cahaya sehingga dapat diketahui shelf-life dari sediaan tersebut Abdulkarim et al., 2010b.
Pengujian stabilitas suatu sediaan jangka panjang real time stability testing dapat dilakukan dalam waktu minimal selama enam bulan, di mana
membutuhkan waktu dan biaya dalam melakukannya. Oleh karena itu, uji stabilitas dilakukan dengan metode uji stabilitas dipercepat atau accelerated stability testing
yang dapat memprediksi stabilitas sediaan dengan perlakuan penyimpanan produk pada kondisi tertentu, yaitu untuk penyimpanan sediaan nanoemulsi dilakukan pada
suhu 40 ± 2°C dengan relative humidity RH sebesar 75 ± 5 selama satu bulan atau 30 hari Kumar, Sasikanth, Sabareesh, and Donabaru, 2011.
Parameter yang diukur dalam uji stabilitas meliputi sifat fisikokimia nanoemulsi meliputi:
1. Sifat organoleptis
Sifat organoleptis meliputi pengamatan secara visual terhadap bau, warna, bentuk sediaan nanokrim. Sifat organoleptis dapat mencerminkan
keadaan fisik sediaan yang dirasakan oleh indra manusia Abdulkarim et al., 2010b.
2. Homogenitas
Homogenitas menunjukkan ketercampuran yang baik dari bahan- bahan sediaan. Sediaan yang homogen menunjukkan keberadaan zat aktif yang
merata dan kesamaan dosis di setiap penggunaan. Jika terjadi perubahan homogenitas menandakan terjadinya ketidak-rataan bahan dan zat aktif
Gonçalves, Srebernich, and Souza, 2011. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. pH
Perubahan yang terjadi pada pH sediaan mengindikasikan terjadinya degradasi atau ionisasi dari salah satu atau lebih bahan dalam sediaan. Efek
yang dapat ditimbulkan dari degradasi bahan dalam sediaan adalah jika bahan terdegradasi menjadi senyawa bersifat toksik yang membahayakan
Abdulkarim et al., 2010b. pH sediaan topikal disesuiakan dengan pH kulit yaitu sebesar 4,5-7 untuk mencegah terjadinya iritasi Swastika, Mufrod, and
Purwanto, 2013.
4. Tipe nanokrim
Suatu sediaan nanokrim dapat memiliki tipe oil in water OW atau tipe water in oil WO. Perubahan tipe nanokrim mengindikasikan terjadinya
ketidakstabilan emulsi Abdulkarim et al., 2010b.
5. Ukuran droplet
Pengukuran droplet merupakan faktor terpenting dalam melihat stabilitas emulsi karena perubahan ukuran droplet yang terjadi dapat
menunjukkan langsung terjadinya ketidakstabilan emulsi Abdulkarim et al., 2010b.
6. Viskositas
Penurunan nilai viskositas setelah masa penyimpanan dapat mengindikasikan ketidakstabilan emulsi secara kinetika, di mana droplet dapat
bergerak bebas dan saling bergabung dan memiliki kecenderungan untuk berkoalesens Abdulkarim et al., 2010b.
7. Daya sebar
Uji daya sebar dilakukan untuk mengetahui kelunakan krim saat digunakan pada kulit sehingga dapat diketahui area kulit yang terpapar oleh
sediaan saat sediaan digunakan atau dioleskan ke kulit. Nilai daya sebar berbanding terbalik dengan nilai viskositas. Jika viskositas rendah, maka daya
sebar akan tinggi, begitu pula sebaliknya Prasad, Kumar, and Prabhudutta, 2012. Daya sebar s
ediaan krim dengan diameter ≤ 5 cm menunjukkan jenis semistiff krim, sedangkan diameter yang bernilai 5 cm sampai 7 cm
menunjukkan sifat semifluid krim Garg, Aggarwal, Garg, and Singla, 2002.
8. Daya lekat