Kojic Acid Dipalmitate KAD

7

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA

A. Kojic Acid Dipalmitate KAD

Gambar 1. Struktur molekul kojic acid dipalmitate KAD Balaguer, Salvador, and Chisvert, 2008 KAD gambar 1 berupa serbuk putih yang bersifat liposoluble, stabil terhadap panas dan cahaya, serta stabil dalam rentang kondisi pH yang lebar yaitu dalam rentang pH 4 hingga pH 9 yang secara in situ akan terhidrolisis oleh enzim esterase pada sel kulit menjadi KA Cho et al., 2012; Gonçalez et al., 2015. KA merupakan antioxidant scavenger dan agen anti-tirosinase yang baik karena memiliki kemampuan sebagai agen pengkelat logam transisi seperti Cu 2+ dan Fe 3+ Gonçalez et al., 2013. Antioxidant scavenger adalah salah satu mekanisme penetralan radikal bebas yang bersifat tidak stabil dan reaktif dalam mencari elektron. Keberadaan radikal bebas dalam tubuh dapat menyebabkan terjadinya aging Ardhie, 2011. Formulasi dengan KA sebagai zat aktif memiliki beberapa kendala, diantaranya diperlukan KA dalam dosis tinggi di atas 2 untuk mencapai aktivitasnya, kesulitan dalam formulasi pada sediaan berbasis minyak karena sifatnya yang tidak liposoluble, serta sifat KA yang tidak stabil terhadap suhu dan cahaya. Karena kendala tersebut, KA dibuat dalam bentuk ester agar memiliki aktivitas lebih tinggi karena bersifat liposoluble, dan stabil terhadap suhu dan cahaya, di mana salah satu bentuk ester dari KA adalah KAD Cho et al., 2012; Lajis, et al., 2013; Gonçalez, et al., 2015. KAD menunjukkan sifat antioksidan dalam konsentrasi 1,25 dalam sediaan emulsi WOW. Sifat antioksidan dibuktikan dengan menggunakan uji DPPH 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl dan menunjukkan hasil bahwa sediaan emulsi WOW yang mengandung 1,25 KAD dapat melakukan inhibisi DPPH. Sifat antioksidan KAD akan meningkat jika KAD terdapat dalam suatu sediaan yang stabil, dibuktikan dari hasil perbandingan nilai inhibisi yang diperoleh antara inhibisi KAD bebas tidak di dalam suatu sediaan, inhibisi KAD yang terkandung dalam sediaan bukan emulsi WOW, dan inhibisi KAD dalam sediaan emulsi WOW yang menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan, dan nilai inhibisi KAD pada sediaan emulsi WOW menujukkan nilai yang terbesar Gonçalez et al., 2015.

B. Nanokrim

Dokumen yang terkait

FORMULASI MIKROEMULSI MINYAK KELAPA DENGAN KOMBINASI DUA SURFAKTAN TWEEN 80 DAN GLISERIL MONOSTEARAT (GMS) ATAU DENGAN LESITIN

5 23 47

FORMULASI MIKROEMULSI MINYAK KELAPA SAWIT DALAM AIR MENGGUNAKAN KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN GLISEROL MONOSTEARAT ATAU LESITIN

0 11 37

PENGOLAHAN ABU SEKAM PADI DENGAN SURFAKTAN POLIETILEN GLIKOL MENJADI NANO PARTIKEL.

0 4 72

UPAYA PENINGKATAN KELARUTAN HIDROKLORTIAZIDA DENGAN PENAMBAHAN SURFAKTAN TWEEN 80 UPAYA PENINGKATAN KELARUTAN HIDROKLORTIAZIDA DENGAN PENAMBAHAN SURFAKTAN TWEEN 80.

0 0 7

Pengaruh variasi fase minyak virgin coconut oil dan medium-chain triglycerides oil terhadap stabilitas fisik nanoemulsi minyak biji delima dengan kombinasi surfaktan tween 80 dan kosurfaktan PEG 400.

3 54 98

Pembuatan nanokrim kojic acid dipalmitate dengan kombinasi surfaktan tween 80 dan span 80 menggunakan mixer.

4 50 88

Pembuatan nanokrim kojic acid dipalmitate dengan kombinasi surfaktan tween 80 dan kosurfaktan propilen glikol menggunakan mixer.

4 20 81

EFEK PERBANDINGAN SURFAKTAN DAN KOSURFAKTAN PADA MIKROEMULSI OVALBUMIN TIPE WO DENGAN MINYAK KEDELAI TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK DAN KIMIA (Mikroemulsi WO dengan Surfaktan Span 80 –Tween 80 : Kosurfaktan Etanol 96= 5:1; 6:1 dan 7:1)

0 0 130

SURFAKTAN TWEEN 80 DAN KOSURFAKTAN PEG 400 MENGGUNAKAN METODE SNEDDS (SELF-NANOEMULSIFYING DRUG DELIVERY SYSTEM)

1 5 18

Pengaruh perbandingan Surfaktan Tween 80 dan kosurfaktan PEG 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan alfa tokoferol untuk antiaging - USD Repository

0 1 158