Analisis Data 1 Organisasi Data

sehingga ada kolom kosong yang cukup besar disebelah kanan dan kiri transkrip. Hal ini akan memudahkan pemberian kode atau catatan tertentu pada transkrip tersebut. Kedua, peneliti secara urut dan kontinyu melakukan penomoran pada baris-baris transkrip atau catatan lapangan tersebut. Ketiga, peneliti memberikan nama pada masing-masing berkas dengan kode-kode tertentu. Kode yang digunakan harus kode yang mudah diingat dan dianggap paling mewakili berkas tersebut. Contoh untuk memberikan nama berkas adalah: WS 2.YK.31agus06.S1 : Transkrip wawancara pada subjek 2, dilaksanakan di Yogyakarta pada tanggal 31 Agustus 2006, subjek 1. E.3 Interpretasi Kvale dalam Poerwandari, 1998 membedakan istilah analisis dan interpretasi. Menurutnya, interpretasi mengacu pada upaya memahami data secara lebih ekstensi sekaligus mendalam. Peneliti menggunakan data-data yang tersedia untuk untuk menginterpretasikan perspektif mengenai apa yang sedang diteliti. Pada saat menginterpretasi data, peneliti perlu mengambil jarak dari data, dan perlu memasukkan data ke dalam konteks konseptual yang khusus. Penelitian kualitatif mentoleransi adanya multi tafsir akan satu data yang sama. Kvale dalam Poerwandari, 1998 mengatakan bahwa interpretasi memang tidak tunggal. Adalah sah-sah saja legitimate bila satu pihak dengan pihak lain mengembangkan interpretasi berbeda tentang data yang sama, dan hal itu tidak langsung berarti bahwa metode kualitatif tidak ilmiah. 46 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lebih jauh lagi, Kvale dalam Poerwandari 1998 menjelaskan mengenai konteks situasi dan komunitas validasi yang memungkinkan muncul interpretasi yang berbeda. Konteks interpretasi pemahaman diri terjadi bila peneliti berusaha memformulasikan dalam bentuk lebih padat condensed apa yang oleh responden penelitian sendiri dipakai sebagai makna dari pernyataan- pernyataannya. Interpretasi tidak dilihat dari sudut pandang peneliti, melainkan dikembalikan pada pemahaman diri responden penelitian, dilihat dari sudut pandang dan pengertian responden penelitian tersebut. Konteks interpretasi pemahaman biasa yang kritis terjadi bila peneliti beranjak lebih jauh dari pemahaman diri subjek penelitiannya. Peneliti menggunakan pemahaman yang lebih luas daripada kerangka pemahaman subjek. Meski demikian, hal ini tetap ditempatkan dalam konteks penalaran umum, peneliti mencoba mengambil posisi sebagai masyarakat umum dalam mana subjek penelitian berada. Konteks interpretasi pemahaman teoretis adalah konteks paling konseptual. Pada tingkatan ketiga ini, kerangka teoretis tertentu digunakan untuk memahami pernyataan-pernyataan yang ada, sehingga dapat mengatasi konteks pemahaman diri subjek ataupun penalaran umum. Meskipun ada tingkatan- tingkatan, Kvale dalam Poerwandari, 1998 mengatakan bahwa ketiganya dapat berbaur satu sama lain, dan harus dilihat saling terkait. Poerwandari 1998 mengatakan bahwa suatu penelitian yang baik akan mencakup semua tahapan interpretasi, tetapi berakhir pada kesimpulan pemahaman teroretis. 47 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

F. Pemeriksaan Keabsahan Data

Kredibilitas dalam penelitian kualitatif merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menggantikan istilah validitas, namun beberapa peneliti kualitatif tetap menggunakan istilah validitas, meskipun memiliki pengertian yang berbeda dengan konsep validitas kuantitatif-positivistik Poerwandari, 1998. Kredibilitas penelitian ini dimaksudkan untuk merangkum bahasan menyangkut kualitas penelitian kualitatif. Poerwandari 1998 mengatakan bahwa kredibilitas studi kualitatif terletak pada keberhasilannya mencapai maksud mengeksplorasi masalah atau mendeskripsikan setting, proses, kelompok sosial atau proses interaksi yang kompleks. Poerwandari menambahkan bahwa kredibilitas penelitian kualitatif dilihat dari deskripsi yang mendalam yang menjelaskan kemajemukan aspek-aspek yang terkait dan interaksi dari berbagai aspek. Strangl Sarantakos dalam Poerwandari, 1998 mengungkapkan bahwa dalam penelitian kualitatif, validitas dicoba dicapai tidak melalui manipulasi variabel, melainkan melalui orientasinya, dan upaya mendalami dunia empiris, dengan menggunakan metode yang paling cocok untuk pengambilan dan analisis data. Sarantakos dalam Poerwandari, 1998 mengatakan bahwa salah satu validitas penelitian kualitatif adalah validitas komunikatif, yaitu validitas dimana peneliti mengkomunikasikan kembali data penelitian pada responden penelitian. Validitas ini sama dengan konsep intersubjective validity yaitu menguji kembali pemahaman peneliti dengan pemahaman subjek melalui proses timbal balik back- and-forth Creswell, 1998. Setiap subjek akan diberi salinan deskripsi dari hasil interview dan diminta untuk secara hati-hati memeriksa deskripsi tersebut. Selama 48 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI memeriksa, mereka dapat memberikan tambahan masukan dan pembetulan. Terakhir, peneliti merevisi pernyataan sintesisnya apabila ada perbedaan persepsi. Selain itu, peneliti menggunakan sumber data yang majemuk yaitu wawancara dengan orang lain yang mengetahui kondisi subjek serta observasi lapangan. 49 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

A. Identitas dan Gambaran subjek

A.1 Identitas Subjek Tabel 3: Identitas Subjek Keterangan Subjek 1 Subjek 2 Subjek 3 Subjek 4 Nama S1 S2 S3 S4 Usia 49 tahun 46 tahun 34 tahun 51 tahun Pekerjaan Ibu Rumah Tangga PNS Ibu Rumah Tangga Wiraswasta Nama individu autis O F B V Usia individu autis dan urutan kelahiran 20 tahun Anak kedua bungsu 6 tahun Anak ketiga bungsu 13 tahun Anak kedua 12 tahun Anak ketiga bungsu Urutan kelahiran anak normal Anak pertama Anak pertama dan kedua Anak pertama dan ketiga Anak pertama dan kedua 50 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI