C. Metode Pembuatan Nanokrim
Proses pembuatan suatu nanoemulsi membutuhkan energi eksternal untuk dapat menyatukan semua bahan menjadi suatu sistem dispersi koloid McClements,
2012. Metode pembuatan nanokrim terdiri dari metode emulsifikasi energi tinggi dan metode emulsifikasi energi rendah. Metode emulsifikasi energi tinggi meliputi
high-shear  stirring,  emulsifikasi  ultrasonik,  homogenisasi  bertekanan  tinggi, mikrofluidisasi, dan emulsifikasi membran. Sedangkan metode emulsifikasi energi
rendah  meliputi  metode  phase  inversion  temperature  PIT,  emulsion  inversion point EIP, dan emulsifikasi spontan Koroleva and Yurtov, 2012.
1. Metode emulsifikasi energi tinggi
Pembuatan  nanoemulsi  menggunakan  metode  emulsifikasi  energi tinggi gambar 2 memerlukan konsumsi energi yang tinggi untuk pembentukan
dispersi, terutama jika nanoemulsi yang dibuat memiliki viskositas yang tinggi. Ukuran  droplet  yang  terbentuk  bergantung  pada  jumlah  surfaktan  yang
digunakan  karena  surfaktan  adalah  bahan  yang  berfungsi  untuk  menurunkan tegangan  antar  muka  fase  dispersi  agar  dapat  terdispersi  dalam  medium
dispersi,  kurangnya  surfaktan  akan  membuat  ukuran  droplet  menjadi  lebih besar karena terjadinya koalesens Gupta, Pandit, Kumar, Swaroop, and Gupta,
2010. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 2. Representasi skematik dari metode emulsifikasi energi tinggi: a sistem rotor-stator, b homogenisasi bertekanan tinggi, c emulsifikasi ultrasonik, dan d
emulsifikasi membran Koroleva and Yurtov, 2012
a. High-shear stirring
Alat  yang  digunakan  dalam  high-shear  stirring  adalah  alat  yang memiliki sistem rotor-stator, salah satunya adalah mixer. Penurunan ukuran
droplet terjadi seiring dengan peningkatan intensitas pengadukan mixing. Ketika media emulsi yang akan dibuat sangat kental, efisiensi dari sistem
high-shear  stirring  akan  menurun  dan  ukuran  droplet  emulsi  yang dihasilkan  dapat  mencapai  lebih  dari  satu  mikrometer  Koroleva  and
Yurtov, 2012. b.
Emulsifikasi ultrasonik Pembentukan droplet berukuran nanometer terjadi melalui proses
sonikasi. Pada proses sonikasi terjadi pembentukan gelembung udara dari aliran  nanoemulsi  kavitasi  akibat  dari  pelepasan  sejumlah  energi  secara
local Gupta et al., 2010. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Homogenisasi bertekanan tinggi
Sistem ini merupakan sistem yang paling sering digunakan dalam membuat  emulsi  yang  memiliki  viskositas  rendah  hingga  sedang.
Pembentukan  droplet  terjadi  karena  adanya  shear  forces,  turbulensi,  dan kavitasi.  Hal  yang  mempengaruhi  besar  ukuran  droplet  tergantung  dari
desain  alat,  viskositas,  dan  tekanan  yang  dihasilkan  oleh  alat  Gadhave, 2014.
d. Mikrofluidisasi
Mekanisme  emulsifikasi  pada  sistem  ini  terjadi  karena  adanya tumbukan  antar  cairan  yang  tidak  saling  campur  di  dalam  microchannels
yang bertekanan tinggi Gupta et al., 2010 e.
Emulsifikasi membran Pada sistem ini, pembentukan droplet terjadi dengan cara ekstrusi
atau pendorongan keluar fase dispersi melalui pori atau microchannels pada membran. Ukuran droplet yang terbentuk bergantung pada ukuran pori yang
terdapat pada membran Schultz, Wagner, Urban, and Ulrich, 2004.
2. Metode emulsifikasi energi rendah