Pengaruh jenis kelamin, motivasi belajar, dan bimbingan karier terhadap cita-cita siswa.

(1)

viii ABSTRAK

PENGARUH JENIS KELAMIN, MOTIVASI BELAJAR, DAN BIMBINGANKARIER TERHADAP CITA-CITA SISWA

Studi Kasus Pada Siswa SMK kelas XI Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen di Kota Yogyakarta

Eny Kirana Damanik Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada: (1) pengaruh jenis kelamin terhadap cita-cita siswa SMK kelas XI di Kota Yogyakarta; (2) pengaruh yang positif dan signifikan motivasi belajar terhadap cita-cita siswa SMK kelas XI di Kota Yogyakarta; (3) pengaruh yang positif dan signifikan bimbingan karier terhadap cita-cita siswa SMK kelas XI di Kota Yogyakarta.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan metode Ex Post Facto. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMK kelas XI Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen di Kota Yogyakarta dengan jumlah 656 siswa. Sampel sebanyak 330 siswa (margin of error 0,038) diambil dengan menggunakan Cluster Random Sampling. Data diambil dengan menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan teknik analisis Chi-Square dengan taraf signifikan 0,05.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) ada pengaruh jenis kelamin terhadap cita-cita siswa SMK kelas XI di Kota Yogyakarta ( hitung = 10,397; nilai Sig. = 0,001); (2) ada pengaruh yang positif dan signifikan motivasi belajar terhadap cita-cita siswa SMK kelas XI di Kota Yogyakarta ( hitung = 30,530; nilai Sig. = 0,000; nilai Pearson’s R = 0,304). Derajat asosiasi cukup/sedang (C = 0,291; = 0,707; C/ = 0,41 berada pada rentang 0,40 < C/ < 0,60); (3) ada pengaruh yang positif dan signifikan bimbingan karier terhadap cita-cita siswa SMK kelas XI di Kota Yogyakarta ( hitung = 50,089; nilai Sig.=0,000; nilai Pearson’s R = 0,390). Derajat asosiasi cukup/sedang (C = 0,363;

= 0,707; C/ = 0,513 berada pada rentang 0,40< C/ < 0,60). Kata kunci: Jenis Kelamin, Motivasi Belajar, Bimbingan Karier, dan Cita-Cita siswa.


(2)

ix ABSTRACT

THE INFLUENCE OF GENDER, LEARNING MOTIVATION, AND

CAREER GUIDANCE TO STUDENT’S IDEALS

A Case Study at Private Vocational High Schools of Business and Management in Yogyakarta

Eny Kirana Damanik Sanata Dharma University

2016

This research was intended to know: (1) the influence of gender to student’s ideals at Private Vocational High Schools of class XI in Yogyakarta; (2) the positive and significant influence of learning motivation to student’s ideals at Private Vocational High Schools of class XI in Yogyakarta; (3) the positive and significant influence of career guidance to student’s ideals at Private Vocational High Schools of class XI in Yogyakarta.

This is a descriptive correlational research with Ex Post Facto method. The population of this research were 656 students at Private Vocational High Schools of class XI Business and Management. The samples were 330 students (0,038 margin of error) taken using Cluster Random Sampling. The data were collected by using questionnaires and analysed by using Chisquare with significant level 0,05.

The result of this research shows that: (1) there is an influence of gender to student’s ideals at Private Vocational High Schools of class XI in Yogyakarta (ChisquareCount = 10,397; Asymp. Sig = 0,001); (2) there is positive and significant influence of learningmotivation to student’s ideals at Private Vocational High Schools of class XI in Yogyakarta (ChisquareCount = 30,530; Asymp. Sig = 0,000; Pearson’s R = 0,304). Middle association degree (C = 0,291; = 0,707; C/ = 0,41 is in between 0,40 < C/ < 0,60); (3) there is positive and significant influence of career guidance to student’s ideals at Private Vocational High Schools of class XI in Yogyakarta (ChisquareCount = 50,089; Asmyp. Sig.=0,000; Pearson’s R = 0,390). Middle association degree (C = 0,363;

= 0,707; C/ = 0,513 is in between 0,40< C/ < 0,60).


(3)

i

PENGARUH JENIS KELAMIN, MOTIVASI BELAJAR DAN

BIMBINGAN KARIER TERHADAP CITA-CITA SISWA

Studi Kasus Pada Siswa SMK kelas XI Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen di Kota Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh:

ENY KIRANA DAMANIK NIM: 121334078

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(4)

(5)

(6)

iv

PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukurku, kupersembahkan skripsi ini kepada:

Tuhan Yesus yang selalu memberikan penyertaan, kekuatan, berkatnya

kepadaku.

Orangtuaku, Bapak Poltak Damanik dan Ibu Rama Shinta Ginting yang

selalu menyebutkan namaku di dalam doa,

Opungku, Jenni Marpaung yang selalu mendoakanku,

Kakakku dan Adikku, Jelita Oksari, Ely Corina dan Yehezkiel,

Sahabat-sahabatku, Adys, Agnes, Destri, Okti, Oliv,

Almamaterku, Universitas Sanata Dharma.


(7)

v

MOTTO

BersamaMu

Engkau ada bersamaku di setiap musim hidupku

Tak pernah kau biarkan ku sendiri

Kekuatan di jiwaku adalah bersamaMu

Tak pernah kuragukan kasihMu

BersamaMu Bapa kulewati semua

PerkenananMu yang teguhkan hatiku

Engkau yang bertindak membri pertolongan

AnugerahMu besar melimpah bagiku

Kolose 3:17

Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan,

Lakukanlah semuanya itu dalam Nama Tuhan Yesus,


(8)

(9)

(10)

viii ABSTRAK

PENGARUH JENIS KELAMIN, MOTIVASI BELAJAR, DAN BIMBINGANKARIER TERHADAP CITA-CITA SISWA

Studi Kasus Pada Siswa SMK kelas XI Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen di Kota Yogyakarta

Eny Kirana Damanik Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada: (1) pengaruh jenis kelamin terhadap cita-cita siswa SMK kelas XI di Kota Yogyakarta; (2) pengaruh yang positif dan signifikan motivasi belajar terhadap cita-cita siswa SMK kelas XI di Kota Yogyakarta; (3) pengaruh yang positif dan signifikan bimbingan karier terhadap cita-cita siswa SMK kelas XI di Kota Yogyakarta.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan metode Ex Post Facto. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMK kelas XI Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen di Kota Yogyakarta dengan jumlah 656 siswa. Sampel sebanyak 330 siswa (margin of error 0,038) diambil dengan menggunakan Cluster Random Sampling. Data diambil dengan menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan teknik analisis Chi-Square dengan taraf signifikan 0,05.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) ada pengaruh jenis kelamin terhadap cita-cita siswa SMK kelas XI di Kota Yogyakarta ( hitung = 10,397; nilai Sig. = 0,001); (2) ada pengaruh yang positif dan signifikan motivasi belajar terhadap cita-cita siswa SMK kelas XI di Kota Yogyakarta ( hitung = 30,530; nilai Sig. = 0,000; nilai Pearson’s R = 0,304). Derajat asosiasi cukup/sedang (C = 0,291; = 0,707; C/ = 0,41 berada pada rentang 0,40 < C/ < 0,60); (3) ada pengaruh yang positif dan signifikan bimbingan karier terhadap cita-cita siswa SMK kelas XI di Kota Yogyakarta ( hitung = 50,089; nilai Sig.=0,000; nilai Pearson’s R = 0,390). Derajat asosiasi cukup/sedang (C = 0,363;

= 0,707; C/ = 0,513 berada pada rentang 0,40< C/ < 0,60). Kata kunci: Jenis Kelamin, Motivasi Belajar, Bimbingan Karier, dan Cita-Cita siswa.


(11)

ix ABSTRACT

THE INFLUENCE OF GENDER, LEARNING MOTIVATION, AND

CAREER GUIDANCE TO STUDENT’S IDEALS

A Case Study at Private Vocational High Schools of Business and Management in Yogyakarta

Eny Kirana Damanik Sanata Dharma University

2016

This research was intended to know: (1) the influence of gender to student’s ideals at Private Vocational High Schools of class XI in Yogyakarta; (2) the positive and significant influence of learning motivation to student’s ideals at Private Vocational High Schools of class XI in Yogyakarta; (3) the positive and significant influence of career guidance to student’s ideals at Private Vocational High Schools of class XI in Yogyakarta.

This is a descriptive correlational research with Ex Post Facto method. The population of this research were 656 students at Private Vocational High Schools of class XI Business and Management. The samples were 330 students (0,038 margin of error) taken using Cluster Random Sampling. The data were collected by using questionnaires and analysed by using Chisquare with significant level 0,05.

The result of this research shows that: (1) there is an influence of gender to student’s ideals at Private Vocational High Schools of class XI in Yogyakarta (ChisquareCount = 10,397; Asymp. Sig = 0,001); (2) there is positive and significant influence of learningmotivation to student’s ideals at Private Vocational High Schools of class XI in Yogyakarta (ChisquareCount = 30,530; Asymp. Sig = 0,000; Pearson’s R = 0,304). Middle association degree (C = 0,291; = 0,707; C/ = 0,41 is in between 0,40 < C/ < 0,60); (3) there is positive and significant influence of career guidance to student’s ideals at Private Vocational High Schools of class XI in Yogyakarta (ChisquareCount = 50,089; Asmyp. Sig.=0,000; Pearson’s R = 0,390). Middle association degree (C = 0,363;

= 0,707; C/ = 0,513 is in between 0,40< C/ < 0,60).


(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis persembahkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, rahmat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Jenis Kelamin, Motivasi Belajar,

dan Bimbingan Karier terhadap Cita-Cita Siswa” dengan tepat waktu. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini tidak akan terlaksana dan terselesaikan dengan baik tanpa bantuan, dukungan serta kerjasama dari berbagai pihak dengan tulus dan rela mengorbankan waktu dan pikiran untuk membimbing penulis hingga terselesaikannya penulisan skripsi ini. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

2. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dan Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi;


(13)

xi

3. Bapak Drs.F.X Muhadi, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

4. Ibu Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membantu dalam proses perkuliahan. 5. Segenap Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata

Dharma yang telah mendidik dan membimbing penulis selama proses perkuliahan;

6. Theresia Aris Sudarsilah selaku Tenaga Administrasi yang telah membantu memperlancar untuk terselesaikannya skripsi ini;

7. Seluruh siswa SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen yang telah meluangkan waktu dan pikiran untuk mengisi kuesioner peneliti;

8. Kedua orangtuaku yang telah memberikan segala hal yang terbaik kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik; 9. Kakak dan adikku, kak Lita, Ely, Kiel yang selalu mengingatkan dan

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi;

10.Sahabat-sahabatku, Agnes, Adys, Destri, Okti dan Oliv yang selalu memberikan canda tawa, semangat yang tidak pernah aku dapatkan dari orang lain;

11.Teman-teman kelompok skripsi, Cimar, Vena, Agnes, Teteh, Ayu, Paul, Galing, dan mba Dika yang telah membantu dan selalu mengingatkan penulis dalam menyelesaikan skripsi;


(14)

xii

12.Teman-teman PAK 2012 yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi;

13.Teman-teman pelayanan, yang telah memberikan dukungan doa kepada penulis;

14.Teman-teman kost, kak Happy, Agnes, Siska, Riris, Mona, Borni yang telah memberikan semangat kepada penulis;

15.Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi yang tidak dapat disebutkan satu persatu hingga terwujudnya skripsi ini;

Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua orang yang membutuhkan dan tidak lupa penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Ketidaksempurnaan ini disebabkan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk menyempurnakan tulisan ini.


