Jenis dan Rancangan Penelitian Bahan Penelitian Alat Penelitian Analisis Data

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian tentang pembuatan nanokrim kojic acid dipalmitate dengan kombinasi surfaktan Tween 80 dan kosurfaktan polietilen glikol 400 menggunakan mixer termasuk jenis penelitian pra-eksperimental.

B. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel penelitian

a. Variabel bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah formula dan metode pembuatan sediaan nanokrim dengan menggunakan mixer. b. Variabel tergantung. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah sifat fisik dan stabilitas fisik nanokrim kojic acid dipalmitate. c. Variabel pengacau terkendali. Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah lama dan kecepatan pengadukan saat pembuatan nanokrim, serta suhu dan kelembapan saat pengujian stabilitas dipercepat. d. Variabel pengacau tak terkendali. Variabel pengacau tak terkendali dalam penelitian ini adalah suhu dan kelembapan ruang saat pembuatan nanokrim.

2. Definisi operasional

a. Kojic acid dipalmitate. Serbuk putih yang bersifat liposoluble, stabil terhadap panas dan cahaya, serta stabil dalam rentang kondisi pH yang lebar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI yaitu dalam rentang pH 4 hingga pH 9 yang secara in situ akan terhidrolisis oleh enzim esterase pada sel kulit menjadi KA. b. Nanokrim. Suatu dispersi koloid OW berbentuk semisolid yang terdiri dari fase minyak yang terdispersi ke dalam fase air dengan membentuk droplet dengan diameter sebesar 20-500 nm. c. Surfaktan. Suatu molekul yang memiliki gugus hidrofilik dan lipofilik yang dapat mempersatukan campuran air dan minyak. Surfaktan yang digunakan adalah Tween 80. d. Kosurfaktan. Suatu molekul yang dapat menurunkan tegangan muka antar fase lebih lanjut serta menfluidisasi lapisan film surfaktan. Kosurfaktan yang digunakan adalah PEG 400. e. Mixer. Alat yang digunakan dalam pembuatan nanokrim dengan metode high-shear stirring. f. Sifat fisik. Karakteristik fisik yang dimiliki sediaan nanokrim, meliputi sifat organoleptis, homogenitas, pH sediaan sebesar 4,5-7, tipe nanokrim OW, ukuran droplet sebesar 20-500 nm, viskositas pada kecepatan 287 rpm, daya sebar sebesar 5-7 cm, dan daya lekat sebesar kurang dari 4 detik. g. Stabilitas fisik. Stabilitas sediaan nanokrim, dilihat dari parameter sifat fisik sediaan yang telah melalui uji stabilitas dipercepat pada suhu 40 ± 2°C dengan RH sebesar 75 ± 5 selama 30 hari.

C. Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi kojic acid dipalmitate kualitas teknis, Cortico Mulia Sejahtera, Tween 80 kualitas teknis, Bratachem, PEG 400 kualitas teknis, Bratachem, VCO kuallitas teknis, Tekun Jaya, dan aquadest.

D. Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas Pyrex, neraca analitik OHAUS, mixer Miyako SM-625, mangkuk plastik, anak timbang, kaca ekstensometer, gelas objek, stopwatch, particle size analyzer PSA tipe dinamic light scattering Horiba SZ-100, pH meter SI Analytics, viskometer Rheosys Merlin VR, dan climatic chamber Memmert.

E. Tata Cara Penelitian

1. Formula sediaan nanokrim KAD

Formula acuan yang digunakan dalam pembuatan sediaan nanokrim OW tertera pada tabel I. Tabel I. Formula acuan nanokrim Bahan Fungsi Formula bb POEs Fase minyak 25 Tween 80 Surfaktan 30,4 Span 20 Surfaktan 7,6 Aquadest Fase air 37 Abdulkarim et al., 2010 Berdasarkan formula acuan di atas dilakukan modifikasi pada penggantian fase minyak yang sebelumnya digunakan POEs palm oil esters menjadi VCO, penambahan zat aktif berupa kojic acid dipalmitate, penggantian surfaktan Span 20 menjadi kosurfaktan PEG 400. Modifikasi juga meliputi pengurangan fase minyak serta penambahan fase air yang dilakukan berdasarkan pengamatan pada saat orientasi pembuatan dikarenakan konsistensi nanokrim yang terlalu berminyak. Formula modifikasi yang dihasilkan tertera pada tabel II. Tabel II. Formula nanokrim KAD Bahan Fungsi Formula bb VCO Fase minyak 20 KAD Zat aktif 1 Tween 80 Surfaktan 30,4 PEG 400 Kosurfaktan 7,6 Aquadest Fase air 42

2. Pembuatan sediaan nanokrim KAD

Metode pembuatan nanokrim KAD mengacu pada penelitian yang dilakukan Abdulkarim et al. 2010a mengenai pembuatan nanokrim piroksikam dengan metode energi tinggi jenis high-shear stirring dengan alat propeller. Modifikasi dilakukan pada alat yang digunakan, yang sebelumnya digunakan propeller diganti dengan menggunakan mixer yang sama-sama memiliki sistem rotor-stator dan prinsip high-shear stirring. Metode pembuatan nanokrim yang diacu dimulai dengan mencampurkan fase minyak dengan campuran surfaktan dengan propeller selama 15 menit, kemudian ditambahkan zat aktif dan dicampur kembali selama 30 menit, lalu ditambahkan fase air dan kembali dicampur selama 30 menit. Pada metode pembuatan nanokrim KAD yang dilakukan juga sama- sama dimulai dengan mencampurkan fase minyak, surfaktan, dan kosurfaktan yaitu VCO, Tween 80, dan PEG 400 dengan menggunakan mixer di dalam mangkuk plastik selama 15 menit. Setelah itu ditambahkan zat aktif KAD ke dalam campuran dan dicampur kembali selama 30 menit. Aquadest sebagai fase air ditambahkan ke dalam campuran dan dilakukan pencampuran kembali selama 30 menit.

3. Evaluasi sifat fisik sediaan nanokrim KAD

a. Uji organoleptis. Pengamatan secara visual terhadap bau, warna, bentuk atau konsistensi, dan ada tidaknya pemisahan fase sediaan nanokrim. b. Uji homogenitas. Sediaan nanokrim diletakkan di atas gelas objek, kemudian ditutup dengan penutup lalu diamati homogenitas dari dispersi partikelnya. c. Uji pH. Pengukuran pH sediaan nanokrim menggunakan pH meter, dilakukan dengan cara mencelupkan elektroda ke dalam nanokrim dan hasil pH akan langsung muncul pada layar setelah beberapa saat. Alat pH meter harus terkalibrasi secara berkala sesuai dengan indikator kebutuhan kalibrasi yang tertera pada layar pH meter. Kalibrasi dilakukan dengan menggunakan larutan buffer standar dengan pH 4 dan pH 7, pH meter harus bisa menunjukkan nilai pH yang benar sesuai dengan nilai pH buffer. Elektroda dicuci dengan aquadest setiap kali digunakan. d. Uji tipe nanokrim. Uji dilakukan dengan mendispersikan nanokrim ke dalam fase air 1:100 dan juga ke dalam fase minyak 1:100. Nanokrim yang dapat terdispersi sempurna dalam fase air aquadest menunjukkan tipe nanokrim OW, dan jika nanokrim dapat terdispersi sempurna dalam fase minyak VCO menunjukkan tipe nanokrim WO. e. Uji ukuran droplet. Pengujian ukuran droplet nanokrim dilakukan dengan menggunakan PSA tipe dinamic light scattering. Pengujian dimulai dengan mengencerkan sampel sampai 1000 kali menggunakan akuabides, kemudian sampel dimasukkan ke dalam kuvet kaca dan diletakkan ke dalam alat PSA. Alat PSA akan bekerja dengan menembak droplet dengan sinar pada sudut 90°, droplet akan menghamburkan sinar dan hamburan sinar akan terbaca sebagai ukuran droplet pada program Horiba SZ-100. f. Uji viskositas. Pengukuran viskositas dilakukan menggunakan viskometer Merlin VR dengan sistem co-axial cylinders. Sediaan nanokrim diisi ke dalam tabung co-axial cylinders sampai setengah penuh, kemudian silinder bagian atas dari co-axial cylinders diturunkan dan diukur viskositasnya pada rentang kecepatan 1-250 rpm. Hasil nilai viskositas langsung terbaca dengan menggunakan program Rheosys micra. g. Uji daya sebar. Sediaan nanokrim ditimbang sebanyak 1 gram, diletakkan di atas kaca ekstensometer dengan alas millimeter block pada bagian tengah dan ditutup selama 1 menit dengan penutup kaca dan beban sebesar 125 gram. Diameter sebaran sediaan diukur dengan mengambil panjang dari empat sisi lingkaran sebaran dan dirata-rata. h. Uji daya lekat. Sediaan nanokrim ditimbang sebanyak 0,03 gram, diletakkan pada gelas objek dan ditambahkan beban sebesar 1 kg selama 60 detik. Setelah itu beban diturunkan, dan gelas objek ditarik dengan beban anak timbang seberat 80 gram. Waktu yang dibutuhkan gelas objek sampai saling lepas dicatat. i. Perhitungan rasio pemisahan fase. Uji rasio pemisahan fase dilakukan jika terjadi pemisahan fase emulsi pada nanokrim. Uji rasio pemisahan fase dihitung dengan membandingkan volume emulsi yang memisah dengan volume total emulsi.

4. Evaluasi stabilitas fisik sediaan nanokrim

Evaluasi dilakukan dengan melihat parameter sifat fisik sediaan yang telah melalui uji stabilitas dipercepat yaitu sediaan yang disimpan pada suhu 40 ± 2°C dengan RH sebesar 75 ± 5 selama satu bulan atau 30 hari dengan menggunakan climatic chamber. Apabila sampel tidak mengalami pemisahan fase emulsi, maka selanjutnya dilakukan pengujian sifat fisik terhadap nanokrim setelah penyimpanan.

F. Analisis Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini berupa data sifat fisik nanokrim KAD yang meliputi sifat organoleptis, homogenitas, pH, tipe nanokrim, ukuran droplet, viskositas, daya sebar, dan daya lekat dari nanokrim baik sebelum maupun setelah dilakukan penyimpanan accelerated testing. Jika setelah masa penyimpanan tidak ada pemisahan fase yang muncul pada nanokrim, maka PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dilakukan kembali uji sifat fisik nanokrim. Uji statistik data menggunakan aplikasi program R 3.2.2. Uji normalitas distribusi data dilakukan dengan melihat nilai p p- value dengan tingkat kepercayaan 95. Data yang terdistribusi normal akan diolah dengan uji T, sedangkan data yang tidak terdistribusi normal akan diolah dengan uji Wilcoxon untuk mendapatkan p-value. Jika p-value kurang dari 0,05, maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan nilai yang bermakna setelah sampel mengalami penyimpanan atau dapat dikatakan nanokrim mengalami ketidakstabilan. Jika selama masa penyimpanan terjadi pemisahan fase sebagai bentuk ketidakstabilan, maka tidak dilakukan uji sifat fisik tetapi dilakukan perhitungan rasio pemisahan fase dengan menghitung rasio volume nanokrim yang memisah dibandingkan volume total nanokrim. 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Metode Pembuatan

Nanokrim KAD dibuat dengan menggunakan metode emulsifikasi energi tinggi high-shear stirring karena dibuat dengan menggunakan mixer yang memiliki sistem rotor-stator. Tata cara pembuatan nanokrim mengacu pada pembuatan nanokrim piroksikam yang telah dilakukan oleh Abdulkarim et al., pada tahun 2010 dengan perbedaan pada bahan, zat aktif, dan jenis alat yang digunakan, tetapi alat yang digunakan sama-sama bersistem rotor-stator. Nanokrim KAD telah dibuat oleh Al-Edresi dan Baie 2010 dengan menggunakan metode energi rendah EIP dengan menggunakan alat pengaduk magnetik termodifikasi dengan elektroda dan dihasilkan nanokrim KAD dengan ukuran droplet sebesar 350 nm. Perbedaan antara metode energi tinggi dengan metode energi rendah terletak pada energi yang dibutuhkan untuk pembuatan serta pada titik kritis yang menentukan keberhasilan dalam membuat droplet berukuran nano. Metode energi tinggi memerlukan energi yang lebih tinggi dibandingkan metode energi rendah, karena pada metode ini energi berpengaruh langsung terhadap proses pembentukan droplet, atau dapat dikatakan energi berperan sebagai pembentuk droplet sehingga terbentuk suatu nanoemulsi. Faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil droplet pada metode energi tinggi adalah jumlah surfaktan, karena surfaktan merupakan bahan yang dapat menurunkan tegangan muka antar fase sehingga fase minyak dapat terdispersi dalam fase air dan menjadi suatu nanoemulsi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

FORMULASI MIKROEMULSI MINYAK KELAPA DENGAN KOMBINASI DUA SURFAKTAN TWEEN 80 DAN GLISERIL MONOSTEARAT (GMS) ATAU DENGAN LESITIN

5 23 47

FORMULASI MIKROEMULSI MINYAK KELAPA SAWIT DALAM AIR MENGGUNAKAN KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN GLISEROL MONOSTEARAT ATAU LESITIN

0 11 37

PENGOLAHAN ABU SEKAM PADI DENGAN SURFAKTAN POLIETILEN GLIKOL MENJADI NANO PARTIKEL.

0 4 72

UPAYA PENINGKATAN KELARUTAN HIDROKLORTIAZIDA DENGAN PENAMBAHAN SURFAKTAN TWEEN 80 UPAYA PENINGKATAN KELARUTAN HIDROKLORTIAZIDA DENGAN PENAMBAHAN SURFAKTAN TWEEN 80.

0 0 7

Pengaruh variasi fase minyak virgin coconut oil dan medium-chain triglycerides oil terhadap stabilitas fisik nanoemulsi minyak biji delima dengan kombinasi surfaktan tween 80 dan kosurfaktan PEG 400.

3 54 98

Pembuatan nanokrim kojic acid dipalmitate dengan kombinasi surfaktan tween 80 dan span 80 menggunakan mixer.

4 50 88

Pembuatan nanokrim kojic acid dipalmitate dengan kombinasi surfaktan tween 80 dan kosurfaktan propilen glikol menggunakan mixer.

4 20 81

EFEK PERBANDINGAN SURFAKTAN DAN KOSURFAKTAN PADA MIKROEMULSI OVALBUMIN TIPE WO DENGAN MINYAK KEDELAI TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK DAN KIMIA (Mikroemulsi WO dengan Surfaktan Span 80 –Tween 80 : Kosurfaktan Etanol 96= 5:1; 6:1 dan 7:1)

0 0 130

SURFAKTAN TWEEN 80 DAN KOSURFAKTAN PEG 400 MENGGUNAKAN METODE SNEDDS (SELF-NANOEMULSIFYING DRUG DELIVERY SYSTEM)

1 5 18

Pengaruh perbandingan Surfaktan Tween 80 dan kosurfaktan PEG 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan alfa tokoferol untuk antiaging - USD Repository

0 1 158