Tema Penelitian Rumusan Masalah
10
menggerakkan eskalasi sosial, ekonomi, budaya dan politik, sehingga berperan dalam pembentukan ruang publik Kota Manokwari.
Oleh karenanya kajian budaya yang menitik beratkan perhatian pada usaha pemahaman sekaligus mencari peluang pemanfaatan ruang publik Kota
Manokwari ini diharapkan dapat: 1 Mendorong pengkajian dan pengembangan ilmu-ilmu kemanusiaan, bagi
warga masyarakat heterogeneous budaya, agar dapat mengedepankan kebijakan budaya cultural policy yang dapat mengakomodir kebutuhan
indigeneous budaya masyarakat setempat. 2 Membuka wacana pengetahuan gnostic akan adanya wandering of the
semantics sebagai serangkaian pesan bermakna yang berhamburan dalam kesengkarutan
perjalanan trajectory keseharian hidup masyarakat,
sehingga mampu menjadikan
subyek-subyek visioner
yang dapat
berpartisipasi sebagai creatoris ruang tak terbatas untuk mengakomodir bagi asosiasi bebas warga masyarakat.
3 Memberi kontribusi dalam perdebatan akademik tentang konsep strategi dan taktik yang ada dalam kontestasi kehidupan pragmatis, yang
sekaligus menjadi dasar untuk mengapresiasi dan penyusunan strategi kebijakan selanjutnya atas kegagalan maupun keberhasilan pembentukan
ruang publik Kota Manokwari. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11 6. Kajian Pustaka
Dewasa ini ruang publik semakin menjadi perhatian dari dunia internasional, pemerintahan negara-negara, pemerintah daerah, hingga unit-unit
wilayah yang dekat dengan lapisan masyarakat yang sekaligus menjadi kebutuhan bagi masyarakat publik. Masyarakat membutuhkan ruang publik
sebagai tempat beraktivitas, mengekspresikan diri, bekerja untuk mencari nafkah, rekreasi atau pun menjalin relasi sosial dengan sesamanya.
Dalam sebuah tulisan yang bertopik Hidden-Order dan Hidden-Power
pada Ruang Terbuka Publik, Studi Kasus: Lapangan Cikapundung Bandung,
RR. Dhian Damajani
8
memberikan simpulan penelitiannya di tahun 2007, bahwa:
“Konfigurasi ruang secara alamiah akan berubah sesuai situasi dan kondisi yang ada. Ruang fisik tidak menjadi
batasan untuk tetap dapat melakukan aktivitas. Dengan kata lain, ruang fisik dapat “berubah bentuk” sesuai dengan
konteksnya. “Peristiwa” yang dikonstruksi oleh para aktor mempunyai posisi yang lebih utama dibandingkan dengan
wujud spasialnya.”
9
Studi kasus pada Lapangan Cikapundung Bandung di atas memberikan pemikiran adanya kemungkinan proses perubahan bentuk dari ruang publik
8
Pengajar Program Studi Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung.
9
RR. Dhian Damajani. 2007. Jurnal Institut Teknologi Bandung ITB. Hidden-Order dan Hidden-Power pada Ruang Terbuka Publik, Studi Kasus: Lapangan Cikapundung, Bandung . J. Vis. Art. Vol. 1 D. No.
3, hal. 334.