TujuanBPenelitianB ManfaatBPenelitianB Manfaat dare peneletean ene adalah sebagae berekut :B
a Minat Minat merupakan ketertarikan atau kecenderungan hati
yang tinggi terhadap sesuatu. Seseorang yang telah memiliki minat yang kuat akan selalu berusaha untuk
mewujudkannya, tak peduli apakah ia mampu atau tidak. Minat akan memberikan semangat yang luar biasa sehingga
memacu seseorang untuk selalu bekerja keras dan berusaha untuk meraihnya.
b Bakat Bakat merupakan kemahiran di suatu bidang tertentu.
Keahlian ini sudah ada sejak lahir ataupun melalui proses panjang yang penuh dengan usaha. Seseorang akan
cenderung memilih cita-cita yang sesuai dengan keahlian yang ia miliki. Sebagai contoh seseorang yang memiliki
kemampuan menghitung dan menggambar akan memilih menjadi arsitektur. Seseorang yang telah memiliki keahlian
tertentu akan lebih mudah untuk menentukan dan meraih apa yang diharapkan.
c Pengalaman Semakin banyak pengalaman seseorang akan semakin
banyak pula pilihan impian yang ia miliki. Sebagai contoh, ketika seseorang pernah mengikuti berbagai
pelatihan, seminar, perlombaan, dan organisasi, maka orang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tersebut akan memiliki wawasan yang luas sehingga memiliki banyak pilihan cita-cita.
2 Eksternal Sumber eksternal berkaitan dengan interaksi seseorang
dengan lingkungannya dan kemampuan untuk merespon fenomena yang terjadi di lingkungannya. Sumber eksternal
dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: a Keluarga
Keluarga mempunyai andil yang besar dalam meraih cita-cita yang telah ditentukan. Dalam konteks
pengaruhnya terhadap pilihan cita-cita, keluarga memiliki peran yang cukup besar. Hal ini terjadi karena keluarga
memiliki kekuatan-kekuatan tertentu yang dapat memaksakan pilihan tertentu kepada seseorang. Kekuatan
itu diantaranya adalah kemampuan finansial, permintaan orangtua dan dukungan non finansial.
b Lingkungan Lingkungan merupakan tempat tinggal seseorang
yang berpengaruh pada pilihan seseorang dalam menentukan cita-citanya. Lingkungan yang dimaksud dapat
berupa kondisi geografis wilayah, lingkungan dari segi ekonomi sosial maupun budaya.
c. Berbagai Jenis Profesi Berbagai profesi dalam kehidupan ini dapat dijadikan cita-cita
sesuai dengan keinginan setiap individu untuk dicapai. Menurut Rintyastini 2006:89-95, seseorang dapat memilih jenis profesi
sebagai berikut. 1 Profesi dalam ketenagaahlian dan teknis
Profesi yang termasuk dalam kategori ini lazimnya berkecimpung di bidang riset dan penerapannya dalam berbagai
masalah teknologi, ekonomi, sosial, dan industry. Profesi dalam kategori ini melakukan fungsi-fungsi keahlian teknologi, artistik,
dan lain-lain. Bidang-bidang ilmu yang dibutuhkan dalam profesi ini antara lain ilmu alam dan fisika, teknik struktur
bangunan, hukum, kesehatan, agama, pendidikan, sastra, seni, dan olahraga.
2 Profesi dan bidang ketatalaksanaan dan pengelolaan Profesi yang termasuk dalam kategori ini terdiri atas orang-
orang yang terpilih dan dipercaya sebagai anggota pemerintahan setempat, daerah swatantra, provinsi, regional atau nasional.
Tugas yang diemban dalam profesi ini antara lain ikut memutuskan atau aktif menyusun kebijakan pemerintah pusat
atau daerah, serta mempersiapkan amandemen hukum dan peraturan resmi bersama dengan pejabat lain yang ikut
mengorganisasi, mengatur, dan memerintah. Orang-orang yang bergelut dalam profesi ini juga mewujudkan dan menjalankan
kebijakan pemerintah, serta mengelola, merencanakan, memadukan, dan mengatur kegiatan masyarakat dan pribadi.
