selama 15 menit, kemudian ditambahkan zat aktif dan dicampur kembali selama 30 menit, lalu ditambahkan fase air dan kembali dicampur selama 30 menit.
Pada metode pembuatan nanokrim KAD yang dilakukan juga sama- sama dimulai dengan mencampurkan fase minyak, surfaktan, dan kosurfaktan
yaitu VCO, Tween 80, dan PEG 400 dengan menggunakan mixer di dalam mangkuk plastik selama 15 menit. Setelah itu ditambahkan zat aktif KAD ke
dalam campuran dan dicampur kembali selama 30 menit. Aquadest sebagai fase air ditambahkan ke dalam campuran dan dilakukan pencampuran kembali
selama 30 menit.
3. Evaluasi sifat fisik sediaan nanokrim KAD
a. Uji organoleptis. Pengamatan secara visual terhadap bau, warna, bentuk
atau konsistensi, dan ada tidaknya pemisahan fase sediaan nanokrim. b.
Uji homogenitas. Sediaan nanokrim diletakkan di atas gelas objek, kemudian ditutup dengan penutup lalu diamati homogenitas dari dispersi
partikelnya. c.
Uji pH. Pengukuran pH sediaan nanokrim menggunakan pH meter, dilakukan dengan cara mencelupkan elektroda ke dalam nanokrim dan hasil
pH akan langsung muncul pada layar setelah beberapa saat. Alat pH meter harus terkalibrasi secara berkala sesuai dengan indikator kebutuhan
kalibrasi yang tertera pada layar pH meter. Kalibrasi dilakukan dengan menggunakan larutan buffer standar dengan pH 4 dan pH 7, pH meter harus
bisa menunjukkan nilai pH yang benar sesuai dengan nilai pH buffer. Elektroda dicuci dengan aquadest setiap kali digunakan.
d. Uji tipe nanokrim. Uji dilakukan dengan mendispersikan nanokrim ke
dalam fase air 1:100 dan juga ke dalam fase minyak 1:100. Nanokrim yang dapat terdispersi sempurna dalam fase air aquadest menunjukkan
tipe nanokrim OW, dan jika nanokrim dapat terdispersi sempurna dalam fase minyak VCO menunjukkan tipe nanokrim WO.
e. Uji ukuran droplet. Pengujian ukuran droplet
nanokrim dilakukan dengan menggunakan PSA tipe dinamic light scattering. Pengujian dimulai dengan
mengencerkan sampel sampai 1000 kali menggunakan akuabides, kemudian sampel dimasukkan ke dalam kuvet kaca dan diletakkan ke dalam
alat PSA. Alat PSA akan bekerja dengan menembak droplet dengan sinar pada sudut 90°, droplet akan menghamburkan sinar dan hamburan sinar
akan terbaca sebagai ukuran droplet pada program Horiba SZ-100. f.
Uji viskositas. Pengukuran viskositas dilakukan menggunakan viskometer Merlin VR dengan sistem co-axial cylinders. Sediaan nanokrim diisi ke
dalam tabung co-axial cylinders sampai setengah penuh, kemudian silinder bagian atas dari co-axial cylinders diturunkan dan diukur viskositasnya
pada rentang kecepatan 1-250 rpm. Hasil nilai viskositas langsung terbaca dengan menggunakan program Rheosys micra.
g. Uji daya sebar. Sediaan nanokrim ditimbang sebanyak 1 gram, diletakkan
di atas kaca ekstensometer dengan alas millimeter block pada bagian tengah dan ditutup selama 1 menit dengan penutup kaca dan beban sebesar 125
gram. Diameter sebaran sediaan diukur dengan mengambil panjang dari empat sisi lingkaran sebaran dan dirata-rata.
h. Uji daya lekat. Sediaan nanokrim ditimbang sebanyak 0,03 gram, diletakkan
pada gelas objek dan ditambahkan beban sebesar 1 kg selama 60 detik. Setelah itu beban diturunkan, dan gelas objek ditarik dengan beban anak
timbang seberat 80 gram. Waktu yang dibutuhkan gelas objek sampai saling lepas dicatat.
i. Perhitungan rasio pemisahan fase. Uji rasio pemisahan fase dilakukan jika
terjadi pemisahan fase emulsi pada nanokrim. Uji rasio pemisahan fase dihitung dengan membandingkan volume emulsi yang memisah dengan
volume total emulsi.
4. Evaluasi stabilitas fisik sediaan nanokrim