memungkinkan peserta didik dapat menerima dan menguasai materi pelajaran dengan maksimal. Kegiatan tersebut diharapkan dapat menanamkan nilai taqwa,
disiplin, tekun, tertib, dan tanggung jawab.
c. Saat istirahat
Usahakan bisa tercipta kebersamaan, kekeluargaan seperti melalui kegiatan makan bersama. Para peserta didik biasanya membawa makanan dari rumah
masing-masing, dan saling memberi satu sama lain. Guru mendampingi dan memberi bimbingan tata cara makan yang baik, menyampaikan bahwa makanan
rumah lebih terjamin kebersihannya, kandungan gizinya dibanding dengan makanan jajanan di pinggir jalan. Para peserta didik dibiasakan mencuci tangan sebelum dan
sesudah makan, berdo’a sebelum dan sesudah makan, tidak berbicara saat sedang makan. Merapikan kembali peralatan makan, membersihkan sampah yang ada di
sekitar tempat makan.
Gambar 2.13. Makan Bersama di Sekolah Ratusan Siswa SD Purworejo Makan Ikan Bersama
Untuk mengisi waktu sebelum masuk kelas kembali para peserta didik bermain atau membaca buku baik di kelas atau di perpustakaan. Kegiatan tersebut
diharapkan dapat menanamkan nilai taqwa, bersih dan sehat, kebersamaan dan kekeluargaan, tertib,disiplin, tanggung jawab, dan gemar membaca.
d. Saat pulang
Ketika usai pembelajaran diakhiri dengan do’a bersama dilanjutkan dengan refleksi kegiatan, pesan moral, dan hikmah setelah melakukan kegiatan hari itu
Gambar 2.14. Guru memotivasi dan mengarahkan peserta didik untuk belajar di rumah dengan penuh semangat dengan cara diberi tugas atau pekerjaan rumah.
Kegiatan tersebut diharapkan dapat menanamkan nilai taqwa, tertib,disiplin, dan tanggung jawab.
Gambar 2.14. Kegiatan do`a Bersama
e. Saat ekstrakurikuler
Para peserta didik disarankan untuk memilih salah satu ekstra kurikuler Gambar 2.15 sesuai dengan bakat dan minat masing-masing. Sehingga
memungkinkan berkembangnya potensi peserta didik. Kegiatan ini juga dapat meningkatkan keakraban dan kebersamaan sesama peserta didik, walaupun
berbeda kelas.
Gambar 2.15. Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka
3 Upaya Menjaga Nilai-Nilai Karakter Budaya Sekolah Bertahan
Berbagai upaya perlu dilakukan oleh pihak sekolah agar budaya yang sudah dibangun tetap bertahan sehingga dapat menunjang keberhasilan pencapaian mutu
pembelajaran pada khususnya dan pendidikan pada umumnya. Beberapa upaya yang berhasil yang berdasarkan pengalaman terbaik mencakup:
a. Sosialisasi dan edukasi
Agar budaya sekolah dapat tercapai dengan baik dan tidak menimbulkan
masalah maka harus ada sosialisasi dan edukasi kepada seluruh stakeholders. Baik
dari dalam sekolah peserta didik, guru warga sekolah, orang tua maupun dari
Gambar 16. Sosialisasi Edukasi Budaya Sekolah
luar sekolah masyarakat sekitar, para pengantarpenjemput peserta didik, supir,
dll perlu adanya sosialisasi edukasi yang jelas tentang point-point apa saja yang
menjadi budaya sekolah, kapan waktu pelaksanaannya serta aturansanksi yang
akan diberlakukan.
Sosialisasi edukasi dilakukan pihak sekolah dengan cara antara lain: 1 Pertemuan diskusi dengan seluruh guru tentang tujuan,point-point budaya
sekolah yang diinginkan, kendalahambatan, waktu pelaksanaan, serta upaya dalam memaksimalkan budaya sekolah.
2 Adanya pertemuan dengan orang tua peserta didik dengan penjelasanpemaparan dari kepala sekolah tentang tujuan, point-point, waktu
pelaksanaan, serta bagaimana peran serta para orang tua demi terciptanya budaya sekolah yang diharapkan.
3 Sosialisasi dan penjelasan yang sama dan bagaimana peran serta mereka kepada warga sekolah lainnya seperti ; petugas kebersihan, satpam, supir antar
jemput sekolah, petugas tata usahakeuangan, karyawan sekolah, dll. 4 Sosialisasi dan penjelasan kepada para peserta didik tentang jenis budaya
sekolah, aturan, waktu pelaksanaan, serta aturansanksi bagi yang tidak menjalankan budaya yang telah ditetapkan.
5 Pembuatan papan-papan pengumuman yang memuat point-point budaya sekolah yang ditempel di dalam di luar sekolah mulai dari tempat parkir, ruang
satpam, lapangan sekolah, didalamluar kelas, perpustakaan, dll. 6 Slogan-slogan budaya sekolah yang ada di semua sudut sekolah seperti ;
madding dan koridor.
b. Keteladanan