3 Profesi dalam bidang ketatausahaan Profesi yang termasuk dalam kategori ini berkecimpung dalam
bidang pelayanan masyarakat yang mengusahakan agar norma hokum, peraturan dan ketetapan-ketetapan pemerintah lokal,
provinsi, dan negara dapat terlaksana dengan baik. Selain itu, profesi ini juga mengawasi jalannya kinerja, kelancaran proses
transportasi dan komunikasi, serta pekerjaan lainnya yang memantau pelaksanaan kegiatan sehari-hari.
4 Profesi dalam bidang perdagangan Profesi yang termasuk dalam kategori ini berkecimpung dalam
merencanakan, mengorganisasi,
mengkoordinasi, dan
mengarahkan usahanya dalam dunia perdagangan besar atau kecil.
5 Profesi dalam bidang jasa Profesi yang termasuk kategori ini berkecimpung dalam
mengarahkan, mengorganisasi, mngawasi, serta merencanakan dengan matang agar sektor di luar industry dapat berjalan
dengan semestinya. Dalam jenis profesi ini, terdapat pengusaha jasa sosial yang berkecimpung dalam bidang kemasyarakatan
dan pribadi ini antara lain konsultan, pelayan hotel, tukang cukurpangkas rambut, dan ahli kecantikan.
6 Profesi dalam bidang eksplorasi energy Profesi yang termasuk kategori ini berkaitan langsung dalam
masalah penambangan mineral, minyak, dan gas bumi. Orang- orang dalam profesi ini juga mengerjakan proses pengolahan
dan pembangkitan tenaga. Mereka juga melakukan konstruksi dan pembenahan berbagai tipe jalan, bangunan, dan mesin.
Contoh profesi ini antara lain pekerja kilang minyak dan penambang.
7 Profesi dalam bidang militer Profesi yang termasuk kategori ini berkaitan langsung dengan
tugas-tugas yang berhubungan dengan pertahanan dan keamanan negara. Contoh profesi ini antara lain polisi, prajurit, tentara, dan
marinir.
Dalam penelitian ini, adapun faktor yang diduga mempengaruhi cita-cita, antara lain jenis kelamin, motivasi
belajar, dan bimbingan karier. Cita-cita merupakan sesuatu yang ingin dicapai, berisi arahan tentang apa yang harus dikerjakan dan
kunci untuk mencapai kesuksesan. Adanya cita-cita akan memberikan arahan kepada setiap siswa mengenai langkah-
langkah untuk mewujudkan cita-citanya. Cita-cita seorang siswa muncul dapat berasal dari dalam diri seseorang internal maupun
dari luar eksternal. Jenis kelamin dan motivasi belajar termasuk sumber cita-cita yang muncul dari dalam diri siswa. Jenis kelamin
merupakan hal biologis yang melekat pada manusia. Motivasi belajar merupakan dorongan untuk melakukan aktivitas belajar.
Seseorang yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan selalu berusaha untuk mewujudkan cita-citanya. Motivasi belajar akan
memberikan semangat yang luar biasa sehingga memacu siswa untuk selalu bekerja keras dan selalu berusaha untuk meraihnya.
Sedangkan cita-cita yang berasal dari luar diri siswa berkaitan dengan lingkungannya. Lingkungan sekolah turut berpartisipasi
dalam munculnya cita-cita seorang siswa. Layanan bimbingan karier diperoleh siswa dari lingkungan sekolah. Bimbingan karier
membantu siswa agar dapat memahami kemampuan diri, mengenal dunia kerja, dan mengembangkan masa depan sesuai
yang diharapkan. Siswa yang menerima bimbingan karier akan lebih mengenal cita-citanya dan dapat mengarahkan dirinya
tentang apa yang harus dikerjakan untuk menwujudkan cita- citanya.
2. Jenis Kelamin a. Pengertian Jenis Kelamin
Menurut Fakih 1996:7 jenis kelamin adalah pensifatan atau pembagian dua jenis kelamin manusia yang ditentukan secara biologis
yang melekat pada jenis kelamin tertentu. Manusia dengan jenis kelamin laki-laki adalah manusia yang bersifat: memiliki penis,
memiliki jakala kala menjing, dan memproduksi sperma. Manusia dengan jenis kelamin perempuan adalah manusia yang memiliki alat
reproduksi seperti rahim dan saluran untuk melahirkan, memproduksi telur, memiliki vagina, dan mempunyai alat menyusui. Alat-alat
tersebut secara biologis melekat pada manusia jenis perempuan dan laki-laki selamanya. Artinya secara biologis alat-alat tersebut tidak
dapat dipertukarkan antara alat biologis laki-laki dan alat biologis perempuan.
b. Perbedaan Laki-laki dan Perempuan Pengkategorian perbedaan antara laki-laki dan perempuan dibawah
ini, dipilih berdasarkan dugaan yang dimungkinkan ada hubungannya dengan cita-cita.
1 Kemampuan Intelektual Maccoby dan Jacklin dalam Andri Yanuarita 2010
menyatakan bahwa wanita memiliki kemampuan verbal yang lebih baik daripada pria dimulai sejak usia 11 tahun. Wanita lebih
superior dari pria dalam kemampuan kosa kata, tata bahasa, ejaan, pemahaman dan menulis.
2 Perilaku Peran Jenis Kelamin Pria pada dasarnya lebih mampu berpikir secara rasional
dalam menghadapi berbagai masalah sedangkan wanita lebih menggunakan perasaannya. Pria lebih dituntut untuk mampu
mandiri dan mencari nafkah bagi keluarganya, sedangkan wanita lebih dituntut untuk mampu mendidik anak dan mengerjakan
pekerjaan rumah Maramis, 1990. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan perkembangan fisiologis dan psikologis ternyata wanita dan pria mempunyai perkembangan yang berbeda Gilarso
1993:2. Wanita pada umumnya mempunyai sifat yang lambat, luwes, sabar, dan keibuan. Pria cenderung mempunyai sifat tegas, inisiatif,
dan mempunyai fisik yang lebih kuat dibandingkan dengan wanita pada umumnya. Perbedaan fisik dan psikologis dapat mempengaruhi
perbedaan antara wanita dan pria. Menurut kartono 1981:20, perbedaan pria dan wanita meliputi:
1 Pada umumnya kemampuan intelektual wanita lebih rendah dibandingkan kemampuan intelektual pria.
2 Wanita lebih menyukai pekerjaan bersifat sosial seperti juru rawat dan guru, sedangkan pria lebih suka pekerjaan yang membutuhkan
pemikiran. Mulyaningtyas menyatakan perbedaan psikologi atau kejiwaan
antara laki-laki dan perempuan adalah sebagai berikut:
TabelB2.1B PerbedaanBPsikologiTejiwaanBantaraBLaki-LakiBDanBPerempuanB
Laki-lakiB PerempuanB
a. Pola dasar pandangan ke luar,
terarah pada
duniaobjek a. Pola dasar pandangan ke dalam,
terarah pada manusiasubjek b. Suka
menjelajah dan
menyelidiki alam sekitar b. Lebih gemar tinggal di rumah,
memelihara dan merawat c. Suka membongkar dan
membangun c. Suka
menyayangi dan
memelihara d. Suka mencoba hal-hal baru,
mencari, dan melihat-lihat d. Butuh
perhatian, senang
‘dilihat’ dan ‘dicari’ e. Aktif, mengambil inisiatif,
suka mengkritik
dan memprotes
e. Reaktif, menanggapi lebih tabah dan mudah menerima
f. Rasio dianggap
lebih f. Emosi dan perasaan lebih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
utama, dapat
mengendalikan perasaan
dengan akalnya menonjol
dan hal
itu memengaruhi pikirannya
g. Lebih melihat kenyataan secara objektif, terarah pada
garis-garis besar, lebih teguh dalam keputusan
g. Perhatian sampai detail hal-hal kecil,
cenderung intuitif,
mudah mengubah keputusannya h. Gelombang
perasaan mendatar dan stabil
h. Perasaan pasang
surut terpengaruh oleh siklus bulanan
i. Gairah seksual lebih bersifat jasmaniahjasmani
biologis i. Gairah seksual lebih bersifat
rohaniah, lebih mementingkan cinta dan kemesraan
Mulyaningtyas, 2007:67 Jenis kelamin merupakan pengkategorian seks secara biologis yang
dapat diketahui dari identitas diri sebagai laki-laki dan perempuan. Secara biologis, jenis kelamin tidak dapat dipertukarkan. Jenis
kelamin laki-laki dan perempuan memiliki banyak perbedaan. Berdasarkan kemampuan intelektual menurut Kartono, siswa laki-laki
memiliki kemampuan intelektual yang lebih tinggi dibandingkan perempuan. Tetapi hal tersebut tidak menjadi patokan bahwa cita-cita
siswa perempuan lebih rendah dibandingkan siswa laki-laki. Berdasarkan sifatkepribadian dan psikologi, laki-laki cenderung
mempunyai sifat tegas, logis, dan inisiatif sehingga laki-laki cenderung memilih pekerjaan yang membutuhkan pemikiran,
sedangkan perempuan mempunyai sifat sabar, luwes, lambat, dan keibuan sehingga cenderung memilih pekerjaan yang bersifat sosial.
Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan jenis kelamin dapat mempengaruhi seorang laki-laki atau perempuan dalam menentukan
cita-citanya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Hubungan Jenis Kelamin dengan Cita-Cita Siswa Jenis kelamin merupakan pensifatan yang ditentukan secara
biologis yang melekat pada jenis kelamin tertentu. Jenis kelamin diduga memiliki pengaruh terhadap cita-cita siswa. Menurut Fakih
1996:8 siswa dengan jenis kelamin laki-laki akan memikirkan masa depan atau cita-cita yang lebih menguntungkan dalam waktu singkat.
Siswa dengan jenis kelamin perempuan akan memikirkan masa depan yang lebih mengarahkannya pada kesenangan emosionalnya. Siswa
dengan jenis kelamin laki-laki akan mencari pekerjaan yang menurutnya akan memberikan masa depan karier yang bagus, seperti
jabatan, tunjangan, dan hal lainnya, sedangkan siswa dengan jenis kelamin perempuan akan mencari pekerjaan yang akan menyalurkan
emosionalnya, seperti pengajar, pendamping belajar, dan pekerjaan lain. Siswa dengan jenis kelamin laki-laki cenderung melakukan
pekerjaan yang lebih menggunakan tenaga fisiknya daripada perasaannya. Hal tersebut berkebalikan siswa dengan jenis kelamin
perempuan yang cenderung melakukan pekerjaannya dengan perasaan dan pencurahan emosi. Dengan demikian jenis kelamin diduga
memiliki pengaruh terhadap cita-cita seseorang yang akan dipilih oleh siswa.
3. Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi
Setiap orang memiliki motivasi yang menjadi faktor yang penting bagi hidupnya. Motivasi perlu dipahami oleh setiap orang sebagai
dorongan untuk mengarahkan perilaku seseorang dalam melakukan sesuatu hal dalam proses pencapaian tujuan. Berbagai teori
dikemukakan oleh para ahli tentang motivasi. Menurut Mc. Donald Noer, 2015:240
“Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling”
dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.”
Menurut Hamalik dalam Djamarah 2011:148 motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai
dengan timbulnya afektif perasaan dan reaksi mencapai tujuan. Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi
adalah kekuatan energi atau dorongan dari dalam individu untuk melakukan suatu tindakan dengan cara tertentu sesuai dengan tujuan
yang direncanakan. b. Pengertian Belajar
Menurut Sardiman AM 2008:19 belajar adalah rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju perkembangan pribadi
manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa, dan karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Albert Bandura 1986
dalam Dimyati 1989:122 mengemukakan bahwa belajar lebih dari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sekedar adanya perubahan dalam tingkah laku yang diamati; belajar adalah pencapaian pengetahuan dan tingkah laku yang dapat diamati
yang berdasar pada pengetahuan tersebut. Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli tersebut dapat
disimpulkan belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan
pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu.
c. Motivasi Belajar Menurut Clayton Alderfer Nashar, 2004:42 motivasi belajar
adalah kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar
sebaik mungkin. Motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar Khodijah, 2014:151. Siswa
belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita. Motivasi
dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar.
Dengan demikian yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah dorongan yang berasal dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan
belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai.
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Dimyati dan Mudjiyono 2009: 97-99 mengemukakan beberapa
faktor yang mempengaruhi motivasi dalam belajar, yakni: 1 Cita-cita dan aspirasi siswa. Cita-cita akan memperkuat motivasi
belajar siswa baik intrinsik dalam maupun ekstrinsik luar. Sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan aktualisasi
diri. 2 Kemampuan siswa. Keinginan seorang anak perlu dibarengi
dengan kemampuan atau kecakapan dalam pencapainnya. Kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan
tugas-tugas perkembangan. 3 Kondisi siswa. Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan
rohani mempengaruhi motivasi belajar. 4 Kondisi lingkungan siswa. Kondisi lingkungan yang sehat,
lingkungan yang aman, tenteram, akan lebih meningkatkan semangat motivasi belajar yang lebih kuat bagi para siswa
e. Jenis-Jenis Motivasi Jenis-jenis motivasi dapat dibagi ke dalam dua bagian besar, yaitu
motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. 1 Motivasi Intrinsik
Motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam
setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dalam aktivitas belajar, motivasi instrinsik sangat diperlukan, terutama belajar sendiri. Seseorang yang tidak memiliki motivasi
instrinsik sulit sekali melakukan aktivitas belajar terus menerus. Seseorang yang memiliki motivasi instrinsik selalu ingin maju
dalam belajar Djamarah, 2011: 149-150. 2 Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Motivasi belajar
dikatakan ekstrinsik bila anak didik menempatkan tujuan belajarnya di luar faktor-faktor situasi belajar. Motivasi ekstrinsik
diperlukan agar siswa mau belajar. Berbagai macam cara bisa dilakukan agar siswa termotivasi untuk belajar Djamarah,
2011:151. f. Fungsi-Fungsi dalam Motivasi Belajar
Motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Sehubungan dengan hal tersebut, maka ada tiga fungsi
motivasi yaitu Noer, 2015:251: 1 Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau
motor yang melepaskan energi. 2 Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah yang hendak dicapai.
Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3 Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
g. Prinsip-Prinsip Motivasi Belajar Menurut Djamarah 2011:152-155 prinsip-prinsip motivasi belajar
yaitu : 1 Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas
belajar. 2 Motivasi instrinsik yang tidak memerlukan rangsangan dari luar
lebih utama daripada motivasi ekstrinsik yang timbul karena ada rangsangan dari luar.
3 Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman. 4 Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar.
5 Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar. 6 Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar.
Motivasi Belajar adalah dorongan yang berasal dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan memberikan arah pada
kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai. Untuk mencapai tujuan yang dikehendaki oleh siswa
dibutuhkan motivasi belajar. Dalam hal ini tujuan yang ingin dicapai oleh siswa adalah cita-cita siswa. Adanya cita-cita akan memperkuat
motivasi belajar siswa. Motivasi belajar yang kuat akan semakin mempermudah
mewujudkan cita-cita
seseorang. Untuk
mewujudkannya diperlukan motivasi dari dalam intrinsik dan motivasi dari luar ekstrinsik. Jika hal tersebut sudah ada pada setiap
siswa maka langkah selanjutnya akan semakin mudah dalam mewujudkan cita-cita. Salah satu fungsi motivasi belajar dapat
menentukan arah perbuatan, yakni ke arah yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang
harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. h. Hubungan Motivasi Belajar dengan Cita-Cita Siswa
Motivasi belajar memberikan dorongan atau semangat dalam melakukan kegiatan belajar demi mencapai tujuan yang diharapkan.
Menurut Hamalik 2009:175 tujuan adalah sesuatu yang hendak dicapai oleh suatu perbuatan yang akan memuaskan kebutuhan
individu. Adanya tujuan yang jelas akan mempengaruhi kebutuhan dan akan mendorong timbulnya motivasi. Seseorang yang mempunyai
tujuan yang ingin dicapai hendaknya memiliki motivasi yang kuat untuk mencapai tujuan tersebut Kompri, 2015:229. Setiap siswa
memiliki tujuan dalam hidupnya. Tujuan dalam hidup setiap siswa berkaitan erat dengan cita-cita atau masa depan. Setiap siswa memiliki
cita-cita yang ingin dicapai. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
siswa membutuhkan sebuah dorongan atau kekuatan yang berasal dari dari dalam dirinya maupun dari luar dirinya. Motivasi belajar akan
mempermudah dalam mewujudkan cita-cita siswa. Motivasi belajar siswa yang tinggi cenderung memiliki cita-cita yang tinggi. Motivasi
belajar siswa yang rendah cenderung memiliki cita-cita yang rendah. Tinggi atau kuat motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa menentukan
seberapa tinggi cita-cita yang diharapkan siswa. Dengan demikian motivasi belajar diduga memiliki pengaruh terhadap cita-cita siswa.
4. Bimbingan Karier a. Pengertian Bimbingan
Menurut Moegiadi 1970 dalam Winkel 2004:29 bimbingan merupakan suatu proses pemberian bantuan atau pertolongan kepada
individu dalam hal: memahami diri sendiri; menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan; memilih,
menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya sendiri dan tuntutan dari lingkungan. Sementara Rochman Natawidjaja
1998:37 mengartikan bimbingan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan,
supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai
dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat, dan kehidupan pada umumnya.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan merupakan bagian dari pendidikan dimana proses
bantuan diberikan secara terus-menerus dan sistematis dari seseorang agar individu atau kelompok dapat memahami dirinya, menerima
dirinya, membuat pilihan, menentukan pilihan, menyesuaikan dirinya dalam memecahkan masalah sehingga terhindar dan dapat mengatasi
masalah serta dapat mengambil keputusan terhadap diri sendiri demi tercapainya kebahagiaan hidup.
b. Pengertian Karier Dewa Ketut Sukardi 1987:17 mengartikan karier sebagai suatu
rangkaian pekerjaan-pekerjaan, jabatan-jabatan dan kedudukan yang mengarah pada dunia kerja. Menurut pendapat H.L. Wilensky dalam
bukunya Dewa Ketut Sukardi 1987:18 karier adalah suatu riwayat pekerjaan yang teratur di mana dalam setiap pekerjaan yang ditekuni
merupakan sebagai suatu persiapan untuk selanjutnya atau masa depan. Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
karier merupakan suatu rangkaian pekerjaan-pekerjaan, jabatan- jabatan, dan kedudukan yang benar-benar sesuai dengan potensi-
potensi dalam diri seseorang. c. Pengertian Bimbingan Karier
Menurut Yusuf dan Nurihsan 2010:11 bimbingan karier merupakan bimbingan untuk membantu individu dalam perencanaan,
pengembangan dan pemecahan masalah-masalah karier seperti: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pemahaman terhadap jabatan dan tugas-tugas kerja, pemahaman kondisi dan kemampuan diri, pemahaman kondisi lingkungan,
perencanaan dan pengembangan karier, penyesuaian pekerjaan, dan pemecahan masalah-masalah karier yang dihadapi.
Menurut Winkel 2004:114 bimbingan karier adalah bimbingan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia pekerjaan, dalam
memilih lapangan pekerjaan atau jabatan profesi tertentu serta membekali diri supaya siap memangku jabatan itu, dan dalam
menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapangan pekerjaan yang telah dimasuki.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan karier merupakan upaya bantuan terhadap individu
agar dapat mengenal dan memahami dirinya, mengenal dunia kerjanya, mengembangkan masa depannya sesuai dengan yang diharapkan, serta
mengambil keputusan secara tepat dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambil sehingga mampu mewujudkan kehidupan
yang bermakna. d. Tujuan Bimbingan Karier
Tujuan yang menjadi sasaran bimbingan karier di SMK diantaranya Dewa Ketut Sukardi, 1987:32 :
1 Dapat memahami dan menilai dirinya sendiri, terutama yang berkaitan dengan potensi yang ada dalam dirinya, mengenai
kemampuan, minat, bakat, sikap, dan cita-cita. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2 Menyadari dan memahami nilai-nilai yang ada pada diri dan masyarakat, sehingga menumbuhkan sikap positif terhadap dunia
kerja. 3 Mengetahui berbagai macam pekerjaan yang berhubungan dengan
potensi yang ada dalam dirinya, mengetahui jenis-jenis pendidikan dan latihan yang diperlukan bagi suatu bidang tertentu, memahami
hubungan bidang usaha dirinya sekarang dengan masa depannya. 4 Menemukan hambatan-hambatan yang mungkin timbul yang
disebabkan oleh dirinya sendiri dan faktor lingkungan, serta mencari jalan untuk dapat mengatasi hambatan-hambatan tersebut.
5 Merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat,
kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi. 6 Membentuk pola-pola karier, yaitu kecenderungan arah karier.
Misalnya seseorang siswa bercita-cita menjadi seorang guru, maka siswa tersebut senantiasa harus mengarahkan dirinya kepada
kegiatan-kegiatan yang relevan dengan karier keguruan tersebut. Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan
bimbingan karier di SMK adalah usaha untuk mengetahui dan memahami diri, serta memberikan persiapan dalam merencanakan
dunia karier untuk menuju masa depan dunia. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e. Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Bimbingan Karier Menurut Dewa Ketut Sukardi 1987:34 prinsip-prinsip bimbingan
karier di sekolah, adalah sebagai berikut: 1 Seluruh siswa hendaknya mendapat kesempatan yang sama untuk
mengembangkan dirinya dalam pencapaian kariernya secara tepat. 2 Setiap siswa hendaknya memahami bahwa karier itu adalah
sebagai suatu jalan hidup, dan pendidikan adalah sebagai persiapan untuk hidup.
3 Siswa hendaknya dibantu dalam mengembangkan pemahaman yang cukup memadai terhadap diri sendiri dan kaitannya dengan
perkembangan sosial pribadi dan perencanaan pendidikan karier. 4 Siswa secara keseluruhan hendaknya dibantu untuk memperoleh
pemahaman tentang hubungan antara pendidikannya dan kariernya.
5 Setiap siswa hendaknya memilih kesempatan untuk menguji konsep, berbagai peranan dan keterampilannya guna
mengembangkan nilai-nilai dan norma-norma yang memiliki aplikasi bagi karier di masa depannya.
6 Program Bimbingan Karier hendaknya diintegrasikan secara fungsional dengan program pendidikan pada umumnya dan
program bimbingan dan konseling pada khususnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7 Program Bimbingan Karier hendaknya berpusat di kelas, dengan koordinasi oleh pembimbing, disertai partisipasi orang tua dan
konstribusi masyarakat. Sekolah Menengah Kejuruan memberikan layanan
bimbingan karier sebagai wadah para siswa untuk berkonsultasi dan membantu siswa dalam memahami diri dan mampu untuk
merencanakan masa depan kariernya secara lebih baik dan matang. Bimbingan karier sangat bermanfaat bagi siswa yang ingin
merencanakan atau mempersiapkan kariernya. Siswa yang menerima layanan bimbingan karier akan berbeda dengan siswa
yang tidak menerima layanan bimbingan karier. Siswa yang menerima layanan bimbingan karier akan lebih siap dalam karier
atau masa depannya, begitu pula dengan sebaliknya. Oleh karena itu adanya bimbingan karier di SMK diharapkan siswa lebih
mengenal potensi dalam dirinya sehingga dapat mengarahkan potensinya terhadap karier atau cita-citanya.
f. Hubungan Bimbingan Karier dengan Cita-Cita Siswa SMK Layanan bimbingan karier memfokuskan kepada layanan informasi
terhadap diri siswa, layanan informasi dunia karier dan layanan dalam merencanakan karier. Hal tersebut diharapkan mampu untuk
memberikan pengarahan dan pemahaman terhadap siswa-siswanya dalam mengarahkan diri dalam memilih karier yang sesuai dengan
keadaan diri. Layanan bimbingan karier yang baik akan memberikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
informasi mengenai kemampuan diri siswa dan mengarahkan siswa terhadap karier atau cita-citanya. Hal ini sejalan dengan pendapat
Sukardi 1987:32 yang mengatakan bahwa salah satu tujuan bimbingan karier adalah merencanakan masa depan atau cita-cita
siswa. Siswa yang menerima bimbingan karier yang baik akan mempersiapkan diri dan mengarahkan ke arah karier atau cita-citanya.
Semakin baik layanan bimbingan karier yang diterima oleh siswa cenderung semakin tinggi karier atau cita-citanya. Sebaliknya, semakin
tidak baik layanan bimbingan karier yang diterima oleh siswa maka cenderung semakin rendah pula karier dan cita-citanya.