Metode Pembuatan HASIL DAN PEMBAHASAN

37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Metode Pembuatan

Nanokrim KAD dibuat dengan menggunakan metode emulsifikasi energi tinggi high-shear stirring karena dibuat dengan menggunakan mixer yang memiliki sistem rotor-stator. Tata cara pembuatan nanokrim mengacu pada pembuatan nanokrim piroksikam yang telah dilakukan oleh Abdulkarim et al., pada tahun 2010 dengan perbedaan pada bahan, zat aktif, dan jenis alat yang digunakan, tetapi alat yang digunakan sama-sama bersistem rotor-stator. Nanokrim KAD telah dibuat oleh Al-Edresi dan Baie 2010 dengan menggunakan metode energi rendah EIP dengan menggunakan alat pengaduk magnetik termodifikasi dengan elektroda dan dihasilkan nanokrim KAD dengan ukuran droplet sebesar 350 nm. Perbedaan antara metode energi tinggi dengan metode energi rendah terletak pada energi yang dibutuhkan untuk pembuatan serta pada titik kritis yang menentukan keberhasilan dalam membuat droplet berukuran nano. Metode energi tinggi memerlukan energi yang lebih tinggi dibandingkan metode energi rendah, karena pada metode ini energi berpengaruh langsung terhadap proses pembentukan droplet, atau dapat dikatakan energi berperan sebagai pembentuk droplet sehingga terbentuk suatu nanoemulsi. Faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil droplet pada metode energi tinggi adalah jumlah surfaktan, karena surfaktan merupakan bahan yang dapat menurunkan tegangan muka antar fase sehingga fase minyak dapat terdispersi dalam fase air dan menjadi suatu nanoemulsi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Pada pembuatan nanoemulsi energi rendah, tidak diperlukan energi sebesar metode energi tinggi karena proses pembentukan droplet tidak dipengaruhi oleh besarnya energi, tetapi bergantung pada perubahan komposisi bahan dan suhu pada saat pembuatan. Nanokrim KAD pada penelitian Al-Edresi dan Baie 2010 dilakukan dengan menggunakan energi rendah EIP, di mana faktor kritis pembentukan droplet terletak pada perubahan nilai HLB yang disebabkan oleh berubahnya jumlah air pada campuran bahan. Oleh karena itu, pembuatan nanoemulsi yang dilakukan Al-Edresi dan Baie 2010 dilakukan dengan menggunakan pengaduk magnetik yang telah termodifikasi dengan elektroda agar dapat mengetahui titik terjadinya perubahan fase emulsi dari WO menjadi OW. Sedangkan pada nanokrim KAD yang dibuat dalam penelitian ini, dibuat dengan menggunakan metode energi tinggi high-shear stirring dengan alat mixer. Droplet berukuran nano terbentuk dari adanya proses pencampuran mixing yang dilakukan oleh mixer. Nanokrim KAD dibuat dengan menggunakan surfaktan dan kosurfaktan. Penambahan kosurfaktan dilakukan agar dapat menurunkan jumlah surfaktan yang digunakan karena kosurfaktan dapat menurunkan tegangan muka antar fase lebih lanjut dan memfluidisasi lapisan film surfaktan, atau dengan kata lain kosurfaktan dapat membantu kerja surfaktan dalam menurunkan tegangan antar fase. Surfaktan dan kosurfaktan yang digunakan adalah Tween 80 dan PEG 400 yang memiliki nilai HLB sebesar 15 dan 13,1 dengan perbandingan 8 : 2 dalam konsentrasi 38, dan memiliki nilai HLB gabungan sebesar 14,62 lampiran 2. Nilai HLB yang digunakan dalam pembuatan nanokrim KAD sudah sesuai dengan nilai HLB yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI diperlukan dalam membuat suatu nanoemulsi menggunakan surfaktan Tween 80 dan kosurfaktan PEG 400, dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan Suciati et al., 2010 yang membuat nanoemulsi yang stabil dengan menggunakan surfaktan Tween 80 dan kosurfaktan PEG 400 dengan nilai HLB gabungan sebesar 14,37. Nanokrim KAD yang dibuat dalam penelitian ini memiliki ukuran droplet sebesar 270,21 nm. Ukuran droplet nanokrim KAD memenuhi kriteria ukuran droplet sediaan nanokrim yaitu sebesar 20-500 nm. Hal ini menunjukkan bahwa nanokrim KAD dapat dibuat baik dengan menggunakan metode energi tinggi high- shear stirring dengan alat mixer maupun dengan metode energi rendah EIP menggunakan alat pengaduk magnetik yang telah termodifikasi elektroda.

B. Uji Sifat Fisik Nanokrim

Dokumen yang terkait

FORMULASI MIKROEMULSI MINYAK KELAPA DENGAN KOMBINASI DUA SURFAKTAN TWEEN 80 DAN GLISERIL MONOSTEARAT (GMS) ATAU DENGAN LESITIN

5 23 47

FORMULASI MIKROEMULSI MINYAK KELAPA SAWIT DALAM AIR MENGGUNAKAN KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN GLISEROL MONOSTEARAT ATAU LESITIN

0 11 37

PENGOLAHAN ABU SEKAM PADI DENGAN SURFAKTAN POLIETILEN GLIKOL MENJADI NANO PARTIKEL.

0 4 72

UPAYA PENINGKATAN KELARUTAN HIDROKLORTIAZIDA DENGAN PENAMBAHAN SURFAKTAN TWEEN 80 UPAYA PENINGKATAN KELARUTAN HIDROKLORTIAZIDA DENGAN PENAMBAHAN SURFAKTAN TWEEN 80.

0 0 7

Pengaruh variasi fase minyak virgin coconut oil dan medium-chain triglycerides oil terhadap stabilitas fisik nanoemulsi minyak biji delima dengan kombinasi surfaktan tween 80 dan kosurfaktan PEG 400.

3 54 98

Pembuatan nanokrim kojic acid dipalmitate dengan kombinasi surfaktan tween 80 dan span 80 menggunakan mixer.

4 50 88

Pembuatan nanokrim kojic acid dipalmitate dengan kombinasi surfaktan tween 80 dan kosurfaktan propilen glikol menggunakan mixer.

4 20 81

EFEK PERBANDINGAN SURFAKTAN DAN KOSURFAKTAN PADA MIKROEMULSI OVALBUMIN TIPE WO DENGAN MINYAK KEDELAI TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK DAN KIMIA (Mikroemulsi WO dengan Surfaktan Span 80 –Tween 80 : Kosurfaktan Etanol 96= 5:1; 6:1 dan 7:1)

0 0 130

SURFAKTAN TWEEN 80 DAN KOSURFAKTAN PEG 400 MENGGUNAKAN METODE SNEDDS (SELF-NANOEMULSIFYING DRUG DELIVERY SYSTEM)

1 5 18

Pengaruh perbandingan Surfaktan Tween 80 dan kosurfaktan PEG 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan alfa tokoferol untuk antiaging - USD Repository

0 1 158