(15)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN TEORETIK DAN HIPOTESIS ... 8

A. Tinjauan Teoritik ... 8

1. Cita-cita ... 8

a. Pengertian Cita-cita ... 8

b. Sumber Cita-cita ... 9

c. Berbagai Jenis Profesi ... 12


(16)

xiv

a. Pengertian Jenis Kelamin ... 14

b. Perbedaan Laki-laki dan Perempuan ... 15

c. Hubungan Jenis Kelamin Terhadap Cita-cita Siswa ... 18

3. Motivasi Belajar ... 19

a. Pengertian Motivasi ... 19

b. Pengertian Belajar ... 19

c. Motivasi Belajar ... 20

d. Faktor-faktor yang Memnpengaruhi Motivasi Belajar ... 21

e. Jenis-jenis Motivasi ... 21

f. Fungsi-fungsi dalam Motivasi Belajar ... 22

g. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar ... 23

h. Hubungan Motivasi Belajar dengan Cita-cita ... 24

4. Bimbingan Karier ... 25

a. Pengertian Bimbingan ... 25

b. Pengertian Karier ... 26

c. Bimbingan Karier ... 26

d. Tujuan Bimbingan Karier ... 27

e. Prinsip-prinsip Pelaksanaan Bimbingan Karier ... 29

f. Hubungan Bimbingan Karier dengan Cita-cita ... 30

B. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan ... 31

C. Kerangka Berpikir ... 33

D. Perumusan Hipotesis ... 36

BAB III METODE PENELITIAN... 38

A. Jenis Penelitian ... 38

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 38

1. Tempat Penelitian ... 38

2. Waktu Penelitian ... 39

C. Subjek dan Objek penelitian ... 39

1. Subjek Penelitian ... 39

2. Objek Penelitian ... 39

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel ... 40

1. Populasi Penelitian ... 40

2. Ukuran Sampel ... 40

3. Teknik sampling ... 41

E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ... 47

1. Variabel Penelitian ... 47

2. Pengukuran Variabel ... 49

F. Teknik Pengumpulan Data ... 49


(17)

xv

2. Penyusunan Kuesioner ... 51

G. Teknik Pengujian Instrumen ... 53

1. Uji Validitas ... 54

2. Uji Reliabilitas ... 57

H. Teknik Analisis Data ... 60

1. Teknik Analisis Data Deskriptif ... 60

2. Pengujian Prasyarat Analisis ... 63

3. Pengujian Hipotesis ... 65

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 71

A. Deskripsi Data ... 71

1. Deskripsi Responden ... 71

2. Deskripsi Variabel Penelitian ... 74

B. Analisis Data ... 77

1. Uji Prasyarat Analisis ... 77

2. Pengujian Linieritas ... 79

C. Pengujian Hipotesis ... 80

D. Pembahasan ... 92

BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN ... 98

A. Kesimpulan ... 98

B. Keterbatasan Penelitian ... 99

C. Saran ... 100


(18)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1.Perbedaan Psikologi antara Laki-Laki dan Perempuan ... 16

Tabel 3.1.Tempat Penelitian SMK ... 39

Tabel 3.2. Populasi Siswa SMK ... 40

Tabel 3.3. Hasil Proporsi Kelas XI SMK ... 43

Tabel 3.4. Hasil Pengundian Jurusan SMK Negeri dan SMK Swasta ... 45

Tabel 3.5. Penentuan Skor Skala Likert ... 49

Tabel 3.6. Kisi-Kisi Kuesioner... 51

Tabel 3.7. Kisi-Kisi Instrumen Variabel Cita-Cita ... 51

Tabel 3.8. Kisi-Kisi Instrumen Variabel Motivasi Belajar ... 52

Tabel 3.9. Kisi-Kisi Instrumen Variabel Bimbingan Karier ... 53

Tabel 3.10. Hasil Uji Validitas Variabel Cita-Cita ... 55

Tabel 3.11. Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar ... 56

Tabel 3.12. Hasil Uji Validitas Variabel Bimbingan Karier ... 57

Tabel 3.13. Tingkat Koefisien Reliabilitas ... 58

Tabel 3.14. Hasil Uji Relibialitas Variabel Cita-Cita ... 59

Tabel 3.15. Hasil Uji Relibialitas Variabel Motivasi Belajar ... 59

Tabel 3.16. Hasil Uji Relibialitas Variabel Bimbingan Karier ... 60

Tabel 3.17. Penilaian Acuan Patokan Tipe II ... 61

Tabel 3.18. Rentang Variabel Cita-Cita ... 61

Tabel 3.19. Rentang Variabel Motivasi Belajar ... 62

Tabel 3.20. Rentang Variabel Bimbingan Karier... 63

Tabel 3.21. Kriteria Keeratan ... 67


(19)

xvii

Tabel 4.2. Data Responden Berdasarkan Asal Sekolah ... 72

Tabel 4.3. Data Responden Berdasarkan Jurusan ... 73

Tabel 4.4. Data Responden Berdasarkan Status Sekolah ... 74

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Cita-Cita ... 74

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar ... 75

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Bimbingan Karier ... 76

Tabel 4.8. Hasil Pengujian Normalitas Variabel Cita-Cita ... 78

Tabel 4.9. Hasil Pengujian Normalitas Variabel Motivasi Belajar ... 78

Tabel 4.10. Hasil Pengujian Normalitas Variabel Bimbingan Karier ... 79

Tabel 4.11. Tabel Kontigensi Frekuensi Harapan Variabel Cita-Cita ... 81

Tabel 4.12. Hasil Uji Chisquare Jenis Kelamin Terhadap Cita-Cita ... 82

Tabel 4.13.Tabel Kontigensi Pengaruh Jenis Kelamin terhadap Cita-Cita .... 82

Tabel 4.14. Tabel Kontigensi Frekuensi Harapan Variabel Motivasi Belajar 85 Tabel 4.15. Hasil Uji Chisquare Motivasi Belajar Terhadap Cita-Cita ... 86

Tabel 4.16.Tabel Kontigensi Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Cita-Cita 86 Tabel 4.17. Tabel Kontigensi Frekuensi Harapan Variabel Bimbingan Karier 89 Tabel 4.15. Hasil Uji Chisquare Bimbingan Karier Terhadap Cita-Cita ... 90 Tabel 4.16.Tabel Kontigensi Pengaruh Bimbingan Karier terhadap Cita-Cita 90


(20)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrumen Penelitian ... 107

Lampiran 2. Data Induk Penelitian ... 115

Lampiran 3. Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas ... 140

Lampiran 4. Deskriptif Data ... 150

Lampiran 5. Uji Normalitas ... 157

Lampiran 6. Pengujian Hipotesis ... 160

Lampiran 7. Daftar Tabel Statistik ... 168

Lampiran 8. Surat Izin Penelitian... 169


(21)

1 BABBIB PENDAHULUANB A. LatarBBelakangBMasalahB

Pendedekan merupakan salah satu faktor yang sangat penteng dalam kehedupan manusea. Pada dasarnya pendedekan merupakan proses untuk membantu manusea mengembangkan derenya sehengga mampu menghadape seteap perubahan yang terjade. Pendedekan yang mampu mendukung pembangunan bangsa dan negara de masa yang akan datang adalah pendedekan yang mampu mengembangkan segenap potense yang demeleke seswa sehengga benar-benar selaras dengan program pembangunan naseonal dalam rangka mencapae tujuan naseonal. Penyelenggaraan pendedekan naseonal delaksanakan melalue dua jalur yaetu jalur pendedekan formal dan jalur pendedekan non formal. Pendedekan formal deperoleh melalue lembaga pendedekan, yaetu sekolah yang merupakan pendedekan berjenjang dare pendedekan paleng rendah sampae dengan pendedekan yang tengge, sedangkan pendedekan nonformal adalah suatu bentuk pelatehan yang mempunyae organesase de luar pendedekan formal, mesalnya kursus.

Seteap orang memeleke ceta-ceta yang engen decapae. Sesuatu yang engen decapae memerlukan pergorbanan atau perjuangan. Keteka ceta-ceta telah tercapae maka seseorang dapat dekatakan berhasel. Ceta-ceta merupakan hal yang penteng dalam kehedupan seseorang. Ceta-ceta adalah suatu empean dan harapan seseorang akan masa depannya. Bage sebagean orang memandang ceta-ceta sebagae tujuan hedup. Bage sebagean orang


(22)

yang memandang sebagae tujuan hedup maka arte ceta-ceta adalah sebuah empean yang dapat membakar semangat untuk terus melangkah maju dengan langkah yang jelas dan mantap dalam kehedupan.

Menurut Mulyanengtyas (2007:40), ceta-ceta adalah keengenan yang selalu ada dalam pekeran atau tujuan yang detetapkan seseorang untuk dere sendere yang hendak decapae. Ceta-ceta merupakan sesuatu yang engen decapae oleh seseorang. Seteap orang memeleke ceta-ceta yang berbeda-beda sesuae dengan keengenan. Seseorang yang memeleke ceta-ceta akan senanteasa mengejar atau memperjuangkan ceta-cetanya. Ceta-ceta menjade sebuah tujuan yang harus deperjuangkan.

Sekolah Menengah Kejuruan sebagae salah satu jalur pendedekan formal tengkat menengah mempunyae tujuan menyedeakan tenaga kerja yang memeleke keterampelan, pengetahuan, serta sekap bersaeng dalam memasuke dunea kerja. Hal tersebut dedukung dengan adanya Peraturan Pemerentah Republek Indonesea Nomor 29 tahun 1990 tentang Pendedekan Menengah pasal 1 ayat 3, menyebutkan pendedekan menengah kejuruan adalah pendedekan pada jenjang menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan seswa untuk melakukan jenes pekerjaan dalam bedang tertentu.

