yang akan memberikan pengetahuan serta pemahaman lebih komprehensif bagi peserta didik.
Proses belajar di lingkungan menyiratkan bahwa pembelajaran tidak hanya terjadi di dalam kelas, melainkan bisa juga terjadi di luar kelas. Proses pembelajaran diluar kelas
atau di alam sekitar pada dasarnya memberikan banyak keuntungan. Surakhmad 1982 mengemukakan paling tidak terdapat lima keuntungan belajar di luar kelas, yaitu:
1 Anak didik dapat mengamati kenyataan-kenyataan yang beraneka ragam dari jarak dekat
2 Anak didik dapat menghayati pengalaman-pengalaman baru dengan mencoba turut serta dalam suatu kegiatan
3 Anak didik dapat menjawab masalah-masalah atau pertanyaan dengan melihat, mendengar, mencoba dan membuktikan secara langsung.
4 Anak didik dapat memperoleh informasi dengan cara mengadakan wawancara atau mendengarkan ceramah yang diberikan.
5 Anak didik dapat mempelajari sesuatu secara integral dan komprehenshif.
Lingkungan merupakan sumber utama proses belajar, proses pembelajaran yang dilakukan di lingkungan paling tidak akan melengkapi hal-hal yang tidak bisa terjelaskan
dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Pemanfaatkan lingkungan dengan seoptimal mungkin akan mampu meningkatkan kualitas proses pendidikan.
C. Manajemen Budaya dan Lingkungan Sekolah
Manajemen budaya dan lingkungan sekolah melalui beberapa tahap kegiatan yaitu: 1 perencanaan program, 2 sosialisasi program, 3 pelaksanaan program, dan 4
evaluasi program.
1. Perencanaan Program
Dalam perencanaan penyemaian budaya dan pengaturan lingkungan sekolah perlu dirumuskan terlebih dahulu target atau sasarannya. Kemudian menyusun program
dan menentukan strategi mencapai tujuantarget. Profil budaya dan lingkungan sekolah yang diharapkan perlu dinyatakan dengan tegas. Program yang dibuat digolongkan
menjadi dua 2 besar, yaitu program penataan lingkungan sekolah utamanya fisik, dan program pengembangan lingkungan psikologis-sosial-kultural sekolah.
2. Sosialisasi Program
Sosialisasi program budaya dan lingkungan sekolah dapat dilakukan melalui bebsarapa cara berikut.
1 Sosalisasi program kepada pendidik. Ini dimaksudkan agar budaya dan lingkungan sekolah diketahui oleh pendidik sebagai pedoman berperilaku dan pemberian teladan
kepada peserta didik. Guru adalah pelaku utama pembinaan dan pengembangan budaya dan lingkungan sekolah. Melalui pembelajaran, pembiasaan dan keteladanan
guru, penyemaian budaya dan penciptaan lingkungan yang kondusif di sekolah dapat terealisasi.
2 Sosialisasi kepada peserta didik. Bertujuan menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya peran peserta didik dalam implementasi pembinaan dan pengembangan
budaya dan lingkungan sekolah. Dengan disosialisasikannya program tersebut, maka peserta didik diharapkan lebih aktif dalam mengimplementasikannya.
3 Sosialisasi melalui media cetak: buku, brosur, buletin, dan lain-lain. Hal ini dilakukan untuk memperluas informasi pembinaan dan pengembangan budaya dan lingkungan
sekolah yang tidak hanya kepada warga di sekolah, melainkan juga untuk komite sekolah, orang tua dan stakeholders lainnya.
4 Sosialisasi melalui internet. 5 Sosialisasi melalui pemasangan poster, baliho, dan spanduk. Pemasangan dilakukan di
tempat strategis. 6 Sosialisasi melalui kampanye pentingnya pembinaan dan pengembangan budaya dan
lingkungan sekolah. Kampanye dapat dilakukan melalui berbagai media, antara lain televise, parade seni, pameran, zikir bersama, isighosah, lomba-lomba, dan safari.
3. Pelaksanaan Program