Analisis Data dan Pembahasan Permasalahan Kedua

Ukuran kinerja portofolio yang digunakan adalah indeks Sharpe dengan rumus sebagai berikut : SDpi Rf - Rpi Spi = Keterangan : Spi = Indeks Sharpe portofolio Rpi = Rata-rata tingkat pengembalian portofolio i Rf = Rata-rata atas tingkat return bebas risiko SDpi = Standar deviasi dari tingkat pengembalian portofolio i Berdasarkan dari data yang diperoleh sebelumnya, ditentukan indeks Sharpe portofolio yang disusun berdasarkan model indeks tunggal sebesar 0,09596 dan indeks Sharpe pasar sebesar 0,04365. 2. Pembahasan Investor yang akan melakukan investasi dalam portofolio harus melihat terlebih dahulu kondisi pasar yang sedang berlangsung. Itu menunjukkan apakah portofolio yang dibentuk dapat digunakan untuk masa yang akan datang. Untuk memprediksi portofolio yang akan datang dibutuhkan data-data berupa return harapan portofolio, risiko portofolio dan beta portofolio. Portofolio yang dibentuk mempunyai return harapan yang positif. Return harapan positif berarti portofolio yang dibentuk akan memberikan keuntungan pada masa yang akan datang. Keuntungan tersebut berupa capital gain . Sehingga portofolio ini menguntungkan untuk dibeli. Secara teori return harapan yang tinggi memiliki risiko yang tinggi. hubungan ini tampak dalam perhitungan return ekspektasi dan risiko dari portofolio yang dibentuk. Portofolio yang dibentuk memiliki return harapan sebesar 0,3252 dan risiko sebesar 2,9811 . Ukuran lain yang menggambarkan risiko portofolio adalah beta portofolio. Portofolio yang dibentuk memiliki beta sebesar 0,8889. ini menunjukkan bahwa portofolio tersebut mempunyai hubungan yang searah dengan pasar. Kenaikan return pasar 1 akan akan diikuti kenaikan return portofolio sebesar 0,8889 . Berdasarkan tingkat return harapan dan tingkat risiko portofolio yang dibentuk dan portofolio pasar indeks LQ45 sebagai patok duga, terlihat bahwa portofolio yang dibentuk memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi dibanding portofolio pasar yang berarti portofolio optimal lebih berisiko dibanding portofolio pasar. Portofolio yang dibentuk juga memberikan tingkat return harapan yang relatif lebih tinggi dari portofolio pasar yang berarti portofolio yang dibentuk diharapkan akan lebih menguntungkan dari pada portofolio pasar. Investasi pada saham banyak dipilih para investor karena memiliki return yang lebih besar daripada investasi bebas risiko tingkat Suku Bunga Bank Indonesia. Kenyataannya, bahwa portofolio yang dibentuk tersebut mempunyai return lebih besar daripada tingkat Suku Bunga Bank Indonesia yaitu sebesar 0,04774 . Sehingga menghasilkan selisih antara return harapan dan tingkat keuntungan bebas resiko excess return positif. Oleh karena itu, investasi pasar modal adalah layak dalam kondisi pasar seperti itu dan investor dapat memilih portofolio tersebut. Semakin besar tingkat excess return portofolio semakin diterima portofolio itu. 1

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dengan menggunakan model indeks tunggal untuk menyusun portofolio saham optimal berdasarkan data harga penutupan harian saham-saham yang selalu masuk berurutan dalam setiap periode penyesuaian indeks LQ45 periode Agustus 2005 hingga Januari 2007 dan data tingkat suku bunga SBI dalam kurun waktu Agustus 2005 hingga Januari 2007 menunjukkan bahwa ada beberapa kesimpulan, yaitu : 1. Disusunlah suatu portofolio optimal saham dengan komposisi sebagai berikut: a. AALI sebesar 35,9552 dari keseluruhan dana. b. UNSP sebesar 14,1686 dari keseluruhan dana. c. PGAS sebesar 11,1475 dari keseluruhan dana. d. ANTM sebesar 15,2335 dari keseluruhan dana. e. INCO sebesar 9,5081 dari keseluruhan dana. f. LSIP sebesar 10,0934 dari keseluruhan dana. g. CMNP sebesar 2,8099 dari keseluruhan dana. h. BLTA sebesar 1,0839 dari keseluruhan dana. 2. Kinerja portofolio Portofolio saham yang telah disusun berdasarkan model indeks tunggal tersebut memiliki tingkat return sebesar 0,3252 dengan tingkat risiko standar deviasi sebesar 2,8911 . Sementara portofolio pasar memiliki tingkat return sebesar 0,1137 dengan tingkat risiko standar deviasi sebesar 1,5117 . 59 Portofolio saham yang telah disusun berdasarkan model indeks tunggal tersebut memiliki indeks Sharpe sebesar 0,09596 dan indeks Sharpe pasar sebesar 0,04365. Portofolio yang disusun berdasarkan model indeks tunggal memiliki indeks Sharpe yang lebih besar daripada indeks Sharpe pasar. Dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa portofolio saham yang disusun berdasarkan model indeks tunggal sudah memiliki kinerja portofolio yang baik.

B. Saran

1. Bagi Investor Berdasarkan hasil analisis, investor dapat menggunakan model indeks tunggal dalam menentukan kebijakannya untuk membentuk portofolio sebagai pilihan investasinya. Model indeks tunggal memiliki perhitungan yang lebih sederhana dari model lain, misalnya model Markowitz. Sehingga model indeks tunggal dapat dikatakan lebih mudah digunakan oleh investor untuk membentuk portofolio. Portofolio optimal berdasarkan model indeks tunggal juga mempunyai kinerja portofolio yang baik. Dan juga dengan model indeks tunggal investor dapat mengidentifikasi sekuritas-sekuritas yang akan dipilih dalam portofolionya. 2. Bagi Penelitian Sejenisnya atau Penelitian selanjutnya Untuk penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan saham-saham yang aktif LQ45 dalam menyusun portofolio karena memudahkan perhitungan dan ketepatan dalam perhitungan beta. Atau bila saham-saham yang dipilih terdapat saham yang kurang aktif diperdagangkan maka diperlukan beta yang disesuaikan untuk keakuratan memprediksi beta. DAFTAR PUSTAKA Halim, Abdul. 2005. Analisis Investasi. Jakarta : Salemba Empat. Husnan, Suad. 2005. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi IV. Yogyakarta : UPP Amp YKPN. Jogiyanto 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi III. Yogyakarta : BPFE. Samsul, Mohamad. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta : Erlangga Sharpe, William F,Gordon dan Jeffery. 1997. Investasi. Jilid I. Singapore : Prentice Hall, Inc. Simarmata. 1984. Pendekatan Sistem Dalam Analisa Proyek Investasi dan Pasar Modal. Jakarta : PT. Gramedia Suadi, Arif 1994. Akuntansi Keuangan Menengah. Yogyakarta. BP STIE YKPN. Sugiyono 2005. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan kedelapan. Bandung : ALFABETA. Sumantoro. 1990. Pengantar Tentang Pasar Modal di Indonesia . Jakarta : Ghalia Indonesia. Syahrir dan Husman Marzuki 1991. Pendewasaan Pasar Modal. Jakarta : Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia. Tandelilin, Eduardus 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta : BPFE. Widiatmojo, Sawiaji 1996. Cara Sehat Investasi Di Pasar Modal : Pengetahuan Dasar. Edisi II. Jakarta : PT. Jurnindo Aksara Grafika. Lampiran 1 Daftar Saham Indeks LQ45 BEJ Periode Agustus 2005 hingga Januari 2007 01082005 - 300106 010206 - 310706 010806 - 310107 AALI AALI AALI ADHI ADHI ADHI ADMG ADMG ADMG ANTM ANTM ANTM ASII ASII APOL BBCA BBCA ASII BBRI BBRI BBCA BDMN BDMN BBRI BLTA BLTA BDMN BMRI BMRI BLTA BNBR BNBR BMRI BNGA BNGA BNBR BNII BNII BNGA BNLI BNLI BNII BRPT BUMI BRPT BUMI CMNP BTEL CMNP CTRS BUMI ENRG ENRG CMNP GGRM GGRM CTRS GJTL GJTL ENRG INCO INCO GGRM INDF INDF GJTL INKP INKP INCO INTP INTP INDF ISAT ISAT INKP JIHD JIHD INTP KIJA KIJA ISAT KLBF KLBF KIJA LPBN LPBN KLBF LSIP LSIP LPKR MEDC MEDC LSIP PGAS MLPL MEDC PLAS PGAS MPPA PNBN PLAS PGAS PNLF PNBN PNBN PTBA PNLF PNLF RALS PTBA PTBA SMCB SMCB RALS SMRA SMRA SMCB TINS TINS SMRA TKIM TKIM TKIM TLKM TLKM TLKM UNSP UNSP UNSP UNTR UNTR UNTR UNVR UNVR UNVR