Pemerentah melalue pendedekan menengah kejuruan melakukan upaya untuk menengkatkan kualetas sekolah kejuruan antara laen: pengembangan kurekulum, penengkatan jumlah dan mutu guru, pengadaan sarana dan prasarana sekolah, serta penambahan jumlah dan jenes buku.


(23)

Dengan adanya penengkatan kualetas, SMK dapat menghaselkan lulusan yang beroreentase kepada permentaan pasar serta dapat bersaeng dengan tenaga kerja aseng. Lulusan SMK yang berkualetas akan lebeh mudah memasuke dunea kerja yang deengenkan.

Faktor-faktor yang deduga mempengaruhe ceta-ceta antara laen jenes kelamen, motevase belajar, bembengan kareer, penghaselan orang tua, pekerjaan orang tua, pendedekan orang tua, jurusan, status sekolah, status akredetase, prestase belajar, dan bakat akan menembulkan perbedaan pula dalam pola peker yang demeleke oleh seteap endevedu dalam memeleh ceta-ceta. Dalam dunea sekolah terkaet dengan jurusan SMA atau SMK yang telah depeleh oleh seswa merupakan salah satu faktor dalam pemelehan ceta-cetanya. De dalam enstetuse pendedekan (sekolah) baek negere maupun swasta sangat mengupayakan berbagae cara dalam menengkatkan kualetas sekolah tersebut untuk menengkatkan maupun mempertahankan tengkat akredetase sekolah. Status sekolah dan tengkat akredetase sekolah merupakan salah satu harapan dalam mewujudkan ceta-ceta yang demeleke oleh seswa.

Jenes kelamen ekut berperan dalam penentuan ceta-ceta seorang seswa. Menurut Fakeh (1996:7) jenes kelamen adalah pensefatan atau pembagean dua jenes kelamen manusea yang detentukan secara beologes yang melekat pada jenes kelamen tertentu. Jenes kelamen lake-lake memeleke sefat tegas, eneseatef, loges, agresef. Jenes kelamen perempuan memeleke sefat lembut, luwes, dan sabar.


(24)

Peneletean yang telah delakukan oleh Jhon Mell dan Marry Alen dalam Bernadetha (2011), perempuan lebeh menonjol dalam bedang keterampelan-keterampelan verbal (kata-kata), sedangkan prea lebeh menonjol dalam bedang keterampelan spaseal (ruang). Dalam sebuah pekerjaan atau kareer ada hal yang lebeh cocok jeka detekune oleh prea atau sebaleknya oleh waneta. Pekerjaan lapangan yang menuntut mobeletas tengge umumnya lebeh berhasel jeka delaksanakan oleh prea, sedangkan pekerjaan yang menuntut keteletean beasanya lebeh baek haselnya jeka delaksanakan oleh waneta (Charlee, 2008:12). Dengan demekean adanya jenes kelamen dapat mempengaruhe seswa lake-lake dan seswa perempuan dalam menentukan ceta-cetanya.

Adanya ceta-ceta dalam dere seseorang menjadekan motevase belajar untuk menggapae ceta-ceta tersebut. Dalam menggapae ceta-ceta deperlukan motevase belajar yang besar. Motevase belajar seswa sangat berkaetan terhadap prestase belajar. Seswa yang memeleke motevase belajar yang besar akan menghaselkan prestase belajar yang tengge. Prestase belajar yang tengge menggambarkan bahwa seseorang tersebut memeleke kualetas atau keunggulan. Hal enelah yang debutuhkan dalam mengejar ceta-ceta.

Bembengan kareer juga dapat mempengaruhe ceta-ceta seswa SMK. Bembengan kareer merupakan salah satu jenes layanan dare program bembengan dan konseleng. Layanan bembengan kareer memeleke peran yang sangat penteng de sekolah, khususnya membere arah yang baek pada seswa dalam memeleh kareer. Layanan bembengan kareer de sekolah sangat penteng


(25)

deberekan kepada seswa supaya seswa mendapatkan enformase tentang dunea kareer. Seswa juga besa memeleh kareer dan menyesuaekan dengan menat dan bakat, serta kemampuan yang demeleke agar kelak seswa tedak salah dalam mengambel keputusan dan dapat bekerja dengan baek.

Berdasarkan uraean yang telah dekemukakan deatas penules tertarek untuk melakukan peneletean dan akan tertuang dalam skrepse ene dengan judul “Pengaruh Jenes Kelamen, Motevase Belajar, Dan Bembengan Kareer Terhadap Ceta-Ceta Seswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK): Stude Kasus Seswa SMK Kelas XI Bedang Keahlean Besnes Dan Manajemen De Kota Yogyakarta”.

B. BatasanBMasalahB

Mengengat begetu banyak faktor yang deduga mempengaruhe ceta-ceta seswa Sekolah Menengah Kejuruan, maka perlu deadakan batasan masalah dalam peneletean ene. Penelete memfokuskan peneletean pada ceta-ceta seswa SMK yang detenjau dare jenes kelamen, motevase belajar, dan bembengan kareer.

C. RumusanBMasalahB

Berdasarkan latar belakang de atas dapat derumuskan beberapa masalah sebagae berekut :


(26)

2. Apakah ada pengaruh yang posetef dan segnefekan motevase belajar terhadap ceta-ceta seswa?

3. Apakah ada pengaruh yang posetef dan segnefekan bembengan kareer terhadap ceta-ceta seswa?

D. TujuanBPenelitianB

Berdasarkan rumusan masalah yang dekemukakan de atas dapat derumuskan tujuan peneletean yang akan decapae, yaetu :

1. Untuk mengetahue ada tedaknya pengaruh jenes kelamen terhadap ceta-ceta seswa.

2. Untuk mengetahue ada tedaknya pengaruh yang posetef dan segnefekan motevase belajar terhadap ceta-ceta seswa.

3. Untuk mengetahue ada tedaknya pengaruh yang posetef dan segnefekan bembengan kareer terhadap ceta-ceta seswa.

E. ManfaatBPenelitianB

Manfaat dare peneletean ene adalah sebagae berekut :B

1. Bage Uneversetas Sanata Dharma

Hasel peneletean ene memberekan tambahan referense bahan bacaan ataupun acuan yang degunakan oleh seteap mahaseswa dalam menyelesaekan tugas kuleah ataupun tugas laennya.


(27)

2. Bage Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Hasel peneletean ene dapat dejadekan bahan pertembangan bage sekolah dalam membangun atau mengembangkan ceta-ceta seswa.

3. Bage Penules

Penules memperoleh tambahan pengetahuan dalam bedang pendedekan tentang faktor-faktor yang deduga mempengaruhe ceta-ceta seswa SMK serta menjade bekal untuk terjun ke dunea pendedekan.


(28)

8 BABBIIB

TINJAUANBPUSTATABDANBHIPOTESISB B

A. TinjauanBTeoretikB

Pada bagian ini diuraikan kajian teori yang berhubungan dengan cita-cita, jenis kelamin, motivasi belajar, dan bimbingan karier.

1. Cita-cita

a. Pengertian Cita-cita

Menurut Hurlock (1979) dalam Hidayat (2015:4), cita-cita merupakan keinginan meraih sesuatu yang lebih tinggi dari keadaan sekarang. Menurut Mulyaningtyas (2007:40), cita-cita adalah keinginan yang selalu ada dalam pikiran atau tujuan yang ditetapkan seseorang untuk diri sendiri dan hendak dicapai. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia cita-cita adalah keinginan, harapan, atau tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Cita-cita ini dapat berasal dari dalam diri sendiri ataupun berasal dari pengaruh lingkungan sekitar. Cita-cita dapat juga diartikan sebagai tujuan hidup atau pedoman hidup. Berikut beberapa definisi mengenai tujuan dan pedoman hidup menurut para ahli :

1) Ken Mcelroy

Tujuan merupakan langkah pertama dalam proses mencapai kesuksesan dan tujuan juga merupakan kunci mencapai kesuksesan.


(29)

2) Jemsly H & Martani H

Tujuan merupakan sesuatu yang mungkin untuk dicapai, bukan sesuatu yang utopis.

3) Yayasan Trisakti

Tujuan merupakan kunci untuk menentukan atau merumuskan apa yang akan dikerjakan, ketika pekerjaan itu harus dilaksanakan dan disertai pula dengan jaringan politik, prosedur, anggaran serta penentuan program.

Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebuah cita-cita / tujuan hidup merupakan sesuatu yang ingin dicapai, berisi arahan tentang apa yang harus dikerjakan dan kunci untuk mencapai kesuksesan.

b. Sumber Cita-cita

Sumber cita-cita merupakan asal munculnya keinginan untuk meraih sesuatu dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Sumber cita-cita dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1) Internal

Sumber cita-cita internal merupakan sumber cita-cita yang berasal dari dalam diri seseorang. Sumber ini berkaitan dengan keinginan dan hal lain yang melekat dalam diri seseorang. Sumber internal diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu:


(30)

a) Minat

Minat merupakan ketertarikan atau kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Seseorang yang telah memiliki minat yang kuat akan selalu berusaha untuk mewujudkannya, tak peduli apakah ia mampu atau tidak. Minat akan memberikan semangat yang luar biasa sehingga memacu seseorang untuk selalu bekerja keras dan berusaha untuk meraihnya.

b) Bakat

Bakat merupakan kemahiran di suatu bidang tertentu. Keahlian ini sudah ada sejak lahir ataupun melalui proses panjang yang penuh dengan usaha. Seseorang akan cenderung memilih cita-cita yang sesuai dengan keahlian yang ia miliki. Sebagai contoh seseorang yang memiliki kemampuan menghitung dan menggambar akan memilih menjadi arsitektur. Seseorang yang telah memiliki keahlian tertentu akan lebih mudah untuk menentukan dan meraih apa yang diharapkan.

c) Pengalaman

Semakin banyak pengalaman seseorang akan semakin banyak pula pilihan impian yang ia miliki. Sebagai contoh, ketika seseorang pernah mengikuti berbagai pelatihan, seminar, perlombaan, dan organisasi, maka orang


(31)

tersebut akan memiliki wawasan yang luas sehingga memiliki banyak pilihan cita-cita.

2) Eksternal

Sumber eksternal berkaitan dengan interaksi seseorang dengan lingkungannya dan kemampuan untuk merespon fenomena yang terjadi di lingkungannya. Sumber eksternal dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

a) Keluarga

Keluarga mempunyai andil yang besar dalam meraih cita-cita yang telah ditentukan. Dalam konteks pengaruhnya terhadap pilihan cita-cita, keluarga memiliki peran yang cukup besar. Hal ini terjadi karena keluarga memiliki kekuatan-kekuatan tertentu yang dapat memaksakan pilihan tertentu kepada seseorang. Kekuatan itu diantaranya adalah kemampuan finansial, permintaan orangtua dan dukungan non finansial.

b) Lingkungan

Lingkungan merupakan tempat tinggal seseorang yang berpengaruh pada pilihan seseorang dalam menentukan cita-citanya. Lingkungan yang dimaksud dapat berupa kondisi geografis wilayah, lingkungan dari segi ekonomi sosial maupun budaya.


(32)

c. Berbagai Jenis Profesi

Berbagai profesi dalam kehidupan ini dapat dijadikan cita-cita sesuai dengan keinginan setiap individu untuk dicapai. Menurut Rintyastini (2006:89-95), seseorang dapat memilih jenis profesi sebagai berikut.

1) Profesi dalam ketenagaahlian dan teknis

Profesi yang termasuk dalam kategori ini lazimnya berkecimpung di bidang riset dan penerapannya dalam berbagai masalah teknologi, ekonomi, sosial, dan industry. Profesi dalam kategori ini melakukan fungsi-fungsi keahlian teknologi, artistik, dan lain-lain. Bidang-bidang ilmu yang dibutuhkan dalam profesi ini antara lain ilmu alam dan fisika, teknik struktur bangunan, hukum, kesehatan, agama, pendidikan, sastra, seni, dan olahraga.

2) Profesi dan bidang ketatalaksanaan dan pengelolaan

Profesi yang termasuk dalam kategori ini terdiri atas orang-orang yang terpilih dan dipercaya sebagai anggota pemerintahan setempat, daerah swatantra, provinsi, regional atau nasional. Tugas yang diemban dalam profesi ini antara lain ikut memutuskan atau aktif menyusun kebijakan pemerintah pusat atau daerah, serta mempersiapkan amandemen hukum dan peraturan resmi bersama dengan pejabat lain yang ikut mengorganisasi, mengatur, dan memerintah. Orang-orang yang bergelut dalam profesi ini juga mewujudkan dan menjalankan kebijakan pemerintah, serta mengelola, merencanakan, memadukan, dan mengatur kegiatan masyarakat dan pribadi. 3) Profesi dalam bidang ketatausahaan

Profesi yang termasuk dalam kategori ini berkecimpung dalam bidang pelayanan masyarakat yang mengusahakan agar norma hokum, peraturan dan ketetapan-ketetapan pemerintah lokal, provinsi, dan negara dapat terlaksana dengan baik. Selain itu, profesi ini juga mengawasi jalannya kinerja, kelancaran proses transportasi dan komunikasi, serta pekerjaan lainnya yang memantau pelaksanaan kegiatan sehari-hari.

4) Profesi dalam bidang perdagangan

Profesi yang termasuk dalam kategori ini berkecimpung dalam merencanakan, mengorganisasi, mengkoordinasi, dan mengarahkan usahanya dalam dunia perdagangan besar atau kecil.


(33)

5) Profesi dalam bidang jasa

Profesi yang termasuk kategori ini berkecimpung dalam mengarahkan, mengorganisasi, mngawasi, serta merencanakan dengan matang agar sektor di luar industry dapat berjalan dengan semestinya. Dalam jenis profesi ini, terdapat pengusaha jasa sosial yang berkecimpung dalam bidang kemasyarakatan dan pribadi ini antara lain konsultan, pelayan hotel, tukang cukur/pangkas rambut, dan ahli kecantikan.

6) Profesi dalam bidang eksplorasi energy

Profesi yang termasuk kategori ini berkaitan langsung dalam masalah penambangan mineral, minyak, dan gas bumi. Orang-orang dalam profesi ini juga mengerjakan proses pengolahan dan pembangkitan tenaga. Mereka juga melakukan konstruksi dan pembenahan berbagai tipe jalan, bangunan, dan mesin. Contoh profesi ini antara lain pekerja kilang minyak dan penambang.

7) Profesi dalam bidang militer

Profesi yang termasuk kategori ini berkaitan langsung dengan tugas-tugas yang berhubungan dengan pertahanan dan keamanan negara. Contoh profesi ini antara lain polisi, prajurit, tentara, dan marinir.

Dalam penelitian ini, adapun faktor yang diduga mempengaruhi cita-cita, antara lain jenis kelamin, motivasi belajar, dan bimbingan karier. Cita-cita merupakan sesuatu yang ingin dicapai, berisi arahan tentang apa yang harus dikerjakan dan kunci untuk mencapai kesuksesan. Adanya cita-cita akan memberikan arahan kepada setiap siswa mengenai langkah-langkah untuk mewujudkan cita-citanya. Cita-cita seorang siswa muncul dapat berasal dari dalam diri seseorang (internal) maupun dari luar (eksternal). Jenis kelamin dan motivasi belajar termasuk sumber cita-cita yang muncul dari dalam diri siswa. Jenis kelamin merupakan hal biologis yang melekat pada manusia. Motivasi belajar merupakan dorongan untuk melakukan aktivitas belajar.


(34)

Seseorang yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan selalu berusaha untuk mewujudkan cita-citanya. Motivasi belajar akan memberikan semangat yang luar biasa sehingga memacu siswa untuk selalu bekerja keras dan selalu berusaha untuk meraihnya. Sedangkan cita-cita yang berasal dari luar diri siswa berkaitan dengan lingkungannya. Lingkungan sekolah turut berpartisipasi dalam munculnya cita-cita seorang siswa. Layanan bimbingan karier diperoleh siswa dari lingkungan sekolah. Bimbingan karier membantu siswa agar dapat memahami kemampuan diri, mengenal dunia kerja, dan mengembangkan masa depan sesuai yang diharapkan. Siswa yang menerima bimbingan karier akan lebih mengenal cita-citanya dan dapat mengarahkan dirinya tentang apa yang harus dikerjakan untuk menwujudkan cita-citanya.

2. Jenis Kelamin

a. Pengertian Jenis Kelamin

Menurut Fakih (1996:7) jenis kelamin adalah pensifatan atau pembagian dua jenis kelamin manusia yang ditentukan secara biologis yang melekat pada jenis kelamin tertentu. Manusia dengan jenis kelamin laki-laki adalah manusia yang bersifat: memiliki penis, memiliki jakala (kala menjing), dan memproduksi sperma. Manusia dengan jenis kelamin perempuan adalah manusia yang memiliki alat


(35)

reproduksi seperti rahim dan saluran untuk melahirkan, memproduksi telur, memiliki vagina, dan mempunyai alat menyusui. Alat-alat tersebut secara biologis melekat pada manusia jenis perempuan dan laki-laki selamanya. Artinya secara biologis alat-alat tersebut tidak dapat dipertukarkan antara alat biologis laki-laki dan alat biologis perempuan.

b. Perbedaan Laki-laki dan Perempuan

Pengkategorian perbedaan antara laki-laki dan perempuan dibawah ini, dipilih berdasarkan dugaan yang dimungkinkan ada hubungannya dengan cita-cita.

1) Kemampuan Intelektual

Maccoby dan Jacklin dalam Andri Yanuarita (2010) menyatakan bahwa wanita memiliki kemampuan verbal yang lebih baik daripada pria dimulai sejak usia 11 tahun. Wanita lebih superior dari pria dalam kemampuan kosa kata, tata bahasa, ejaan, pemahaman dan menulis.

2) Perilaku Peran Jenis Kelamin

Pria pada dasarnya lebih mampu berpikir secara rasional dalam menghadapi berbagai masalah sedangkan wanita lebih menggunakan perasaannya. Pria lebih dituntut untuk mampu mandiri dan mencari nafkah bagi keluarganya, sedangkan wanita lebih dituntut untuk mampu mendidik anak dan mengerjakan pekerjaan rumah (Maramis, 1990).


(36)

Berdasarkan perkembangan fisiologis dan psikologis ternyata wanita dan pria mempunyai perkembangan yang berbeda (Gilarso 1993:2). Wanita pada umumnya mempunyai sifat yang lambat, luwes, sabar, dan keibuan. Pria cenderung mempunyai sifat tegas, inisiatif, dan mempunyai fisik yang lebih kuat dibandingkan dengan wanita pada umumnya. Perbedaan fisik dan psikologis dapat mempengaruhi perbedaan antara wanita dan pria. Menurut kartono (1981:20), perbedaan pria dan wanita meliputi:

1) Pada umumnya kemampuan intelektual wanita lebih rendah dibandingkan kemampuan intelektual pria.

2) Wanita lebih menyukai pekerjaan bersifat sosial seperti juru rawat dan guru, sedangkan pria lebih suka pekerjaan yang membutuhkan pemikiran.

Mulyaningtyas menyatakan perbedaan psikologi atau kejiwaan antara laki-laki dan perempuan adalah sebagai berikut:

TabelB2.1B

PerbedaanBPsikologi/TejiwaanBantaraBLaki-LakiBDanBPerempuanB

Laki-lakiB PerempuanB

a. Pola dasar pandangan ke luar, terarah pada dunia/objek

a. Pola dasar pandangan ke dalam, terarah pada manusia/subjek b. Suka menjelajah dan

menyelidiki alam sekitar b. Lebih gemar tinggal di rumah, memelihara dan merawat c. Suka membongkar dan

membangun c. Suka memelihara menyayangi dan d. Suka mencoba hal-hal baru,

mencari, dan melihat-lihat d. Butuh ‘dilihat’ dan ‘dicari’ perhatian, senang e. Aktif, mengambil inisiatif,

suka mengkritik dan memprotes

e. Reaktif, menanggapi lebih tabah dan mudah menerima


(37)

utama, dapat mengendalikan perasaan dengan akalnya

menonjol dan hal itu memengaruhi pikirannya

g. Lebih melihat kenyataan secara objektif, terarah pada garis-garis besar, lebih teguh dalam keputusan

g. Perhatian sampai detail (hal-hal kecil), cenderung intuitif, mudah mengubah keputusannya h. Gelombang perasaan

mendatar dan stabil h. Perasaan terpengaruh oleh siklus bulanan pasang surut i. Gairah seksual lebih

bersifat jasmaniah/jasmani biologis

i. Gairah seksual lebih bersifat rohaniah, lebih mementingkan cinta dan kemesraan

(Mulyaningtyas, 2007:67)

Jenis kelamin merupakan pengkategorian seks secara biologis yang dapat diketahui dari identitas diri sebagai laki-laki dan perempuan. Secara biologis, jenis kelamin tidak dapat dipertukarkan. Jenis kelamin laki-laki dan perempuan memiliki banyak perbedaan. Berdasarkan kemampuan intelektual menurut Kartono, siswa laki-laki memiliki kemampuan intelektual yang lebih tinggi dibandingkan perempuan. Tetapi hal tersebut tidak menjadi patokan bahwa cita-cita siswa perempuan lebih rendah dibandingkan siswa laki-laki. Berdasarkan sifat/kepribadian dan psikologi, laki-laki cenderung mempunyai sifat tegas, logis, dan inisiatif sehingga laki-laki cenderung memilih pekerjaan yang membutuhkan pemikiran, sedangkan perempuan mempunyai sifat sabar, luwes, lambat, dan keibuan sehingga cenderung memilih pekerjaan yang bersifat sosial. Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan jenis kelamin dapat mempengaruhi seorang laki-laki atau perempuan dalam menentukan cita-citanya.


(38)

c. Hubungan Jenis Kelamin dengan Cita-Cita Siswa

Jenis kelamin merupakan pensifatan yang ditentukan secara biologis yang melekat pada jenis kelamin tertentu. Jenis kelamin diduga memiliki pengaruh terhadap cita-cita siswa. Menurut Fakih (1996:8) siswa dengan jenis kelamin laki-laki akan memikirkan masa depan atau cita-cita yang lebih menguntungkan dalam waktu singkat. Siswa dengan jenis kelamin perempuan akan memikirkan masa depan yang lebih mengarahkannya pada kesenangan emosionalnya. Siswa dengan jenis kelamin laki-laki akan mencari pekerjaan yang menurutnya akan memberikan masa depan karier yang bagus, seperti jabatan, tunjangan, dan hal lainnya, sedangkan siswa dengan jenis kelamin perempuan akan mencari pekerjaan yang akan menyalurkan emosionalnya, seperti pengajar, pendamping belajar, dan pekerjaan lain. Siswa dengan jenis kelamin laki-laki cenderung melakukan pekerjaan yang lebih menggunakan tenaga fisiknya daripada perasaannya. Hal tersebut berkebalikan siswa dengan jenis kelamin perempuan yang cenderung melakukan pekerjaannya dengan perasaan dan pencurahan emosi. Dengan demikian jenis kelamin diduga memiliki pengaruh terhadap cita-cita seseorang yang akan dipilih oleh siswa.


(39)

3. Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi

Setiap orang memiliki motivasi yang menjadi faktor yang penting bagi hidupnya. Motivasi perlu dipahami oleh setiap orang sebagai dorongan untuk mengarahkan perilaku seseorang dalam melakukan sesuatu hal dalam proses pencapaian tujuan. Berbagai teori dikemukakan oleh para ahli tentang motivasi. Menurut Mc. Donald (Noer, 2015:240)

Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.”

Menurut Hamalik dalam Djamarah (2011:148) motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi mencapai tujuan. Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah kekuatan (energi) atau dorongan dari dalam individu untuk melakukan suatu tindakan dengan cara tertentu sesuai dengan tujuan yang direncanakan.

b. Pengertian Belajar

Menurut Sardiman AM (2008:19) belajar adalah rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa, dan karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Albert Bandura (1986) dalam Dimyati (1989:122) mengemukakan bahwa belajar lebih dari


(40)

sekedar adanya perubahan dalam tingkah laku yang diamati; belajar adalah pencapaian pengetahuan dan tingkah laku yang dapat diamati yang berdasar pada pengetahuan tersebut.

Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu.

c. Motivasi Belajar

Menurut Clayton Alderfer (Nashar, 2004:42) motivasi belajar adalah kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin. Motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar (Khodijah, 2014:151). Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita. Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar.

Dengan demikian yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah dorongan yang berasal dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai.


(41)

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Dimyati dan Mudjiyono (2009: 97-99) mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi dalam belajar, yakni:

1) Cita-cita dan aspirasi siswa. Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar siswa baik intrinsik (dalam) maupun ekstrinsik (luar). Sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri.

2) Kemampuan siswa. Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan dalam pencapainnya. Kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan.

3) Kondisi siswa. Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi belajar.

4) Kondisi lingkungan siswa. Kondisi lingkungan yang sehat, lingkungan yang aman, tenteram, akan lebih meningkatkan semangat motivasi belajar yang lebih kuat bagi para siswa

e. Jenis-Jenis Motivasi

Jenis-jenis motivasi dapat dibagi ke dalam dua bagian besar, yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik.

1) Motivasi Intrinsik

Motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.


(42)

Dalam aktivitas belajar, motivasi instrinsik sangat diperlukan, terutama belajar sendiri. Seseorang yang tidak memiliki motivasi instrinsik sulit sekali melakukan aktivitas belajar terus menerus. Seseorang yang memiliki motivasi instrinsik selalu ingin maju dalam belajar (Djamarah, 2011: 149-150).

2) Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila anak didik menempatkan tujuan belajarnya di luar faktor-faktor situasi belajar. Motivasi ekstrinsik diperlukan agar siswa mau belajar. Berbagai macam cara bisa dilakukan agar siswa termotivasi untuk belajar (Djamarah, 2011:151).

f. Fungsi-Fungsi dalam Motivasi Belajar

Motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Sehubungan dengan hal tersebut, maka ada tiga fungsi motivasi yaitu (Noer, 2015:251):

1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi.

2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.


(43)

3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

g. Prinsip-Prinsip Motivasi Belajar

Menurut Djamarah (2011:152-155) prinsip-prinsip motivasi belajar yaitu :

1) Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar.

2) Motivasi instrinsik yang tidak memerlukan rangsangan dari luar lebih utama daripada motivasi ekstrinsik yang timbul karena ada rangsangan dari luar.

3) Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman.

4) Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar. 5) Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar.

6) Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar.

Motivasi Belajar adalah dorongan yang berasal dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai. Untuk mencapai tujuan yang dikehendaki oleh siswa


(44)

dibutuhkan motivasi belajar. Dalam hal ini tujuan yang ingin dicapai oleh siswa adalah cita-cita siswa. Adanya cita-cita akan memperkuat motivasi belajar siswa. Motivasi belajar yang kuat akan semakin mempermudah mewujudkan cita-cita seseorang. Untuk mewujudkannya diperlukan motivasi dari dalam (intrinsik) dan motivasi dari luar (ekstrinsik). Jika hal tersebut sudah ada pada setiap siswa maka langkah selanjutnya akan semakin mudah dalam mewujudkan cita-cita. Salah satu fungsi motivasi belajar dapat menentukan arah perbuatan, yakni ke arah yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

h. Hubungan Motivasi Belajar dengan Cita-Cita Siswa

Motivasi belajar memberikan dorongan atau semangat dalam melakukan kegiatan belajar demi mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut Hamalik (2009:175) tujuan adalah sesuatu yang hendak dicapai oleh suatu perbuatan yang akan memuaskan kebutuhan individu. Adanya tujuan yang jelas akan mempengaruhi kebutuhan dan akan mendorong timbulnya motivasi. Seseorang yang mempunyai tujuan yang ingin dicapai hendaknya memiliki motivasi yang kuat untuk mencapai tujuan tersebut (Kompri, 2015:229). Setiap siswa memiliki tujuan dalam hidupnya. Tujuan dalam hidup setiap siswa berkaitan erat dengan cita-cita atau masa depan. Setiap siswa memiliki cita-cita yang ingin dicapai. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut,


(45)

siswa membutuhkan sebuah dorongan atau kekuatan yang berasal dari dari dalam dirinya maupun dari luar dirinya. Motivasi belajar akan mempermudah dalam mewujudkan cita-cita siswa. Motivasi belajar siswa yang tinggi cenderung memiliki cita-cita yang tinggi. Motivasi belajar siswa yang rendah cenderung memiliki cita-cita yang rendah. Tinggi atau kuat motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa menentukan seberapa tinggi cita-cita yang diharapkan siswa. Dengan demikian motivasi belajar diduga memiliki pengaruh terhadap cita-cita siswa.

4. Bimbingan Karier

a. Pengertian Bimbingan

Menurut Moegiadi (1970) dalam Winkel (2004:29) bimbingan merupakan suatu proses pemberian bantuan atau pertolongan kepada individu dalam hal: memahami diri sendiri; menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan; memilih, menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya sendiri dan tuntutan dari lingkungan. Sementara Rochman Natawidjaja (1998:37) mengartikan bimbingan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat, dan kehidupan pada umumnya.


(46)

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan merupakan bagian dari pendidikan dimana proses bantuan diberikan secara terus-menerus dan sistematis dari seseorang agar individu atau kelompok dapat memahami dirinya, menerima dirinya, membuat pilihan, menentukan pilihan, menyesuaikan dirinya dalam memecahkan masalah sehingga terhindar dan dapat mengatasi masalah serta dapat mengambil keputusan terhadap diri sendiri demi tercapainya kebahagiaan hidup.

b. Pengertian Karier

Dewa Ketut Sukardi (1987:17) mengartikan karier sebagai suatu rangkaian pekerjaan-pekerjaan, jabatan-jabatan dan kedudukan yang mengarah pada dunia kerja. Menurut pendapat H.L. Wilensky dalam bukunya Dewa Ketut Sukardi (1987:18) karier adalah suatu riwayat pekerjaan yang teratur di mana dalam setiap pekerjaan yang ditekuni merupakan sebagai suatu persiapan untuk selanjutnya atau masa depan. Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa karier merupakan suatu rangkaian pekerjaan-pekerjaan, jabatan-jabatan, dan kedudukan yang benar-benar sesuai dengan potensi-potensi dalam diri seseorang.

c. Pengertian Bimbingan Karier

Menurut Yusuf dan Nurihsan (2010:11) bimbingan karier merupakan bimbingan untuk membantu individu dalam perencanaan, pengembangan dan pemecahan masalah-masalah karier seperti:


(47)

pemahaman terhadap jabatan dan tugas-tugas kerja, pemahaman kondisi dan kemampuan diri, pemahaman kondisi lingkungan, perencanaan dan pengembangan karier, penyesuaian pekerjaan, dan pemecahan masalah-masalah karier yang dihadapi.

Menurut Winkel (2004:114) bimbingan karier adalah bimbingan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia pekerjaan, dalam memilih lapangan pekerjaan atau jabatan / profesi tertentu serta membekali diri supaya siap memangku jabatan itu, dan dalam menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapangan pekerjaan yang telah dimasuki.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan karier merupakan upaya bantuan terhadap individu agar dapat mengenal dan memahami dirinya, mengenal dunia kerjanya, mengembangkan masa depannya sesuai dengan yang diharapkan, serta mengambil keputusan secara tepat dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambil sehingga mampu mewujudkan kehidupan yang bermakna.

d. Tujuan Bimbingan Karier

Tujuan yang menjadi sasaran bimbingan karier di SMK diantaranya (Dewa Ketut Sukardi, 1987:32) :

1) Dapat memahami dan menilai dirinya sendiri, terutama yang berkaitan dengan potensi yang ada dalam dirinya, mengenai kemampuan, minat, bakat, sikap, dan cita-cita.


(48)

2) Menyadari dan memahami nilai-nilai yang ada pada diri dan masyarakat, sehingga menumbuhkan sikap positif terhadap dunia kerja.

3) Mengetahui berbagai macam pekerjaan yang berhubungan dengan potensi yang ada dalam dirinya, mengetahui jenis-jenis pendidikan dan latihan yang diperlukan bagi suatu bidang tertentu, memahami hubungan bidang usaha dirinya sekarang dengan masa depannya. 4) Menemukan hambatan-hambatan yang mungkin timbul yang

disebabkan oleh dirinya sendiri dan faktor lingkungan, serta mencari jalan untuk dapat mengatasi hambatan-hambatan tersebut. 5) Merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara

rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi.

6) Membentuk pola-pola karier, yaitu kecenderungan arah karier. Misalnya seseorang siswa bercita-cita menjadi seorang guru, maka siswa tersebut senantiasa harus mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan yang relevan dengan karier keguruan tersebut.

Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan bimbingan karier di SMK adalah usaha untuk mengetahui dan memahami diri, serta memberikan persiapan dalam merencanakan dunia karier untuk menuju masa depan dunia.


(49)

e. Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Bimbingan Karier

Menurut Dewa Ketut Sukardi (1987:34) prinsip-prinsip bimbingan karier di sekolah, adalah sebagai berikut:

1) Seluruh siswa hendaknya mendapat kesempatan yang sama untuk mengembangkan dirinya dalam pencapaian kariernya secara tepat. 2) Setiap siswa hendaknya memahami bahwa karier itu adalah

sebagai suatu jalan hidup, dan pendidikan adalah sebagai persiapan untuk hidup.

3) Siswa hendaknya dibantu dalam mengembangkan pemahaman yang cukup memadai terhadap diri sendiri dan kaitannya dengan perkembangan sosial pribadi dan perencanaan pendidikan karier. 4) Siswa secara keseluruhan hendaknya dibantu untuk memperoleh

pemahaman tentang hubungan antara pendidikannya dan kariernya.

5) Setiap siswa hendaknya memilih kesempatan untuk menguji konsep, berbagai peranan dan keterampilannya guna mengembangkan nilai-nilai dan norma-norma yang memiliki aplikasi bagi karier di masa depannya.

6) Program Bimbingan Karier hendaknya diintegrasikan secara fungsional dengan program pendidikan pada umumnya dan program bimbingan dan konseling pada khususnya.


(50)

7) Program Bimbingan Karier hendaknya berpusat di kelas, dengan koordinasi oleh pembimbing, disertai partisipasi orang tua dan konstribusi masyarakat.

Sekolah Menengah Kejuruan memberikan layanan bimbingan karier sebagai wadah para siswa untuk berkonsultasi dan membantu siswa dalam memahami diri dan mampu untuk merencanakan masa depan kariernya secara lebih baik dan matang. Bimbingan karier sangat bermanfaat bagi siswa yang ingin merencanakan atau mempersiapkan kariernya. Siswa yang menerima layanan bimbingan karier akan berbeda dengan siswa yang tidak menerima layanan bimbingan karier. Siswa yang menerima layanan bimbingan karier akan lebih siap dalam karier atau masa depannya, begitu pula dengan sebaliknya. Oleh karena itu adanya bimbingan karier di SMK diharapkan siswa lebih mengenal potensi dalam dirinya sehingga dapat mengarahkan potensinya terhadap karier atau cita-citanya.

f. Hubungan Bimbingan Karier dengan Cita-Cita Siswa SMK

Layanan bimbingan karier memfokuskan kepada layanan informasi terhadap diri siswa, layanan informasi dunia karier dan layanan dalam merencanakan karier. Hal tersebut diharapkan mampu untuk memberikan pengarahan dan pemahaman terhadap siswa-siswanya dalam mengarahkan diri dalam memilih karier yang sesuai dengan keadaan diri. Layanan bimbingan karier yang baik akan memberikan


(51)

informasi mengenai kemampuan diri siswa dan mengarahkan siswa terhadap karier atau cita-citanya. Hal ini sejalan dengan pendapat Sukardi (1987:32) yang mengatakan bahwa salah satu tujuan bimbingan karier adalah merencanakan masa depan atau cita-cita siswa. Siswa yang menerima bimbingan karier yang baik akan mempersiapkan diri dan mengarahkan ke arah karier atau cita-citanya. Semakin baik layanan bimbingan karier yang diterima oleh siswa cenderung semakin tinggi karier atau cita-citanya. Sebaliknya, semakin tidak baik layanan bimbingan karier yang diterima oleh siswa maka cenderung semakin rendah pula karier dan cita-citanya.

B. TajianBHasilBPenelitianByangBRelevanB

1. Penelitian yang dilakukan oleh Fitri Andayani (2004).

Penelitian terdahulu mengenai “Hubungan Antara Persepsi Siswa Terhadap Pelaksanaan Sistem Ganda, Persepsi Siswa Terhadap Bimbingan Karier, dan Prestasi Belajar Siswa dengan Cita-Cita Siswa Setelah Lulus Sekolah Menengah”. Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di SMK YPKK 1 Sleman. Penelitian ini ingin mengetahui mengenai (1) apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa terhadap pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) dengan cita-cita siswa SMK YPKK 1 Sleman?, (2) apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa terhadap bimbingan karier dengan cita-cita siswa SMK YPKK 1


(52)

Sleman?, apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara prestasi belajar siswa dengan cita-cita siswa SMK YPKK 1 Sleman? Hasil penelitian ini menyatakan bahwa (1) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa terhadap pelaksanaan PSG dengan cita-cita setelah lulus sekolah menengah, (2) tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa terhadap pelaksanaan bimbingan karier dengan cita-cita siswa setelah lulus sekolah menengah, (3) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa terhadap pelaksanaan PSG dengan cita-cita siswa sekolah menengah.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Satrio Adi Setiawan (2010)

Satrio Adi Setiawan (2010) telah melakukan penelitian tentang “Pengaruh Umur, Pendidikan, Pendapatan, Pengalaman kerja Dan Jenis kelamin Terhadap Lama Mencari Kerja Bagi Tenaga Kerja Terdidik Di Kota Magelang”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, (1) terdapat pengaruh positif dan signifikan umur terhadap lama mencari kerja bagi tenaga kerja terdidik di kota Magelang, (2) terdapat pengaruh positif dan signifikan pendidikan terhadap terhadap lama mencari kerja bagi tenaga kerja terdidik di kota Magelang, (3) terdapat pengaruh positif dan signifikan pendapatan terhadap variabel lama mencari kerja bagi tenaga kerja terdidik di kota Magelang, (4) terdapat pengaruh positif dan signifikan pengalaman kerja terhadap lama mencari kerja bagi tenaga kerja terdidik di kota Magelang, (5) terdapat


(53)

pengaruh positif dan signifikan jenis kelamin terhadap lama mencari kerja bagi tenaga kerja terdidik di kota Magelang.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Cicilia Sari Wahyuni (2004)

Cicilia telah melakukan penelitian tentang “ Hubungan Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru,Motivasi Belajar, dan Kegiatan Belajar Dengan hasil Belajar Akuntansi Siswa Tarakanita Kalasan Sleman”. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa, (1) terdapat hubungan positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan hasil belajar akuntansi keuangan, (2) terdapat hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar akuntansi keuangan, (3) terdapat hubungan positif dan signifikan antara kegiatan belajar dengan hasil belajar akuntansi keuangan, (4) persepsi siswa tentang kompetensi guru, motivasi belajar, dan kegiatan belajar mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan hasil belajar akuntansi keuangan.

C. TerangkaBBerpikirB

1. Pengaruh Jenis Kelamin Terhadap Cita-cita Siswa SMKB

Jenis kelamin merupakan pengkategorian seks secara biologis yang terungkap dari identitas diri sebagai laki-laki maupun wanita. Laki-laki dan wanita memiliki karakter yang berbeda, misalnya saja: pria tegas, mandiri, dan berkompetensi sedangkan wanita sabar dan penyayang. Menurut Kartono (1981:20), siswa dengan jenis kelamin laki-laki lebih


(54)

menyukai pekerjaan yang membutuhkan pemikiran, sedangkan siswa dengan jenis kelamin perempuan lebih menyukai pekerjaan bersifat sosial, seperti guru. Siswa dengan jenis kelamin laki-laki akan memilih pekerjaan yang sesuai dengan cita-citanya, begitu pula dengan siswa perempuan. Siswa dengan jenis kelamin laki-laki lebih mampu berpikir secara rasional sedangkan siswa dengan jenis kelamin wanita lebih menggunakan perasaannya. Siswa dengan jenis kelamin laki-laki akan mencari pekerjaan yang membutuhkan pemikiran yang menurutnya akan memberikan masa depan karier yang bagus, seperti jabatan, tunjangan, dan hal lainnya, sedangkan siswa dengan jenis kelamin perempuan akan mencari pekerjaan yang akan menyalurkan emosionalnya, seperti pengajar, pendamping belajar, perawat, dan pekerjaan lain. Dengan demikian jenis kelamin memiliki pengaruh terhadap cita-cita siswa SMK.B

2. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Cita-Cita SMK

Motivasi belajar adalah usaha-usaha seorang siswa untuk mengupayakan segala daya untuk belajar sehingga siswa ingin melakukan proses pembelajaran. Motivasi belajar sebagai dorongan untuk mengarahkan perilaku seseorang dalam melakukan kegiatan belajar dalam proses pencapaian tujuan. Setiap siswa memiliki tujuan kesuksesan dan kebahagian dalam hidupnya atau sering disebut cita-cita. Untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan motivasi belajar. Siswa SMK yang dipersiapkan sebagai tenaga kerja diharapkan


(55)

mempunyai motivasi belajar yang tinggi, karena dengan motivasi belajar yang tinggi seseorang akan bersungguh-sungguh untuk mencapai cita-citanya. Hal ini sejalan dengan pendapat Spilanne (1987:1) yang mengatakan bahwa semakin tingggi motivasi belajar siswa maka semakin tinggi cita-cita yang diharapkan siswa. Menurut Dimyati dan Mudjiyono (2009:97-99), adanya cita-cita akan memperkuat motivasi belajar siswa baik secara intrinsik maupun ekstrinik. Motivasi intrinsik lebih kuat dan lebih baik daripada motivasi ekstrinsik. Semakin tinggi motivasi belajar seorang siswa semakin tinggi usahanya dalam mewujudkan cita-citanya. Sebaliknya, semakin kecil motivasi belajar seorang siswa semakin kecil usahanya dalam mewujudkan cita-citanya. Seorang siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah akan menjadi penghambat dalam mewujudkan cita-citanya. Dengan demikian tinggi atau kecilnya motivasi belajar yang dimiliki siswa sangat mempengaruhi tinggi rendahnya cita-cita siswa.

3. Pengaruh Bimbingan Karier Terhadap Cita-Cita SMK

Siswa SMK sebagai calon tenaga tenaga terampil diharapkan mampu untuk membekali diri dalam merencanakan masa depannya. Dalam kaitannya dengan perencanaan masa depan, pihak sekolah telah memberikan layanan khusus sebagai jembatan siswa dalam mewujudkan cita-cita dimasa depannya. Layanan bimbingan karier yang diselenggarakan di SMK khususnya bidang Bisnis dan


(56)

Manajemen, menitik beratkan kepada layanan informasi terhadap diri siswa, layanan informasi dunia karier dan layanan dalam merencanakan karier. Bimbingan karier memberikan pemahaman kepada siswa dalam berkarier, bahwa setelah lulus, mereka membutuhkan suatu tempat dan karya untuk mengaplikasikan ilmu yang telah diterima dibangku sekolah. Karier tersebut dijadikan sarana untuk mencapai kebahagiaan hidup dan masa depannya.

Semakin baik atau kurang baik layanan bimbingan karier yang diterima oleh siswa menentukan tinggi atau rendahnya cita-cita seseorang siswa. Siswa yang menerima bimbingan karier yang baik akan berbeda dengan siswa yang menerima bimbingan karier yang kurangbaik. Bimbingan karier yang baik adalah bimbingan yang memberikan informasi mengenai pemahaman diri sendiri, informasi mengenai karier yang berkaitan dengan cita-citanya, serta memberikan pengarahan karier. Bimbingan karier yang baik hendaknya dilakukan secara berkelanjutan agar setiap siswa lebih matang merencanakan cita-citanya (Sukardi,1987:222). Dengan demikian baik atau tidak baik informasi bimbingan karier yang diterima siswa sangat menentukan tinggi rendahnya cita-cita seorang siswa.

D. PerumusanBHipotesisB

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam


(57)

bentuk pernyataan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2011: 96). Dalam penelitian ini hipotesis dirumuskan sebagai berikut:

1. Hipotesis I

Ha1 : Ada pengaruh jenis kelamin terhadap cita-cita siswa

Sekolah Menengah Kejuruan.

H01 : Tidak ada pengaruh jenis kelamin terhadap cita-cita siswa

Sekolah Menengah Kejuruan. 2. Hipotesis II

Ha2 : Ada pengaruh positif dan signifikan motivasi belajar

terhadap cita-cita siswa Sekolah Menengah Kejuruan.

H02 : Tidak ada pengaruh positif dan signifikan motivasi belajar

terhadap cita-cita siswa Sekolah Menengah Kejuruan. 3. Hipotesis III

Ha3 : Ada pengaruh positif dan signifikan bimbingan karier

terhadap cita-cita siswa Sekolah Menengah Kejuruan. H03 : Tidak ada pengaruh positif dan signifikan bimbingan karier


(58)

38 BABBIIIB

METODEBPENELITIANB B

A. JenisBPenelitianB

Jenis penelitian ini merspakan penelitian deskriptif korelasional dengan metode penelitian Ex Post Facto. Penelitian ini diarahkan sntsk menjelaskan pengarsh jenis kelamin, motivasi belajar, dan bimbingan karier terhadap cita-cita siswa SMK.Penelitian Ex Post Facto adalah penelitian yang dilakskan sntsk meneliti peristiwa yang telah terjadi yang kemsdian mersnst ke belakang sntsk mengetahsi faktor-faktor yang dapat menimbslkan kejadian tersebst. Penelitian ini jsga termassk penelitian stsdi kasss yaits penelitian yang dilakskan pada Sekolah Menengah Kejsrsan Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen di Kota Yogyakarta dan tidak dapat di generalisasikan pada sekolah di lsar SMK Kota Yogyakarta Bidang Keahlian Binis dan Manajemen.

B. TempatBdanBWaktuBPenelitianB 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakskan pada SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen di Kota Yogyakarta. SMK yang menjadi tempat penelitian disajikan pada tabel 3.1 berikst:


(59)

TabelB3.1B

TempatBPenelitianBSMKBbidangBkeahlianBBisnisBdanBManaiemenBB diBKotaBYogyakartaB

NoB NamaBSekolahB StatusB

1. SMK N 1 Negeri

2. SMK N 7 Negeri

3. SMK Mshammadiyah 1 Swasta

4. SMK Mshammadiyah 2 Swasta

5. SMK Marssdi Lshsr Swasta

6. SMK BOPKRI 1 Swasta

7. SMK Piri 3 Swasta

8. SMK Koperasi Swasta

9. SMK Pembangsnan Swasta

B 2. Wakts Penelitian

Penelitian ini dilakskan pada tanggal 10 November 2015 sampai dengan 8 April 2016.

C. SubiekBdanBObiekBPenelitianB 1. Ssbjek Penelitian

Yang menjadi ssbjek penelitian adalah siswa kelas XI SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Kota Yogyakarta.

2. Objek Penelitian

Yang menjadi objek penelitian adalah cita-cita siswa, jenis kelamin, motivasi belajar, dan bimbingan karier siswa kelas XI SMK dalam Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Kota Yogyakarta.


(60)

D. Populasi,BSampel,BdanBTeknikBPenarikanBSampelB 1. Popslasi PenelitianB

Mensrst Ssgiyono (2012:117) popslasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atas ssbyek yang menjadi ksantitas dan karakteristik tertents yang ditetapkan oleh peneliti sntsk di pelajari dan kemsdian ditarik kesimpslannya. Dalam penelitian ini yang menjadi popslasi adalah siswa SMK kelas XI Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Kota Yogyakarta. Popslasi penelitian dapat dilihat pada tabel 3.2.

TabelB3.2B

PopulasiBSiswaBSMKBKelasBXIBBidangBKeahlianBBisnisBdanB ManaiemenBKotaBYogyakartaB

NoB NamaBSekolahB SekolahBStatusB JumlahBSiswaB AKB APB PMBJumlahBKelasB

1. SMK N 1 Negeri 191 2 2 2

2. SMK N 7 Negeri 192 3 2 1

3. SMK Mshammadiyah 1 Swasta 35 1

4. SMK Mshammadiyah 2 Swasta 48 1 1

5. SMK Marssdi Lshsr 1 Swasta 13 1 1

6. SMK BOPKRI 1 Swasta 33 1 1

7. SMK PIRI 3 Swasta 23 1 1

8. SMK Koperasi Swasta 92 3 1

9. SMK Pembangsnan Swasta 29 1

Jsmlah 656 14 8 4

Keterangan:

AK = Akuntasi

AP = Administrasi Perkantoran

PM = Pemasaran

2. Uksran Sampel

Mensrst Ssgiyono (2007:73) sampel adalah bagian dari jsmlah dan karakteristik yang dimiliki oleh popslasi. Sampel penelitian adalah sebagian popslasi yang diambil sebagai ssmber data dan dapat


(61)

mewakili selsrsh popslasi. Untsk menentskan sksran sampel ditentskan berdasarkan rsmss Slovin (Siregar, 2004:65) yaits sebagai berikst:

= 1 + Keterangan:

n = jsmlah sampel N = jsmlah popslasi

e = batas toleransi kesalahan dengan Margin of Error sebesar 5%.

= 656

1 + 656(0,05) = 248

Dengan rsmss Slovin diperoleh sampel sntsk SMK sebesar 248 sampel. Berdasarkan pertimbangan peneliti, maka peneliti menambah 10% lebih banyak dari jsmlah sampel yang bertsjsan sntsk mengantisipasi kesalahan atas kerssakan data pada saat pengambilan, sehingga hasil penentsan sksran sampel SMK setelah ditambah 10% dari jsmlah sampel sebesar 273 sampel. Hasil perhitsngan sebagai berikst:

= 248 + (10% x 248) = 272,8

= 273( )

3. Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel yang digsnakan dalam penelitian ini adalah teknik Cluster Random Sampling, yaits pengambilan sampel yang dilakskan terhadap sampel snit (individs) dimana sampling


(62)

snitnya berada dalam sats kelompok (Cluster). Dalam menentskan sampel, peneliti melakskan langkah-langkah sebagai berikst:

a. Menentskan Sekolah

Anggota sampel SMK dipilih berdasarkan kriteria sekolah yang telah ditentskan yaits memiliki program keahlian/jsrssan bisnis dan manajemen (Administrasi Perkantoran, Aksntansi dan Pemasaran).Terdapat 9 SMK di kota Yogyakarta yang memiliki program keahlian bisnis dan manajemen, diantaranya 2 SMK yang berstatss Negeri dan 7 SMK yang berstatss Swasta (tabel 3.2).

b. Menentskan Kelas

Setelah menentskan sekolah yang menjadi sampel, langkah selanjstnya adalah menentskan kelas yang akan menjadi sampel. Kelas yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah kelas XI, karena siswa kelas XI ssdah dapat menyessaikan diri dan sedang tidak mempersiapkan sjian. Dalam teknik Cluster Random Sampling, pengambilan kelas dilakskan secara random atas acak dengan jsmlah sampel minimal 273 sampel. Berikst ini disajikan tabel hasil proporsi kelas XI pada Program Keahlian Aksntansi, Pemasaran, dan Administrasi Perkantoran.


(63)

TabelB3.3B

HasilBProporsiBKelasBXIBPadaBProgramBKeahlianBAkuntansiB(Ak),B PemasaranB(Pm),BdanBAdminstrasiBPerkantoranB(AP)B

No Nama Sekolah Kelas XI Proporsi Kelas Jsmlah Kelas

Sampel Ak Pm AP Jsmla

h

1 SMK N 1 2 2 2

12

Kelas 46% 6 Kelas

2 SMK N 7 3 1 2

Jsmlah Kelas SMK N 5 3 4

3 SMK Mshammadiyah 1 1 - -

14

Kelas 54% 7 Kelas

4 SMK Mshammadiyah 2 1 - 1

5 SMK Marssdi Lshsr 1 1 - 1

6 SMK Bopkri 1 1 - 1

7 SMK Piri 3 1 - 1

8 SMK Koperasi 3 1 -

9 SMK Pembangsnan 1 - -

Jsmlah Kelas SMK Swasta 9 1 4

Jsmlah Keselsrshan 14 4 8 26 100% 13

Berdasarkan tabel 3.3 mensnjskkan bahwa jsmlah sampel SMK Negeri yaits6 kelas dan jsmlah sampel SMK Swastaada 7 kelas. Menentskan jsmlah kelas SMK Negeri sntsk masing-masing jsrssan sessai dengan proporsi popslasi jsrssan yaits jsmlah kelas sampel SMK Negeri dibagi dengan jsmlah kelas SMK Negeri sehingga diperoleh persentase jsmlah kelas SMK Negeri adalah 50%. Kemsdian hasil persentase tersebstdikali dengan jsmlah kelas SMK Negeri jsrssan Aksntansi sehingga diperoleh 3 kelas dengan jsrssan aksntansi. Untsk menentskan jsmlah kelas sampel jsrssan Pemasaran adalah hasil persentase dikali dengan jsmlah kelas SMK Negeri jsrssan Pemasaran sehingga diperoleh 1 kelas jsrssan Pemasaran. Untsk menentskan jsmlah kelas sampel jsrssan Administrasi Perkantoran adalah hasil


(64)

persentase dikali dengan jsmlah kelas SMK Negeri jsrssan Administrasi Perkantoran sehingga diperoleh 2 kelas jsrssan Administrasi Perkantoran.

Menentskan jsmlah kelas SMK Swasta sntsk masing-masing jsrssan sessai dengan proporsi popslasi jsrssan yaits jsmlah kelas sampel SMK Swasta dibagi dengan jsmlah kelas SMK Swasta sehingga diperoleh persentase jsmlah kelas SMK Swasta adalah 50%. Kemsdian hasil persentase tersebst dikali dengan jsmlah kelas SMK Swasta jsrssan Aksntansi sehingga diperoleh 4 kelas dengan jsrssan aksntansi. Untsk menentskan jsmlah kelas sampel jsrssan Pemasaran adalah hasil persentase dikali dengan jsmlah kelas SMK Swasta jsrssan Pemasaran sehingga diperoleh 1 kelas jsrssan Pemasaran. Untsk menentskan jsmlah kelas sampel jsrssan Administrasi Perkantoran adalah hasil persentase dikali dengan jsmlah kelas SMK Swasta jsrssan Administrasi Perkantoran sehingga diperoleh 2 kelas jsrssan Administrasi Perkantoran.

c. Menentskan Jsrssan

Setelah menentskan jsmlah kelas sntsk masing-masing jsrssan baik SMK Negeri maspsn SMK Swasta, langkah selanjstnya adalah menentskan jsrssan. Diassmsikan jsmlah siswa SMK Negeri pada setiap jsrssan adalah 30 siswadan jsmlah siswa SMK Swasta pada setiap jsrssan adalah 20 siswa.


(65)

Dalam menentskan jsrssan dilakskan dengan pengsndian/acak pada setiap jsrssan baik SMK negeri maspsn SMK Swasta. Berikst disajikan tabel hasil pengambilan jsrssan secara acak di SMK Negeri dan SMK Swasta.

TabelB3.4B

HasilBPengundianBJurusanBSMKBNegeriBdanBSMKBSwastaB NoB NamaBSekolahB JurusanB JumlahB SiswaB

1. SMK N 1 Pm I Ak I 32 32

AP II 32

2. SMK N 7

Ak I 28

Ak III 29

AP I 24

BBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBAkB3;BPmB1;BAPB2B 177B

3. SMK Pembangsnan Ak I 25

4. SMK Mshammadiyah 1 Ak I 34

5. SMK Marssdi Lshsr Ak I 5

AP I 8

6. SMK Mshammadiyah 2 AP I 26

7. SMK Piri 3 AP I 13

8. SMK Bopkri 1 AP I 10

9. SMK Koperasi 1 PM I 32

BBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBAkB3;BPmB1;BAPB4B 153B JumlahBSeluruhBSiswaB 330B Berdasarkan hasil pengsndian jsrssan pada tabel 3.4 mensnjskkan bahwa SMK Negeri jsrssan Aksntansi ada 3 kelas, jsrssan Pemasaran ada 1 kelas , dan jsrssan Administrasi perkantoran ada 2 kelas. Sedangkan pada SMK Swasta jsrssan Aksntansi ada 3 kelas, jsrssan Pemasaran ada 1 kelas, dan jsrssan Administrasi Perkantoran ada 4 kelas. Penentsan jsmlah kelas sntsk masing-masing jsrssan pada SMK Swasta bersbah


(66)

pada saat mengsndi masing-masing jsrssan di SMK Swasta. Adanya persbahaan ini dikarenakan jsmlah siswa SMK Bopkri 1 dan SMK Piri 3 pada jsrssan Administrasi Perkantoran ksrang dari 20 siswa.

Setelah dilakskan pengsndian terhadap masing-masing jsrssan ternyata jsmlah siswa sebagai responden didapat 330 siswa lebih banyak daripada perhitsngan jsmlah sampel minimal yang dibstshkan yaits 273 siswa, sehingga menghasilkan selisih 57 siswa. Jsmlah selisih tersebst relatif kecil sehingga peneliti menentskan pengambilan sampel yang akan digsnakan adalah sejsmlah responden yang didapat yaits 330 siswa. Oleh karena jsmlah sampel yang telah didapat sebanyak 330 siswa lebih besar dari sampel yang telah dihitsng sebelsmnya mengakibatkan

margin of error bersbah dari 5% menjadi 3,8% seperti pada perhitsngan di bawah ini:

330 = 1 + 656 656

330(1 + 656 ) = 656

330 + 216480 e2 = 656 216480 e2 = 656 - 330 216480 e2 = 326 e2 = 326/216480 e2 = 0,0015059128 e = 0,0388060


(67)

e = 3,8 %

E. VariabelBPenelitianBdanBPengukurannyaB 1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah ssats atribst atas sifat atas nilai dari orang, objek atas kegiatan yang mempsnyai variasi tertents yang ditetapkan oleh peneliti sntsk dipelajari dan kemsdian ditarik kesimpslannya (Ssgiyono, 2012:61). Dalam penelitian ini terdapat dsa variabel pokok yaits variabel bebas atas independent variable dan variabel terikat atas dependent variable.

a. Variabel Bebas atas Independent Variable

Mensrst Nawawi (1994:50), variabel bebas adalah himpsnan sejsmlah gejala yang mewakili berbagai aspek atas snssr yang berfsngsi mempengarshi atas menentskan msncslnya variabel lain yang disebst variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variabel jenis kelamin, motivasi belajar, dan bimbingan karier. 1) Jenis Kelamin (X1)

Jenis kelamin adalah pensifatan atas pembagian dsa jenis kelamin manssia yang ditentskan secara biologis yang melekat pada jenis kelamin tertents. Jenis kelamin dalam penelitian ini digolongkan menjadi dsa yaits laki-laki dan perempsan.


(68)

2) Motivasi Belajar (X2)

Dorongan yang berasal dalam diri siswa yang menimbslkan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tsjsan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai. Untsk mengsmpslkan data mengenai motivasi belajar peneliti menggsnakan teknik ksesioner.

3) Bimbingan Karier (X3)

Upaya bantsan terhadap individs agar dapat mengenal dan memahami dirinya, mengenal dsnia kerjanya, mengembangkan masa depannya sessai dengan yang diharapkan, serta mengambil kepstssan secara tepat dan bertanggsng jawab atas kepstssan yang diambil sehingga mamps mewsjsdkan kehidspan yang bermakna. Untsk mengsmpslkan data mengenai motivasi belajar peneliti menggsnakan teknik ksesioner.

b. Variabel Terikat atas Dependent Variable(Y)

Variabel terikat adalah himpsnan sejsmlah gejala yang memiliki sejsmlah aspek atas snssr di dalamnya yang berfsngsi menerima atas menyessaikan diri dengan kondisi variabel lain yang disebst variabel bebas. Variabel terikat merspakan variabel yang dipengarshi atas menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Pada penelitian ini variabel terikatnya adalah cita-cita siswa SMK kelas XI Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen kota Yogyakarta.


(69)

2. Pengsksran Variabel

a. Variabel cita-cita, variabel motivasi belajar, dan bimbingan karier disksr dengan menggsnakan skala sikap likert. Skala likert merspakan skala yang dapat digsnakan sntsk mengsksr sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang ssats objek atas fenomena tertents (Siregar 2010: 138). Skala likert dimodifikasi menjadi 4 opsi jawaban yaits Sangat Setsjs, Setsjs, Tidak Setsjs, Sangat Tidak Setsjs. Untsk pernyataan positif jawaban sangat setsjs, Setsjs, Tidak Setsjs, Sangat Tidak Setsjs secara bertsrst-tsrst diberi skor 4, 3, 2, 1 sedangkan pernyataan yang bersifat negatif Sangat Setsjs, Setsjs, Tidak Setsjs, Sangat Tidak Setsjs diberi skor 1, 2, 3,4.

TabelB3.5B

PenentuanBSkorBmenurutBSkalaBLikertB JenisB

PernyataanB SetuiuB(SS)B SetuiuB(S)BSangatB

KurangB SetuiuB

(KS)B

TidakB SetuiuB (TS)B

Positif 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4

b. Variabel jenis kelamin termassk dalam variabel dummy, yang dikategorikan ke dalam perempsan dan laki-laki. Perempsan diberi skor 1 dan Laki-laki diberi skor 2.

F. TeknikBPengumpulanBDataB 1. Ksesioner

Dalam penelitian, teknik pengsmpslan data merspakan faktor penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara


(70)

mengsmpslkan data, siapa ssmbernya, dan apa alat yang digsnakan. Penelitian ini menggsnakan ksesioner/angket sebagai metode pengsmpslan data.

Angket / ksesioner adalah teknik pengsmpslan data yang dilakskan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atas pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden sntsk dijawabnya. Meskipsn terlihat msdah, teknik pengsmpslan data melalsi angket csksp lama dilakskan jika respondennya csksp besar dan tersebar di berbagai wilayah. Angket yang digsnakan berspa angket tertstsp, yaits angket yang telah dilengkapi dengan pilihan jawaban sehingga responden hanya memberi tanda check list pada jawaban yang dipilih. Beberapa hal yang perls diperhatikan dalam penysssnan angket mensrst Uma Sekaran (Ssgiyono, 2007:163) terkait dengan prinsip penslisan angket, prinsip pengsksran dan penampilan fisik.

Prinsip Penslisan angket menyangkst beberapa faktor antara lain :

a. Isi dan tsjsan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditsjskan sntsk mengsksr maka harss ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban. b. Bahasa yang digsnakan harss disessaikan dengan kemampsan

responden. Tidak msngkin menggsnakan bahasa yang pensh istilah-istilah bahasa Inggris pada responden yang tidak mengerti bahasa Inggris, dsb.

c. Tipe dan bentsk pertanyaan apakah terbska atas tertstsp. Jika terbska artinya jawaban yang diberikan adalah bebas, sedangkan jika


(1)

(2)

172 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

(4)

174 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

(6)

176 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI