harus kode yang mudah diingat dan dianggap paling mewakili berkas tersebut. Contoh untuk memberikan nama berkas adalah:
WS 2.YK.31agus06.S1 : Transkrip wawancara pada subjek 2, dilaksanakan
di Yogyakarta pada tanggal 31 Agustus 2006, subjek 1.
E.3 Interpretasi
Kvale dalam Poerwandari, 1998 membedakan istilah analisis dan interpretasi. Menurutnya, interpretasi mengacu pada upaya memahami data secara
lebih ekstensi sekaligus mendalam. Peneliti menggunakan data-data yang tersedia untuk untuk menginterpretasikan perspektif mengenai apa yang sedang diteliti.
Pada saat menginterpretasi data, peneliti perlu mengambil jarak dari data, dan perlu memasukkan data ke dalam konteks konseptual yang khusus.
Penelitian kualitatif
mentoleransi adanya multi tafsir akan satu data yang
sama. Kvale dalam Poerwandari, 1998 mengatakan bahwa interpretasi memang tidak tunggal. Adalah sah-sah saja legitimate bila satu pihak dengan pihak lain
mengembangkan interpretasi berbeda tentang data yang sama, dan hal itu tidak langsung berarti bahwa metode kualitatif tidak ilmiah.
46 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI